Berani Berubah untuk Kekuatan Diri

Name: Berani Berubah untuk Kekuatan Diri
Uploaded: 2022-11-19T22:04:54Z
Duration: 20 min 32 s
Description: Tampilan fisik, gaya, hingga pandangan hidup pasti mengalami transformasi seiring dengan pengalaman dan wawasan yang diperoleh. Akan tetapi, tiap perubahan bukan berarti menghilangkan jati diri.

Tampilan fisik, gaya, hingga pandangan hidup pasti mengalami transformasi seiring dengan pengalaman dan wawasan yang diperoleh. Akan tetapi, tiap perubahan bukan berarti menghilangkan jati diri.

Oleh

RIANA A IBRAHIM

· 4 menit baca

Perubahan merupakan suatu yang niscaya. Tampilan fisik, gaya, hingga pandangan hidup pasti mengalami transformasi seiring dengan pengalaman dan wawasan yang diperoleh. Akan tetapi, tiap perubahan bukan berarti menghilangkan jati diri. Metamorfosis yang sedianya terjadi adalah perjalanan mengukuhkan diri.

luxe ready-to-wear

couture

Untuk kategori siap pakai yang menutup pagelaran pada hari keenam, terpilih tiga jenama dan desainer yaitu Peggy Hartanto, Sean & Sheila, dan Aidan & Ice yang disatukan dalam tema Fashion Mutation #BeyondTransformation. Rangkaian karya mereka dibuka dengan aksi tari teatrikal yang apik sebagai simbol transformasi. Selanjutnya, disusul Sophia Latjuba bersama Putri Marino dalam balutan busana para desainer yang seolah memperkuat adanya mutasi gaya sebagai bagian dari perubahan.

Ejawantah perubahan pun ditegaskan Sean & Sheila yang ditangani oleh pasangan Sean Loh dan Sheila Agatha. Koleksi bertajuk Alter yang juga dibawanya ke Paris Fashion Week pada Oktober 2022 ditampilkan melalui para model yang beragam.

Dari ragam usia, jenis kelamin, dan ras, para model dihadirkan tak hanya menyajikan karya Sean & Sheila, melainkan juga merangkum babakan cerita tentang perubahan dan modifikasi tubuh sebagai bentuk perjalanan hidup yang menguatkan jati diri tiap individu.

Baca juga: Optimisme Melangkah Ke Masa Depan

Kekhasannya dengan gaya androgini tetap dipertahakan pada koleksi ini. Setelan blazer yang kebesaran dengan celana lebar, atasan asimetris dengan bahu terbuka dipadu rok lebar, atau kemeja twill dengan potongan yang tegas bermunculan. Pola dekonstruksi juga tak terlewatkan pada koleksi kali ini yang sebagian dituangkan dalam nuansa futuristik perak mengkilap.

Pemilihan gaya androgini dengan siluet yang kuat pada bagian bahu ini dilandasi pada perubahan yang terjadi, khususnya para perempuan, tidak akan memupuskan ketangguhannya. Pemberdayaan perempuan dan kaum difabel memang menjadi spirit dari jenama asal Purbalingga yang sudah berdiri sejak 2014. Bahkan tiap detil dari tampilan yang ada pada tiap koleksinya dibesut oleh para difabel.

Keberanian

Berbicara transformasi tentu tidak lepas dari bentuk keberanian. Meski suatu yang pasti, menerima perubahan membutuhkan keberanian. Desainer Peggy Hartanto yang telah berkarir selama 10 tahun ini kembali memberikan sentuhan manis melalui koleksi bertajuk Fantasia. Koleksi kali ini terinspirasi dari animasi-animasi legendarik milik Disney dipadukan dengan musik dramatis milik komposer Pyotr Tchaikovsky yang identik dengan komposisi balet, seperti Swan Lake. Adegan dari film Waltz of The Flowers (1940) juga menjadi sumber dari karyanya kali ini.

Tidak heran jika sebagian desain yang disuguhkan kali ini berupa aneka gaun. Dari yang panjang dengan siuet A lebar menjuntai, yang ringan melambai tanpa lengan, pencil dress tanpa lengan, gaun bergaya boho hingga gaun kasual yang sekilas seperti gaun denim sepanjang lutut. Menariknya, semua gaun ini tampak unik dan kian manis karena detil potongan setengah lingkaran yang dipasang di gaun. Ada yang menghias seluruh gaun. Ada juga yang menjadi aksen disusun menjadi bentuk bunga atau bentuk lain.

Detil potongan setengah lingkaran yang disusun atau dijadikan hiasan pada sepanjang gaun ini diakui Peggy berasal dari hobinya membuat ikebana ketika pandemi. Detil ini pun hampir muncul dalam semua koleksinya, selain Fantasi, yang diluncurkan sepanjang 2022 ini.

Kesan manis dan dramatis dari koleksi kali ini pun disandingkannya sebagian dengan warna menyala sebagai penanda keberanian melakukan perubahan.

“Koleksi ini sangat unik dan sangat minimalis, tapi tetap kuat nuansa mengenai transformasi. Untuk itu, pemilihan warna yang berani seperti hijau neon dan fuchsia,” ujar Peggy.

Begitu pula dengan jenama Aidan & Ice yang bergerak di bidang aksesoris dan perhiasan mewah. Nadia Tusin dan Eunice Salim yang merancang aneka perhiasan yang ekletik ini juga mengedepankan semangat transformasi. Bahwa penting keberadaan pernik ini untuk menyempurnakan pernyataan yang ingin diungkap seseorang lewat perubahan gayanya.

Dari anting, kalung, gelang, bando, bros, hingga strap kacamata atau yang bisa dipadukan dengan gaun tanpa lengan dibesut dari aneka bahan yang sebagian merupakan mutiara. Ada juga yag merupakan perpaduan tweed berhiaskan sequins dengan kristal sehingga tampak berkilau dan bisa dikenakan sebagai aksesoris pesta yang yang mewah.

Nadia dan Eunice menyampaikan, semua aksesoris yang dibuatnya ini tidak terbatas untuk penampilan feminin. Semua tergantung pada padu padannya. Bagi yang berjiwa bebas dan ingin tetap tampil unik, paduan tweeds yang dijalin bisa menjadi pilihan.

Sementara bagi yang ingin menonjolkan kesan mewah dan anggun, aneka aksesoris mutiara dan kristal bisa dikombinasikan dengan gaun atau setelan. Ini bisa merujuk gaya mendiang Ratu Elizabeth II atau bahkan mendiang Putri Diana yang busananya tidak neko-neko sesuai dengan jati diri dan karakternya, tapi tetap terlihat apik dan kuat karena aksesoris mutiaranya.

Perjalanan mencari jati diri memang tidak mudah, begitu pula menghadapi perubahan. Akan tetapi, solusinya bukan menghindar melainkan tetap menghadapi dengan berani dan beradaptasi seperti yang dilakukan para desainer ini untuk tetap relevan tanpa kehilangan karakternya.

Editor:

MARIA SUSY BERINDRA

kompas minggu jakarta fashion week desk budaya aksen-minggu jakarta fashion week 2023