Purosangue, Sang Pengemban Kemurnian Ferrari
Ferrari akhirnya membuat model yang mereka enggani sebelumnya, yakni SUV yang diberi nama Purosangue. Kedigdayaan mesin, teknologi suspensi, dan kelegaan kabin bikin bingung; ini SUV, sport car, atau keduanya.
Memasuki tahun ke-75 di dunia otomotif, Ferrari meluncurkan Purosangue, model yang belum pernah mereka buat sama sekali, yakni mobil berkolong tinggi dengan empat pintu dan empat kursi. Kriteria itu identik dengan karakter sebuah SUV. Namun, mereka kukuh menyebutnya mobil sport, layaknya model Ferrari lainnya. Inilah segmen baru mereka.
Nama Purosangue dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti ”ras murni”. Dari nomenklatur itu, mereka hendak menegaskan bahwa mobil ini bukan sekadar SUV pada umumnya. Purosangue (dibaca ”purrosangwe”) mengemban DNA asli pabrikan ini, yakni mobil berkecepatan tinggi.
Penciptaan Purosangue dimulai dari angan-angan membuat mobil besar yang karakternya sama trengginasnya dengan model Ferrari lainnya. ”Ini adalah Ferrari sebagaimana mestinya dengan ruang yang lebih lapang,” kata Enrico Galliera, Chief Commercial and Marketing Officer Ferrari, kepada sejumlah jurnalis, termasuk Kompas, di markas Ferrari di Maranello, Italia, 8 September silam. Secara resmi, Purosangue diluncurkan pada 13 September 2022.
Galliera menyegarkan ingatan para jurnalis bahwa pada 2015, CEO Ferrari sebelumnya, Sergio Marchionne, pernah berujar bahwa mereka tidak akan membuat mobil serbaguna dengan empat pintu dan empat kursi. ”Mister Marchionne mengutarakan itu setelah mempertimbangkan mustahil membuat sport car dengan kenyamanan ala SUV. Teknologi yang kami punya saat itu belum memungkinkannya,” kata Galliera.
Marchionne dengan nada tegas bahkan pernah menjawab, ”Tembak dulu saya,” ketika ditanya wartawan pada 2016 tentang kemungkinan Ferrari memproduksi SUV, seperti dikutip dari Business Insider. Seiring berkembangnya waktu dan popularitas SUV makin meroket, sikap Ferrari melunak. Marchionne tidak lagi setegas sebelumnya.
Pada tahun itu, beberapa merek mobil kencang sudah mulai memasarkan model SUV. Porsche mengeluarkan model Cayenne sejak 2002 dan Macan sejak 2014. Lamborghini menjual SUV bernama Urus sejak 2018. Model Urus laku keras dan jadi tulang punggung penjualan Lamborghini. Dua merek Inggris, yakni Aston Martin dan Rolls-Royce, sedang menyiapkan model masing-masing, yang kelak bernama DBX dan Cullinan.
”Dalam beberapa wawancara setelahnya, Pak Marchionne bilang, ’kami akan memikirkannya (produksi SUV)’,” ucap Galliera. Sinyal menguat setelah Marchionne wafat pada 2018. Penggantinya, Louis Camilleri, menjawab pertanyaan produk SUV dengan Purosangue, pada tahun itu juga. Proyek membuat model yang sama sekali baru bagi Ferrari dimulai.
Ini adalah Ferrari sebagaimana mestinya dengan ruang yang lebih lapang.
Perancangannya berjalan dengan nama kode proyek Purosangue. Nama itu tak berubah hingga proyeknya kelar dan resmi diluncurkan. Menurut Galliera, tak ada nama lain yang lebih pantas. Penamaan ini sendiri ”menyimpang” dari kebiasaan Ferrari yang sering menyematkan angka cerminan performa pada modelnya. Baru kali ini nama model Ferrari bernuansa filosofis.
Namun, apakah semata-mata desakan pasar yang membuat Ferrari luluh membuat model SUV? Jawabannya, ya, dan tidak. Galliera mengisahkan, dirinya beberapa kali mendatangi kolektor Ferrari. Garasi para kolektor ini berisi mobil-mobil Ferrari eksotik yang lincah. Namun, sering terselip mobil merek lain berukuran tinggi besar untuk dikendarai bersama keluarga atau teman-teman. Purosangue dimaksudkan untuk mengisi ceruk itu.
Eksklusivitas
Motivasi itu menyiratkan bahwa Purosangue dibuat khusus untuk para tifosi garis keras Ferrari, para pelanggan istimewa, dan tentunya yang kaya-raya. Harga satu unit Purosangue dipatok mulai dari 390.000 euro atau sekitar Rp 6,4 miliar. Itu harga dasarnya, belum termasuk personalisasi modifikasi sesuai selera pemesan, juga bea pengiriman.
Meski pasar SUV menggiurkan, Ferrari bertekad menjadikan Purosangue sebagai produk eksklusif alias terbatas saja. Ferrari menyebutkan hanya akan mengalokasikan 20 persen dari total seluruh produksi Ferrari. Dengan ”hanya” memproduksi sekitar 12.000 mobil per tahun, pabrik Maranello bakal membuat sekitar 2.500 unit Purosangue saja.
Dengan begitu, Purosangue dipastikan tak akan mendominasi produk Ferrari pada masa mendatang. Strategi ini berbeda dengan kompetitornya, Lamborghini. Bersumber dari situs resmi mereka, pada 2021, penjualan SUV Lamborghini Urus mencetak angka 5.021 unit di seluruh dunia. Ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan model lainnya, seperti Huracan (2.586 unit) dan Aventador (798 unit); dua model yang sebelumnya dianggap marwah Lamborghini.
Bagi kami, Purosangue membuka segmen baru, ditujukan bagi orang-orang yang mencari mobil serbaguna yang lega sekaligus menggetarkan jiwa ketika dikendarai.
Ferrari menjaga tradisi mereka sebagai penghasil mobil berperforma tinggi, apa pun modelnya. Pada Purosangue, Galliera enggan menyebutnya sebagai SUV.
”Bagi kami, Purosangue membuka segmen baru, ditujukan bagi orang-orang yang mencari mobil serbaguna yang lega sekaligus menggetarkan jiwa ketika dikendarai. Jadi, Purosangue adalah sejatinya sport car dengan bonus ruang lega selayaknya apa yang disebut pasar sebagai SUV,” kata Galliera.
Baca juga: Ferrari Jakarta Luncurkan Roma dan SF90 Stradale
Rancang bangun Purosangue menguraikan pernyataan Galliera. Mobil ini berukuran panjang 4,9 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 1,5 meter. Jarak antarsumbu roda (wheelbase) 3 meter sehingga kabin baris kedua nyaman ditempati orang dewasa dengan ukuran jok yang sama dengan jok depan. Pada model Ferrari lainnya, konfigurasi kursi 2+2 biasanya diterjemahkan menjadi dua jok depan, ditambah dua jok berukuran seadanya di belakang.
Bagasi mobil ini bervolume 473 liter, dengan jok belakang yang bisa dilipat. Bandingkan dengan bagasi Ferrari 812 Superfast yang hanya 320 liter. Purosangue bisa mengangkut barang bawaan lebih banyak.
Karakter SUV juga terpancar pada penggunaan roda berdiameter besar. Velg depan berukuran 22 inci, sementara yang belakang 23 inci. Ketinggian kolongnya (ground clearance) 185 milimeter. Bila dibutuhkan, ketinggiannya bisa dinaikkan sampai 30 milimeter ketika mobil melaju di bawah 80 km per jam. Purosangue menggunakan suspensi aktif berteknologi True Active Spool Valve (TASV) System.
Sistem suspensi ini menggunakan motor listrik 48 volt untuk menguatkan resistensi terhadap guncangan. Dampaknya, suspensi ini menjaga guncangan bodi dan roda sehingga mengurangi kelimbungan ketika melibas jalan tak mulus dalam kecepatan tinggi sekalipun. Ketika menikung, ketinggian suspensinya bisa beradaptasi di rentang 10 milimeter, menyesuaikan gravitasi. Teknologi suspensi ini adalah salah satu paten baru Ferrari yang pertama kali diaplikasikan di Purosangue.
Gianmaria Fulgenzi, Chief Product Development Officer Ferrari, menjelaskan, pengembangan suspensi aktif ini berperan penting dalam perancangan Purosangue. Faktor pengendalian yang stabil adalah keniscayaan. ”Suspensi aktif inilah yang membuat kami yakin membuat mobil sport berukuran besar dan tinggi,” ujarnya.
Performa klasik
Dari sisi performa, karakter klasik Ferrari dijunjung tinggi. Mobil ini memakai mesin V12 yang sudah menghasilkan 80 persen torsi pada putaran mesin 2.100 rpm, dan mencapai puncaknya pada 716 Nm di putaran 6.250 rpm. Tenaga maksimalnya 715 HP pada 7.750 rpm. Dampaknya, mobil berbobot kosong 2,053 ton ini diklaim cuma butuh waktu 3,3 detik dari berhenti sampai 100 km per jam.
Mesin untuk Purosangue adalah mesin V12 yang sama sekali baru berkode F140IA, belum pernah dipakai di model apa pun. Di Maranello, perakitan mesin V12 diistimewakan. Lini perakitannya khusus untuk mesin V12, dengan para pekerja berkualifikasi tertentu. Satu teknisi bertanggung jawab atas satu mesin V12. Ini berbeda dengan perakitan mesin V6 dan V8.
Saat ini, keputusan terbaik adalah memakai mesin V12 karena inilah yang didambakan konsumen.
Mesin bercangkang merah itu tertanam di belakang sumbu roda depan (mid-front) dan terlihat hanya setengahnya saja ketika kap mesin dibuka. Sementara transmisi otomatis kopling ganda 8 percepatan dipasang di bagian belakang. Dengan konfigurasi ini, rasio beban depan-belakang menjadi 49:51.
Tenaga berlimpah Purosangue disalurkan ke empat roda melalui sistem penggerak all wheel drive (AWD). Namun dalam kondisi tertentu, sistem penggerak ini bisa sepenuhnya mengirim tenaga hanya ke roda belakang.
Penggunaan mesin pembakaran internal V12 pada Purosangue seperti bertolak belakang dengan kecenderungan Ferrari terkini yang lebih banyak pakai mesin V8 atau V6, juga sistem hibrida. ”Saat ini, keputusan terbaik adalah memakai mesin V12 karena inilah yang didambakan konsumen. Kedua, mesin V12 punya karakter suara yang khas, akselerasi tak putus membuatnya menyenangkan dikendarai. Sesuailah dengan konsep Purosangue yang berarti ras murni,” kata Fulgenzi.
Baca juga : Misteri Ferrari Tanpa Suara
Interior unit yang Kompas masuki terasa seperti ruang lounge mewah yang lega, baik baris depan maupun belakang. Ilusi kelegaan diperkuat dengan model buka pintu belakangnya yang berkebalikan dengan pintu depan, seperti kebanyakan model Rolls-Royce, tetapi tetap menyisakan pilar tengah.
Desain eksterior Purosangue sedikit mengingatkan pada Ferrari Roma, tetapi lebih tinggi dan gaya grilnya lebih gahar. Lekuk bodinya tampak anggun dan kekar pada saat bersamaan. Kekekaran itu, utamanya, terlihat pada sematan over fender, juga ”bahu” di atas spatbor belakang. ”Mendesain lebar dan ketinggian ’bahu’ itu yang paling banyak dapat revisi,” ujar Andrea Militello, pemuda 31 tahun anggota tim desainer yang dikepalai Flavio Manzoni.
Manzoni menjelaskan, semua lekuk bodi menyesuaikan alur aerodinamika. Pada bagian samping depan dekat pilar A terdapat terowongan untuk mengalirkan udara ke belakang. Lengkung atap juga mempertimbangkan itu. Di bagian wajah ada celah penangkap udara untuk mendinginkan ruang mesin. Sekilas celah itu seperti ruang untuk lampu utama, padahal lampunya cuma segaris di bawahnya. Brilian.
Secara keseluruhan, desain Purosangue pantas diacungi jempol. Lekak-lekuk khas Ferrari era klasik hingga modern bisa terbaca. Desain kokpitnya juga menakjubkan. Posisi duduknya rendah, seperti Ferrari SF90 Stradale. Purosangue menggunakan dua layar digital 10,2 inci; satu di balik kemudi, satu lagi di dasbor di hadapan penumpang depan.
Dengan kedigdayaan tenaga, desain menawan, dan interior canggih, rasanya Purosangue adalah SUV paling superior saat ini. Pabrik Maranello sedang sibuk memenuhi pesanan, yang bisa jadi termasuk pesanan dari Indonesia karena situs Eurokars Prima Utama sebagai dealer resmi Ferrari di Indonesia juga sudah memajang mobil ini.
Namun, pemesan mesti bersabar. Purosangue baru akan dikirimkan ke wilayah Eropa pada kuartal kedua 2023 dan AS pada kuartal ketiga. Rasanya tak sabar menanti apakah ”Si Ras Murni” ini lebih banyak berseliweran di pusat perbelanjaan mewah atau menjelajah jalanan nonaspal.