All New Mercedes-Benz C-Class, Rasa Baru Si Mercy Bungsu
Meski tak lagi menyandang status “entry level”, W206 ini tetap menjadi si bungsu di keluarga sedan Mercedes berpenggerak roda belakang, yang terdiri dari S-Class, E-Class, dan C-Class. Dan si bungsu ini membawa pembaruan
Oleh
DAHONO FITRIANTO
·6 menit baca
Sejak kehadiran Mercedes-Benz A-Class pada 2018, sedan C-Class kehilangan statusnya sebagai sedan entry level di jajaran keluarga Mercedes. Namun, pabrikan mobil premium asal Stuttgart itu terus memperbarui C-Class untuk mempertahankan segmen sedan terlarisnya ini.
Pertengahan tahun lalu, tepatnya pada bulan Juli, PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) resmi meluncurkan C-Class generasi terbaru berkode W206 di Tanah Air. Generasi kelima (generasi keenam jika dihitung dari W201 yang belum menyandang nama C-Class) C-Class ini hadir dalam dua varian, yakni Mercedes-Benz C 200 Avantgarde Line dan C 300 AMG Line.
Meski tidak lagi menyandang status pemula alias entry level, W206 ini tetap menjadi si bungsu di keluarga sedan Mercedes berpenggerak roda belakang, yang terdiri dari S-Class, E-Class, dan C-Class. Dan si bungsu ini membawa berbagai pembaruan signifikan.
Presiden Direktur PT MBDI Choi Duk Jun mengatakan, All New C-Class merupakan model yang sudah sangat dinanti, di mana pendahulunya telah menjadi produk unggulan Mercedes-Benz di dunia, termasuk Indonesia. ”Sejak tahun 1982, lebih dari 10 juta Mercedes-Benz C-Class telah terjual di seluruh dunia, dan selama dekade terakhir, C-Class berhasil menjadi model dengan volume penjualan tertinggi. Di Indonesia, total penjualan C-Class telah melebihi 32.000 unit, menjadikan C-Class salah satu model terlaris selama 51 tahun Mercedes-Benz di Indonesia,” tuturnya saat peluncuran W206 di Jakarta.
All new C-Class ini mengusung bahasa desain ”Sensual Purity” yang sudah menjadi ciri khas mobil-mobil Mercedes terbaru. Salah satu ciri utamanya adalah lampu utama yang persegi menyipit dengan gril berbentuk trapesium bersudut tumpul, nyaris menyerupai oval. Bahasa desain yang dimulai dari mobil-mobil A-Class generasi keempat ini juga menghilangkan garis-garis bodi yang dinilai ”tidak perlu”.
Perwujudannya pada C-Class terbaru adalah desain yang simpel dan bersih, memunculkan kesan elegan daripada sporty. Memang, banyak yang bilang All New C-Class ini lebih mendekati bentuk sedan S-Class terbaru, hanya dalam wujud lebih kecil.
Walau berdimensi terkompak dibandingkan S-Class dan E-Class, W206 ini tetap membesar dibandingkan C-Class generasi W205. Badan C-Class baru ini lebih panjang 6,5 sentimeter (cm). Ini hanya 14 cm lebih pendek dari E-Class terbaru. Penambahan panjang ini berdampak pada jarak antarsumbu roda (wheelbase) yang kini memanjang 13 mm menjadi 2,8 meter. Ya, selisihnya tak terlalu signifikan dari W205, tapi memberi ruang kaki cukup lega di baris kedua (Kompas.id, 17/7/2022).
Baik varian C 200 maupun C 300 dilengkapi velg berdiameter 18 inci dengan desain yang berbeda. Desain velg C 300, yang Kompas uji coba pada akhir September 2022, membawa desain velg AMG terbaru, yang juga digunakan pada Mercedes-Benz GLS 450 sebagai SUV termewah Mercy. Velg C 300 dibungkus ban beda ukuran, yakni 225/45R18 di poros depan dan 245/40R18 di poros belakang.
Memasuki interiornya, segera menguar nuansa futuristis dari sedan yang dibanderol Rp 1,150 miliar (off the road per Januari 2023) ini. Salah satu yang langsung menonjol adalah layar utama berukuran 11,9 inci yang dipasang miring, menyambungkan konsol tengah dengan bagian dasbor. Layar besar ini juga mengingatkan pada interior S-Class terbaru (W223).
Sebagai salah satu hasil kerjasama antara Mercedes-Benz dan perusahaan teknologi komputer NVIDIA, tampilan pada layar ini sangat tajam dan halus. Kini berbagai pengaturan mobil, mulai dari pengaturan AC (climate control) dan fitur-fitur navigasi hingga hiburan, dapat diakses di layar utama ini. Alhasil, tombol-tombol fisik pengatur AC, misalnya, sudah hilang dari dasbor. Di bawah layar ini tinggal tersisa, antara lain, tombol selektor mode berkendara, tombol lampu hazard, dan pengatur volume audio.
Yang menakjubkan, tampilan fitur navigasinya yang menyajikan bentuk gedung-gedung di sepanjang rute yang dilalui dalam tiga dimensi. Tampilan gedung-gedung itu sangat mirip dengan aslinya sehingga meminimalkan kemungkinan tersesat karena pengemudi bisa langsung mencocokkan tampilan gedung-gedung itu dengan gedung-gedung sungguhan di rute yang dilalui.
Akan tetapi, kecanggihan tampilan navigasi ini dikhawatirkan tak akan digunakan maksimal, mengingat mobil juga dilengkapi konektivitas telepon pintar Apple CarPlay dan Android Auto yang lebih informatif secara real time. Pengemudi akan lebih banyak memakai aplikasi navigasi di telepon pintar, seperti Waze dan Google Maps, daripada peranti navigasi bawaan mobil.
Roda kemudi C 300 AMG Line ini juga mengadopsi desain roda kemudi AMG terbaru, dengan dua bilah papan pengontrol yang dipasang bertingkat secara horizontal. Tombol-tombol di bilah papan kontrol ini juga bisa dioperasikan cukup dengan disentuh atau diusap, menambah kesan futuristik pada mobil, walau kadang masih butuh penyesuaian saat pemakaiannya.
Salah satu fungsi tuas di roda kemudi ini adalah untuk mengubah tampilan panel instrumen sesuai selera pengemudi. Ada pilihan klasik, sport, hingga minimalis modern. Selebihnya panel-panel ini juga bisa mengaktifkan cruise control dan berbagai fitur keselamatan aktif.
All New C-Class memang sudah dilengkapi berbagai fitur keselamatan aktif yang sudah lazim ada di mobil-mobil baru sekarang ini. Mulai Blind Spot Assist dan Lane Keeping Assist yang memberikan peringatan getaran dan gerakan setir untuk mencegah mobil keluar dari lajurnya tanpa disengaja. Hanya saja, fitur Adaptive Cruise Control, yang sudah jamak pada saat ini bahkan untuk mobil-mobil di kelas jauh di bawah C-Class, belum terpasang di All New C-Class ini.
Kenyamanan di interior cukup mumpuni dengan kursi-kursi berlapis kulit sintetis Artico. Panoramic sunroof ganda di bagian depan dan belakang menambah lega suasana di interior. Penumpang pun dimanjakan dengan suara audio standar yang berada di atas rata-rata. Tirai mobil tersedia di kaca belakang yang bisa diatur elektronik, dan tirai pada jendela belakang kanan-kiri yang bisa diatur manual.
Tiba gilirannya untuk mencoba mobil ini berjalan di dunia nyata. Secara umum, pengendalian mobil ini lebih santun dari seri W205 pendahulunya. Di jalan tol sekalipun dengan mode berkendara Sport+, tenaga terasa tersalur mantap ke roda belakang, tetapi tidak yang meledak-ledak. Mobil tetap melaju dengan santun. Ada lima mode berkendara pada mobil ini, yakni Eco, Comfort, Sport, Sport+, dan Individual.
Bicara soal tenaga, C 300 ini dilengkapi mesin bensin empat silinder berkode M254 dengan kapasitas 2.0 liter (1.999 cc) yang dilengkapi turbo dan sistem hibrida ringan EQ Boost. Di atas kertas, mesin mengucurkan tenaga maksimal 258 HP pada putaran mesin 5.500-5.800 rpm. Sementara torsi puncaknya mencapai 400 Nm pada kisaran 2.000-3.200 rpm. Sistem EQ Boost-nya menyumbangkan tenaga 27 HP pada akselerasi awal.
Tenaga mesin itu disalurkan ke roda belakang dengan transmisi otomatis 9G-Tronic sembilan percepatan. Mercedes mengklaim, akselerasi dari posisi diam hingga kecepatan 100 km per jam hanya butuh waktu 6 detik.
Suspensi meredam jalan bergelombang di tol dengan baik sehingga pengendaraan terasa nyaman dan mantap. Genggaman tangan pada roda kemudi yang berbalut kulit Nappa terasa mantap.
Mampukah C-Class baru ini mempertahankan prestasinya sebagai mobil terlaris Mercedes, di tengah persaingan dengan A-Class Sedan dan pergeseran selera konsumen ke SUV? Kita lihat saja nanti kiprah All New C-Class ini.