Jenama JYK yang digawangi desainer Jenny Yohana Kansil dan Batik Durian Lubuklinggau kembali melenggang ke dunia mode internasional. Untuk kedua kalinya, kolaborasi mereka tampil di Milan, Italia.
Oleh
MARIA SUSY BERINDRA
·3 menit baca
Jenama JYK yang digawangi desainer Jenny Yohana Kansil dan Batik Durian Lubuklinggau kembali melenggang ke dunia mode internasional. Untuk kedua kalinya, kolaborasi mereka tampil di Milan, Italia. Kali ini, mereka mengemas Koleksi Spring Summer 2023 yang diberi tajuk ”Egalitarian” di panggung pekan mode Emerging Talents Milan Fashion Show di Palazzo Visconti, Milan, Italia, Rabu (21/9/2022).
Pada penampilan kali ini, JYK mengawinkan olah digital dengan warisan tradisional batik lewat cara mendesain ulang. Motif batik baru dibangun lewat gambar yang diolah dari foto durian dari kebun di Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Eksplorasi bunga durian yang memiliki keindahan tersendiri menghasilkan motif batik yang belum banyak diketahui publik.
Koleksi Egalitarian mengambil siluet dari era 1970-an yang melambangkan tahun kebebasan dan kesetaraan. Koleksi sepuluh busana terdiri dari rok mini hingga rok midi, siluet A-line, modern crop top, siluet high waist, flared jeans, hingga motif floral yang elegan.
Gaya 1970-an menggambarkan tak ada aturan dalam dunia mode. Hal itu selaras dengan JYK yang berani mendobrak batas dan penuh imaji. Batik tradisional yang alami bertransformasi menjadi desain sporty dan koleksi yang penuh warna. Desain batik durian dikombinasikan dengan bahan-bahan dari silk taffeta hingga stretch jersey, stripes heavy wool dan light silk organza, serta dilengkapi aksesori ribbon sporty.
Perempuan tangguh
Inspirasi koleksi Egalitarian dikaitkan dengan satu cerita dari Lubuklinggau, yaitu legenda Putri Silampari. Sebuah kisah yang mengungkapkan kesetaraan, pemberdayaan, dan sosok perempuan yang tangguh dari Lubuklinggau.
Putri Silampari merupakan sosok yang menyadari kekuatan dan kebebasannya untuk mempunyai posisi sama dengan laki-laki. Sosok yang tidak mudah menyerah dan mampu membuat keputusan untuk dirinya sendiri.
Desainer Jenny Yohana Kansil mengungkapkan, kisah ini juga menunjukkan bagaimana kesetaraan perempuan membawa pesan akan tidak adanya lagi pertentangan karena semua pihak, perempuan dan laki-laki, saling mendukung satu sama lain dengan rasa cinta. ”Cinta harusnya membebaskan satu sama lain, bukan mengikat atau mengungkung kebebasan itu sendiri,” ucap Jenny.
Kolaborasi JYK Fashion Label dan Batik Durian Lubuklinggau digagas Yetti Oktarina Prana, Ketua Dekranasda Lubuklinggau. Yetty menceritakan bagaimana awal mula kolaborasi keduanya bisa terjalin dengan baik.
”Awalnya dari obrolan ringan bersama Jenny Yohana Kansil. Awalnya saya tidak percaya diri dengan batik durian yang sederhana dan takut dia kecewa. Namun, pada 2021, kami punya visi yang sama, termasuk saat melihat pandemi, pembuatan batik tetap dikerjakan,” katanya.
Sebelum ke Milan pada tahun lalu, Yetti berpikir batik durian akan menjadi detail aksesori, tetapi ternyata malah diberi ruang cukup besar dan dominan dalam desain JYK. ”Batik yang tadinya saya pikir sederhana ternyata bisa tampil menarik. Batik durian cantik dengan caranya sendiri,” kata Yetti. (*)