Bazaar Fashion Festival kembali hadir untuk memberi kesempatan kepada para desainer Indonesia memamerkan karyanya.
Oleh
MARIA SUSY BERINDRA
·5 menit baca
Koleksi produk lokal selalu dinanti dan melekat di hati pencinta mode Indonesia. Kini, setelah pandemi mereda, para desainer bisa mulai menampilkan koleksi teranyar secara langsung. Desainer dan konsumen menyatu merayakan karya mode terbaru yang lebih segar.
Kolaborasi menjadi salah satu cara untuk memberi sentuhan baru bagi seorang desainer. Sebuah perpaduan dua karya yang bersinergi menyatu untuk saling menguatkan. Itulah yang dilakukan desainer Sapto Djojokartiko yang berkolaborasi dengan The Good Things in Life (TGTIL).
Koleksi Sapto, yang identik dengan baju pesta, untuk kali ini tampil dengan gaya yang lebih santai, yang bisa dipakai sehari. Warna-warna netral milik Sapto berpadu dengan warna yang lebih cerah seperti merah, biru, dan ungu dari TGTIL.
Atasan cropped top dengan bordiran khas Sapto dipasangkan dengan celana biru berpotongan lurus. Kesan busana santai yang bisa dikenakan saat hang out bersama bestie menjadi lebih lengkap dengan sandal wedges berwarna ungu. Koleksi lainnya, atasan oversized dan purple/brown biker short menampilkan kesan trendi sekaligus mewah.
Gaya pakaian yang ditumpuk juga menjadi salah satu tampilan yang diusung dalam koleksi Spring/Summer 2023 Pre-collection dari Sapto dan TGTIL itu. Kerah warna putih yang bisa dilepas menempel dengan manis di atas dress dari kain yang menerawang dengan celana di bagian dalam. Siluet yang nyaman dan santai hingga formal terlihat dalam kolaborasi karya mereka.
Kolaborasi apik dua jenama ini membuka rangkaian acara OPPO Bazaar Fashion Festival di Jakarta, Jumat (5/8/2022). Selama tiga hari, pencinta mode Indonesia dimanjakan dengan beragam karya para desainer kebanggaan Indonesia. Selain Sapto, pada hari pertama juga ditampilkan karya Bin House dan Ghea Panggabean. Beberapa desainer lain yang ikut meramaikan acara itu adalah Hian Tjen, Klamby, Lulu Lutfi Labibi x HARA, Nada Puspita, Sonderlab by Adrian Gan, dan TOTON.
”Koleksi terbaru Sapto Djojokartiko yang berkolaborasi dengan The Good Things dalam membuat harmonisasi baru. Sebuah konsep menarik dan kolaborasi pertama yang dilakukan oleh keduanya,” kata Editor in Chief Harper’s Bazaar Indonesia, Ria Lirungan.
Sapto mengatakan, untuk kolaborasi ini, dia ingin membuat napas segar untuk jenamanya. Saat pandemi selama dua tahun, kata dia, tidak banyak acara resmi yang membutuhkan gaya yang glamor. ”Sekarang, pelan-pelan balik seperti sebelum pandemi, jadi bikin baju yang lebih fleksibel aja, bisa dress up atau dress down, bisa dipakai untuk gaya kasual atau lebih resmi. Misalnya, kalau outer-nya dilepas, jadi bisa gaya yang lebih kasual,” katanya.
Selain itu, Sapto juga ingin melakukan diversifikasi produk dengan gaya yang lebih cocok untuk anak muda. Bagi Sapto, kolaborasi ini menjadi awal yang baik, terutama untuk penggemar koleksinya. Apabila sang ibu yang memakai koleksi Sapto ingin baju kembaran dengan anaknya, bisa juga memilih koleksi TGTIL yang lebih muda.
”Sebagai sebuah brand, saya mesti melihat ke depannya gimana. Kami harus aware dengan kebutuhan banyak orang, enggak sekadar mengikuti trend,” kata Sapto yang akan mengeluarkan koleksi spring/summer dalam waktu dekat.
Penuh warna
Desainer Josephine Komara yang akrab disapa Obin dengan jenama Bin House menampilkan karya bertema Denyut Kain untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Kain batik dengan warna-warna cerah dipadu dengan kebaya beragam model, seperti kebaya kutu baru dan kebaya dengan panjang di satu sisinya. Ada kemben yang dipadu dengan kain batik yang dililit.
”Setiap helai yang kami ciptakan merupakan terobosan baru yang very Indonesia. Sebuah baju memiliki ekspresi, mood,dan imajinasi sendiri yang berbeda,” kata Obin.
Lewat padu padan kebaya dan kain, para model dibagi dalam dua gaya berbeda. Para model yang mengenakan kain batik dan kebaya melengkapi penampilan dengan sanggul hsien dewi kahyangan dari China. Di sanggulnya terdapat pita warna merah putih serta warna lainnya. Mereka menari mengikuti irama lagu. Selain itu, para model juga ada yang menggunakan wig rambut bervolume besar.
Di sesi akhir penampilannya, dua model membawa sehelai kain batik bergambar peta Indonesia. Kain batik Merah Putih yang menjadi wujud cinta Obin untuk Indonesia.
”Ini adalah selebrasi kemerdekaan yang luar biasa. Show pertama setelah 2,5 tahun pandemi. Begitu banyak yang terjadi, begitu banyak air mata. Sekarang kita rayakan, perayaan kemenangan agar yang akan datang lebih baik,” kata Obin.
Kekayaan wastra Indonesia juga diangkat oleh desainer Ghea Panggabean. Untuk peragaan busana kali ini, Ghea mengambil bab pertama buku Asian Bohemian Chic: Indonesian Heritage Becomes Fashion yang dipresentasikan melalui koleksi bertajuk The World of Ghea: A Jumputan Journey. Dengan menggandeng model-model senior, seperti Okky Asokawati, Donna Harun, dan Ria Juwita, Ghea menampilkan kecantikan dan keanggunan kain jumputan.
Warna hijau, merah, oranye, serta ungu dengan motif jumputan ditampilkan untuk mengekspresikan kesegaran yang baru. Kimono bermotif jumputan dengan detail bordir warna emas di pergelangan tangan dipasangkan dengan celana dan ban pinggang berwarna emas.
Kebaya beludru dibuat dengan warna oranye dihiasi dengan bros berwarna emas dan ban pinggang senada. Ada juga rok lilit warna hijau bermotif jumputan yang memberi warna lebih segar untuk tampilan yang lebih chic.
Ghea juga memamerkan instalansi kain dan kreasi yang mengusung motif jumputan di pinggir landas peraga. Ruangan white space yang disesaki para undangan dikelilingi aura kegembiraan.
Tak ada lagi jarak antara desainer dan penggemarnya. Mereka mengenakan baju motif jumputan penuh warna.