Gaya Kompak Kasual Ibu-Anak
Pasangan ibu dan anak bisa memilih busana kasual yang senada untuk kegiatan sehari-hari.
Berbusana dalam warna senada bagi ibu dan anak bisa membawa kesenangan tersendiri. Gaya kasual dan santai membuat mereka tampil kompak. Didukung dengan warna-warna pakaian yang cerah menambah suasana semakin ceria.
Kegembiraan dan keceriaan dirasakan Ria Sarwono, salah satu pendiri Cottonink yang bersama Dora Willy, Cofounder Sissae, yang menampilkan koleksi busana untuk ibu dan anak di panggung Jakarta Fashion Week 2023, akhir Oktober 2022, di Jakarta.
Dua jenama ini dikemas dengan tema ”Playground of Dreams”. Mereka memboyong para ibu beserta anaknya untuk memeragakan aneka model busana kasual.
Ria memamerkan 12 koleksi berupa celana panjang, celana pendek, atasan, jaket, kulot, luaran, serta terusan buat para ibu. Untuk anak lelaki dan perempuan, ada kaus, busana terusan, celana pendek, dan kemeja bermotif yang sama motifnya dengan celana panjang ibunda. Untuk anak perempuan, ada atasan yang sama motifnya dengan kemeja panjang untuk ibunya.
Ia sengaja memilih warna polos atau warna-warni ataupun satu warna untuk koleksinya itu, tetapi dipadu dengan model busana dan motif yang pas dengan ”pasangan”-nya sehingga memunculkan keceriaan.
”Ini koleksi terbaru untuk melengkapi keseharian dengan gaya kasual. Untuk memberi ide segar ibu dan anak bisa tampil kembaran, tetapi enggak pengin tacky. Warnanya ada yang colorfull, tetapi ada juga yang agak gelap, tetapi tetap segar (dilihat),” kata Ria mengenai busana yang ia tampilkan.
Oleh karena untuk tampil sehari-hari, ia memilih katun sebagai bahan busana- busana tersebut agar nyaman dipakai. Ia juga mengeksplorasi bahan tencel yang juga ramah lingkungan. ”Pemilihan bahan menjadi hal utama karena anak usia 9-an tahun ke bawah suka berlari-lari, gampang keringatan. Karena itu, dia butuh bahan yang nyaman,” tambahnya.
Sesuai dengan tujuan pembuatan koleksi itu, Cottonink membuat celana berpipa lebar buat para ibu dan terusan yang juga longgar sehingga nyaman dan memudahkan bergerak mengikuti kelincahan anak-anak. Kebutuhan anak-anak untuk mengenakan pakaian yang mudah dipakai dan dilepas, membuat Ria mendesaian kemeja dengan kancing di depan atau celana panjang dengan resleting dan terusan dengan resleting panjang.
Buat anak perempuan, ada baju terusan dengan warna lembut, bermotif abstrak dengan warna merah bata dengan warna dasar kain krem, atau garis-garis. Ada pula terusan bermotif garis serta gambar wajah bocah dalam warna-warni biru, hijau, hitam, dan ungu yang menyegarkan mata.
Warna pastel
Pakaian kasual yang nyaman dipakai sehari-hari menjadi salah satu keunggulan Sissae yang menampilkan koleksi terbaru Sissae Chic dan Sissae Kids dengan tema ”Into the Bloom”. Koleksi baju rajutan (knit) dengan warna lila, kuning, putih, oranye, dan pink hadir dalam beragam model.
Sejak tahun 2021, Sissae Indonesia yang dikenal dengan produk qipao dan cheongsam ini meluncurkan produk terbaru untuk produk rajutan. ”Saat pandemi, kami bikin Sissae Chic yang bisa dipakai sehari-hari, lalu berubah menjadi knit. Kami bikin something casual yang orang bisa setiap hari, dengan rapi, bukan lounge wear,” ujar Dora.
Di landas peraga JFW, Dora lebih banyak mengajak ibu yang memiliki anak remaja perempuan. Baju rajutan berwarna hitam dikenakan sang ibu, sedangkan sang anak remaja mengenakan baju rajut berwarna hijau mint. Keduanya kompak dengan atasan off shoulder serta celana berpotongan lurus dan lebar.
Pasangan ibu dan anak lainnya, tampil dengan baju motif garis-garis. Sang mama mengenakan cardigan panjang dengan motif garis zig zag berwarna abu-abu, sedangkan anak perempuannya mengenakan atasan tanpa lengan yang dipadu rok mini berwarna hitam dengan sedikit motif garis-garis di bagian depan.
“Kami menampilkan Sissae Chic yang kebanyakan knit, dengan ciri khas benang katun dan pattern-nya. Biar enggak bosan melihat yang polos-polos. Knit untuk ibu dan anak perempuan dengan warna-warna pastel yang lebih feminin dan girly,” kata Dora.
Jadi pawang
Sebuah acara peragaan busana dengan menampilkan pasangan ibu dan anak yang bukan model professional tentu tidak mudah. Ria dan Dora tertantang untuk menghadirkan mereka dengan gaya santai dan natural. Selain harus mengikuti jadwal kegiatan mereka yang sebagian sudah bersekolah, ia juga harus membujuk anak-anak mau berjalan sesuai arahan. ”Saya kayak jadi pawang mereka,” kata Ria tertawa.
Ketika harus mempraktikkan hasil beberapa kali latihan dengan tampil di landas peraga, terjadilah tingkah lucu anak-anak. Ada yang jalannya tertinggal dari ibunya, ada yang tiba-tiba terlepas dari genggaman tangan sang ibu kemudian anak yang menjadi model tiba-tiba berbelok ke arah seorang penonton yang sepertinya ayahnya. Beruntung ia mau kembali lagi ke landas peraga untuk meneruskan langkah bersama ibunya.
Pada bagian lain, seorang gadis cilik yang bersama ibunya memamerkan baju terusan bermotif dan ibunya bercelana putih dengan paduan blus dan luaran hitam tampak terus menutup kuping. Wajahnya terlihat tak nyaman, tetapi ia terus melangkah di sisi ibunya. Rupanya ia kaget mendengar musik kencang yang menjadi pengiring para model berjalan di landas peraga. Ada-ada saja tingkah mereka, namanya juga anak-anak.
Tak berbeda dengan Dora yang mengajak teman-temannya untuk berjalan di landas peraga. ”Dengan persiapan yang mepet, tantangannya mempersiapkan para model. Untungnya ada teman-teman yang membantu kami,” kata Dora.
Perasaan lega terlihat di wajah Ria dan Dora yang tersenyum lebar ketika bersama semua model berjalan di landas peraga untuk mengakhiri peragaan busana. Setelah itu, mereka bubar masuk ke belakang panggung sambil tertawa riang.