Peluncuran EQS dan EQE, Lembar Sejarah Baru Mercedes di Indonesia
Ini adalah peluncuran perdana mobil listrik murni Mercedes di Indonesia. Tak mau tanggung, PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia langsung meluncurkan dua model mobil listrik, yakni Mercedes-Benz EQS dan EQE.
Oleh
DAHONO FITRIANTO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mercedes-Benz tidak mau ketinggalan dalam euforia fajar kendaraan listrik di Indonesia. Hari Kamis (8/12/2022), pabrikan mobil mewah asal Jerman ini meluncurkan mobil listrik murni di kelas premium.
Ini adalah peluncuran perdana mobil listrik murni Mercedes di Indonesia. Tak mau tanggung, PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), selaku distributor resmi mobil penumpang Mercedes-Benz di Indonesia, langsung meluncurkan dua model mobil listrik, yakni Mercedes-Benz EQS dan EQE. Keduanya adalah bagian dari keluarga sub-jenama Mercedes EQ khusus untuk mobil-mobil listrik murni Mercedes.
Ada tiga varian yang diluncurkan kali ini, yakni Mercedes-Benz EQS 450+ AMG Line, Mercedes-Benz EQS 450+ Electric Art, dan Mercedes-Benz EQE 350+ Electric Art.
Peluncuran dua model Mercedes elektrik tersebut dilakukan di ruang pamer khusus Mercedes-EQ Space yang berlokasi di lantai dasar mal Senayan City, Jakarta Pusat. Ruang pamer ini akan memajang mobil-mobil listrik Mercedes-Benz tersebut selama sebulan, yakni 8 Desember 2022-8 Januari 2023.
”Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia, di mana kami membuka bab baru pada bisnis kami di Indonesia dengan meluncurkan Mercedes-EQ. Melalui persiapan matang dan dukungan dari pihak-pihak, seperti PLN dan para dealer untuk memastikan infrastruktur yang sesuai, kami dapat menghadirkan lini kendaraan listrik kami di Indonesia serta menawarkan ketenangan pikiran bagi setiap pemilik kendaraan Mercedes-EQ. Sebentar lagi, model-model Mercedes-EQ lainnya juga akan ditawarkan di Indonesia,” ungkap Presiden Direktur MBDI Choi Duk Jun.
Mercedes-Benz EQS 450+ mengusung baterai lithium-ion berkapasitas 107,8 kWh yang diklaim mampu menempuh jarak hingga 770 kilometer dalam kondisi terisi penuh berdasarkan siklus uji WLTP. Tenaga listrik dari baterai ini disalurkan ke motor listrik dengan keluaran tenaga 333 HP dan torsi puncak 565 Nm yang menggerakkan roda belakang.
Pihak MBDI menyebutkan, baterai EQS 450+ dapat terisi penuh dalam waktu 10 jam dengan Wallbox berarus AC dengan daya 11 kilowatt (kW). Sementara pengisian menggunakan fasilitas fast charging berarus DC hanya membutuhkan waktu 45 menit dari kondisi baterai terisi 10 persen hingga 80 persen.
”Adik” EQS, yakni Mercedes-Benz EQE 350+, menggunakan baterai lithium-ion berkapasitas 90 kWh yang diklaim mampu menempuh jarak 660 km dalam kondisi terisi penuh (siklus WLTP). Tenaga baterai menggerakkan motor listrik dengan keluaran tenaga 292 HP dan torsi puncak 565 Nm yang disalurkan ke roda belakang.
Meski kedua model itu disebut-sebut sebagai ekuivalen dari sedan-sedan S-Class dan E-Class, baik EQS maupun EQE mengusung desain yang berbeda dengan dua model andalan Mercedes-Benz tersebut. Kedua model mobil listrik ini menggunakan platform arsitektur modular MEA (modular electrical architecture) yang dikembangkan Mercedes khusus untuk mobil-mobil listrik mereka.
Secara desain, EQS dan EQE mengambil bentuk sedan dengan moncong rendah dan buritan yang pendek dan tinggi, sehingga mengingatkan pada bentuk mobil-mobil liftback. Kedua sedan empat pintu ini menggunakan pintu tanpa bingkai (frameless door) dan seperti lazimnya mobil listrik, tidak lagi memiliki gril besar di bagian depan.
Kemudi belakang
Varian EQS 450+ juga sudah dilengkapi dengan teknologi rear axle steering yang memungkinkan roda belakang diputar hingga sudut 4,5 derajat. Fitur ini menunjang pengendalian sedan berdimensi panjang 5.216 milimeter (mm), lebar 2.125 mm, dan tinggi 1.512 mm ini. Dalam kendara perdana (first drive) mobil ini di seputaran Senayan, terbukti mobil ini lebih tajam saat diajak berputar arah (u-turn) dibandingkan EQE yang tidak dilengkapi fitur tersebut.
Selain itu, khusus untuk trim level EQS 450+ AMG Line dilengkapi dengan teknologi Hyperscreen. Teknologi ini menggabungkan tiga layar display OLED berukuran 12,3 inci di depan pengemudi, layar sentuh ukuran 17,7 inci di bagian tengah dasbor, dan layar sentuh ukuran 12,3 inci di depan penumpang depan. Tiga layar ini diberi penutup kaca yang mengesankan tiga layar ini menyatu di sekujur dasbor.
Sementara EQE memiliki dimensi lebih kompak dengan panjang 4.946 mm, lebar 2.103 mm, dan tinggi 1.510 mm. Baik EQS maupun EQE dilengkapi dengan atap kaca panoramic sliding roof dan sistem audio Burmester 3D Surround Sound serta sistem kendali iklim (climate control) empat zona.
Mobil listrik Mercedes ini dibanderol mulai dari Rp 2,215 miliar untuk EQE 350+ Electric Art; Rp 2,984 miliar untuk EQS 450+ Electric Art, dan Rp 3,410 miliar untuk EQS 450+ AMG Line. Semua harga dalam kondisi off the road.
Karyanto Hardjosoemarto, Deputy Director Marketing Communication & PR PT MBDI, menambahkan, peluncuran EQS dan EQE ini mengawali kehadiran mobil-mobil listrik dalam keluarga Mercedes-EQ di Indonesia. ”Saat ini diawali dengan peluncuran tiga varian dulu, tahun depan akan diluncurkan tiga model lagi, entah dengan berapa varian,” tutur Kerry, panggilan akrab Karyanto.
Choi Duk Jun mengatakan, peluncuran mobil-mobil keluarga Mercedes-EQ ini menjadi bagian dari strategi Mercedes-Benz ke depan untuk sepenuhnya beralih dari mobil dengan mesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) ke mobil-mobil listrik. ”Tahun 2030 tidak ada lagi mobil bermesin pembakaran internal. Semuanya mobil listrik. Setelah 2025, tidak ada lagi pengembangan mesin pembakaran internal. Bahkan, di Indonesia, kami tidak akan menjual mobil-mobil bermesin pembakaran lagi,” ungkap Choi.