Isu mode berkelanjutan masih terus bergulir. Empat desainer dengan dukungan Asia Pacific Rayon berusaha mewujudkan mode berkelanjutan.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·5 menit baca
ARSIP ASIA PACIFIC RAYON
Karya desainer Frederika dengan dukungan Asia Pacific Rayon yang tampil di Jakarta Fashion Week pada Minggu (30/10/2022).
Masifnya perubahan iklim mendorong beberapa desainer memilih bahan ramah lingkungan untuk produknya. Mereka menerima tantangan menggunakan bahan viscose yang dibuat dari serat pohon akasia. Hasilnya, busana yang nyaman dipakai, enak dipandang, dan mudah terurai.
Serat rayon bernama viscose merupakan serat ramah lingkungan pertama di Asia produksi Asia Pacific Rayon yang dibuat dari pohon akasia hasil hutan tanaman industri di Pangkalan Kerinci, Riau. Viscose yang membuat kain menjadi ringan dan lembut, menurut Evelyn Santoso, Head Of Business Development SEA, Asia Pacific Rayon, bisa larut dalam air atau terkubur di tanah lalu terurai dalam tempo 28 hari.
Evelyn menjelaskan pihaknya menggunakan teknologi produksi serat terkini yang mempunyai prinsip keberlanjutan. “Lewat produk baru ini kami mendukung industri mode dan bagi kebutuhan sehari-hari masyarakat untuk memakai produk yang sehat bagi lingkungan,” katanya pada pertengahan November lalu di Jakarta.
Tantangan kepada jenama Frederika, Batik Trusmi, Geulis dan Everyday untuk menggunakan serat baru dari kayu itu menghasilkan karya yang tetap menarik dan lebih ramah pada bumi.
ARSIP ASIA PACIFIC RAYON
Koleksi Everyday dengan dukungan Asia Pacific Rayon (APR) saat ditampilkan di Jakarta Fashion Week, Minggu (30/10/2022).
Deretan busana bercorak geometris dengan warna biru, merah, oranye, kuning pada kain putih dan abu menjadi koleksi terbaru jenama Everyday, misalnya. Motif serba kotak yang berada dalam satu baris memberi kesan manis dan tak membosankan karena kotak-kotak yang satu itu tidak seperti motif kotak yang biasa tampil berseliweran di banyak tempat.
“Kami terinspirasi oleh apa yang ada di perkotaan. Gedung berupa hotel, perkantoran bentuknya serba kotak. Bahkan gerbong (kereta) MRT juga berbentuk kotak. Itulah yang kami olah menjadi motif kotak pada koleksi kali ini,” tutur Fian Asfianti, Brand Manager Everyday pada Sabtu (26/11/2022).
Koleksi bernama “Shape & Form” tersebut berkonsep minimalis dan praktikal. Fian menjelaskan, koleksi-koleksi Everyday mengkhususkan diri sebagai pembuat busana bergaya urban yang modern dan kontemporer. Maka sangat wajar jika mengamati model busananya yang serba praktis, longgar, berwarna cerah agar nyaman untuk bergerak dan berwarna sebagaimana ciri para pemakainya, masyarakat urban yang dinamis.
Ada celana longgar yang dipadukan dengan blazer, gaun longgar yang membuat pemakainya leluasa bergerak, blus atau atasan panjang dengan bahu terbuka. Ada pula setelan celana pendek dan blus yang tampak santai tapi juga bisa untuk kesempatan datang ke pertemuan tak resmi. Pendeknya busana-busana itu bisa dipakai untuk bekerja di ruangan dalam atau di luar kantor tanpa takut si pemakai bakal gerah karena udara tropis di negara kita.
Menurut Fian, pada koleksi ini pihaknya mencoba tantangan memakai bahan benang dari bahan viscose. “Sebelumnya kami selalu memakai katun untuk busana produk kami, tetapi untuk koleksi sekarang kami padukan bahan dari rayon dan katun. Dua bahan itu sama-sama nyaman dipakai dan ramah lingkungan,” katanya.
Ia mengaku tidak menemui kesulitan berarti dalam pencampuran dua bahan tersebut sebab grup perusahaan tempatnya bekerja sudah memiliki teknologi pengolahannya.
ARSIP ASIA PACIFIC RAYON
Koleksi Geulis dengan dukungan Asia Pacific Rayon (APR) saat ditampilkan di Jakarta Fashion Week, Minggu (30/10/2022).
Coba Berulang-ulang
Secara terpisah Markus Happy Ganesha dari jenama Geulis senang mendapat tantangan mencoba serat baru, walau pihaknya sempat terkendala karena sifat bahannya. “Benar-benar dapat challenge parah karena harus menyesuaikan pemakaian bahan itu, tapi akhirnya bisa juga mendapat hasil yang bagus. Trial error berulang sebab tak mudah menangani bahan yang berbeda dengan biasa yang kami pakai,” ujar Markus.
Sebagai jenama modest fashion, Geulis menampilkan busana panjang yang menutupi sebagian besar tubuh pemakainya namun tetap nyaman digunakan. Lewat koleksi bernama Bloom Refresher Spring Summer 2023, Geulis menawarkan tren modest dalam busana fleksibel dan modern. Terusan warna ungu polos yang bisa menjadi pelengkap celana panjang bermotif bunga, atau siluet baju seperti layering dan celana panjang menjadi salah satu kekuatan koleksi Geulis.
Tak hanya membuat busana untuk perempuan, Geulis juga membuat celana panjang dan kemeja bergaya kasual dan dinamis buat para lelaki tetapi dalam jenama baru bernama Kasep.
ARSIP ASIA PACIFIC RAYON
Koleksi Batik Trusmi dengan dukungan Asia Pacific Rayon (APR) saat ditampilkan di Jakarta Fashion Week, Minggu (30/10/2022).
Dari Cirebon, Sally Giovanny, pemilik Batik Trusmi, juga mengakui tak mudah membuat busana dari viscose. Trusmi selama ini memakai bahan katun untuk karya batiknya, namun demi semangat ikut menyelamatkan lingkungan, Sally mencoba menaklukkan kesulitan perubahan kebiasaan memakai bahan katun ke viscose.
Detail unik
Inovasi tak pernah henti diperlihatkan oleh Frederika yang menampilkan batik secara berbeda pada koleksi bertajuk "Sweet Plantation: Resor 2023". Motif batik berbentuk kotak dengan detail desain buatan tangan dan batik kontemporer yang terdapat pada setelan celana-blus pendek ditutup luaran panjang di bawah dengkul warna hijau emas. Selain itu, ada blus tanpa lengan berwarna pink dipadu celana panjang putih itu. Dua koleksi tersebut sungguh mencuri perhatian.
Peletakan dan warna kotak pada dua setelan tersebut terlihat manis. Kotak pada blus hijau dikombinasikan dengan warna putih, sedangkan kotak pada blus merah muda dikombinasikan dengan warna merah tua. Unik dan menarik.
ARSIP ASIA PACIFIC RAYON
Koleksi Geulis dengan dukungan Asia Pacific Rayon (APR) saat ditampilkan di Jakarta Fashion Week, Minggu (30/10/2022).
Frederika Cynthia Dewi, pemilik jenama Frederika menjelaskan, untuk pembuatan koleksi itu, ia terinspirasi perkebunan akasia di lahan milik APR yang punya sistem penanaman ramah lingkungan. Jarak satu pohon ke pohon lain 3 m x 3 m secara presisi yang menunjukkan keharmonisan antara kebutuhan manusia dan alam. “Kotak-kotak tempat penanaman pohon itu yang menginspirasi saya,” tutur Frederika.
Ia berterus terang belum secara penuh memakai serat kayu pada koleksi kali ini sebab masih ada unsur polyester dalam kain yang ia gunakan. Akan tetapi ia berkomitmen untuk terus menambah bobot serat alam pada kain yang ia olah menjadi busana karyanya demi lingkungan yang lebih sehat.
Selain itu, Frederika juga membuat blus, gaun, dan kemeja dari bahan katun dengan warna hijau tua (moss green), pink dan putih dengan aksen berupa simpul buatan tangan. Busana dengan model longgar, detail unik plus warna segar membuat hari-hari pemakainya menjadi lebih indah dan bermakna.
ARSIP ASIA PACIFIC RAYON
Koleksi karya desainer Frederika dengan dukungan Asia Pacific Rayon yang tampil di Jakarta Fashion Week pada Minggu (30/10/2022).
