Titik Beban Lensa Canon RF400mm F2.8
Saya mencoba menggunakan lensa super telefoto Canon RF 400mm F2.8 L IS USM tidak pada momen olahraga ataupun pemotretan satwa di alam liar, tetapi pada perhelatan musik Jazz Gunung di udara dingin Gunung Bromo.

Canon RF400mm F2.8L IS USM
Dua puluh tujuh tahun lalu, tepatnya di bulan Maret 1995, Phil Collins penggebuk drum dan sekaligus vokalis Genesis untuk pertama kalinya pentas secara solo di Sirkuit Ancol, Jakarta. Sebagai penggemar berat Genesis dan Phil Collins, tentunya ini merupakan kesempatan emas untuk mengabadikannya saat beraksi di atas panggung.
Bermodal lensa telefoto 500mm F4 dengan berat hampir 4,5 kilogram ditambah bodi kamera SLR dengan film 35mm analog seberat 1,5 kilogram, peralatan itu terasa amat berat. Belum lagi ditambah satu tas berisi lensa medium beserta aksesori lainnya.
Memanggul peralatan kamera ini dari area parkir kendaraan menuju lokasi konser di ujung kompleks Ancol itu tak kurang dari 1 kilometer terasa menguras energi. Maklum, konser megah ini dipadati sekitar 40.000 penonton. Jadi, mau tak mau harus berjalan kaki menuju lokasi panggung konser.

Konser Phil Collins di Sirkuit Ancol, Jakarta, Sabtu (25/3/1995). Dipotret dengan lensa 500mm F4 dan kamera SLR film negatif warna.
Bukan tanpa alasan membawa lensa 500mm ini di tengah padatnya penggemar Phil Collins. Setelah mengamati tata panggung berukuran 25 meter x 15 meter dengan tinggi 17 meter sehari sebelum konser, sangat penting menentukan sudut dan jarak pengambilan gambar untuk memastikan kebutuhan lensa yang akan digunakan.
Tata letak instrumen musik di atas panggung sedikit menyulitkan terutama posisi drum yang berada di tengah panggung. Padahal, ada momen penting, atraksi kemahiran Phil Collins ketika berimprovisasi saat menggebrak drum.
Panitia penyelenggara hanya memberikan izin pemotretan selama tiga lagu berlangsung. Ini tantangan untuk sigap mengambil beberapa gambar dengan variasi yang atraktif dalam waktu terbatas. Terlebih lagi, film negatif warna 35mm ISO 1600 yang terbatas.
Namun, beban menggunakan lensa 500mm yang harus ditopang dengan monopod agar beratnya stabil dan tidak goyang saat menekan rana terasa terobati. Apalagi ketika bisa mendapatkan sudut-sudut gambar yang atraktif saat Phil Collins membawakan ”Another Day in Paradise”, juga saat penting Phil Collins bermain drum secara close up, yang merupakan simbol jati dirinya sebagai drumer.
Perhelatan musik
Dalam dunia fotografi, penggunaan lensa jenis telefoto dengan jarak fokus panjang biasanya selalu diidentikkan dengan fotografi olahraga dan alam liar.
Namun, saya mencoba menggunakan lensa super telefoto Canon RF 400mm F2.8 L IS USM tidak pada momen olahraga ataupun pemotretan satwa di alam liar, tapi pada perhelatan musik Jazz Gunung di udara dingin di atas ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut di kawasan Bromo, Jawa Timur, pekan ketiga Juli 2022.

Dinding kawah Bromo dipotret dengan lensa Canon RF400mm f/2.8L IS USM, kamera Canon EOS R3, ISO 100, Aperture 5.62 (f/7.0), Exposure 1/1000.
Ini dilakukan untuk mendapatkan sensasi dari lensa yang memiliki diafragma bukaan besar F2.8 dan disokong dengan teknologi mirrorless kamera Canon R3.
Lensa RF400mm F2.8 L IS USM ini diluncurkan tahun 2021, merupakan lensa pengembangan dari Canon ketika melangkah memasuki teknologi mirrorless. Sebelumnya, tahun 2018, Canon meluncurkan lensa telefoto Canon EF400mm F2.8 L III USM untuk kamera seri DSLR.

Komparasi lensa Canon RF400mm f/2.8L IS USM yang digunakan pada kamera mirrorless Canon seri R dengan Lensa EF400 f/2.8 IS III USM untuk kamera DSLR Canon.
”Dengan adanya lensa super telefoto seri RF ini, Canon saat ini lebih fokus untuk mengembangkan teknologi mirrorless untuk kameranya seri R,” jelas Iqbal Rifqi Prayoga selaku eksekutif pemasaran unit bisnis Canon, PT Datascrip. Canon juga mengembangkan lensa-lensa telefoto seri RF600mm, RF800mm dan RF1200mm, tambah Iqbal.
Berat lensa ini 2,9 kilogram ditambah bodi Canon R3 seberat 1,15 kg. Total sekali angkat lensa berikut bodi kamera sekitar 4 kilogram. Cukup melelahkan bila tidak menggunakan penyangga kamera monopod, misalnya, ketika memotret pertandingan sepak bola yang berlangsung 2 x 45 menit dengan mata selalu di jendela bidik. Namun, bobot lensa ini lebih ringan bila dibandingkan dengan lensa-lensa telefoto puluhan tahun lalu.

Achmad Albar bersama Ian Antono dan Blue Fire Project di panggung Jazz Gunung 2022 di Amfiteater Jiwa Jawa Resort di kawasan wisata Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (22/7/2022). Dipotret dengan lensa RF400mm f/2.8L IS USM, kamera Canon EOS R3, ISO 2500, Aperture 3.62 (f/3.5), Exposure 1/100.
Dalam pemotretan panggung, etika tidak mengganggu penonton lebih diutamakan. Dengan beban kamera seberat 4 kilogram itu, saya sengaja tidak menggunakan monopod agar tidak menjadi titik perhatian penonton, dengan lokasi cukup jauh berada di belakang penonton.
Selain itu, juga untuk merasakan kinerja lensa yang memiliki penstabil gambar hingga 5,5 stops ini. Kamera yang digunakan kamera mirrorless Canon R3 yang dilengkapi penstabil gambar 8 stops di dalam bodi kamera.
Lensa super telefoto ini terdapat tiga plihan mode dalam pengoperasian stabilisasi gambar, Mode 1 untuk subyek yang tidak banyak bergerak, Mode 2 untuk panning secara horizontal dan vertikal memberikan koreksi goyangan tegak lurus terhadap gerakan panning, dan Mode 3 dipakai untuk subyek yang bergerak cepat seperti pemotretan di arena olahraga.

Mode yang tersedia pada lensa Canon RF400mm f/2.8L IS USM.
Terdapat juga fungsi pra-atur fokus memungkinkan pengguna menyimpan hingga dua posisi fokus khusus. Dengan memutar cincin playback, posisi mengembalikan fokus pada pemotretan yang sudah diatur sebelumnya. Ini biasanya digunakan pada saat rekam video, untuk menentukan titik fokus satu ke titik fokus lainnya.
Selain dibantu penstabil gambar yang ada pada lensa, saya masih harus mengandalkan insting dan feeling dan juga dibantu otot biseps untuk menahan lensa dan kamera pada tumpuan titik beban, di saat menekan rana pada momen-momen puncak, yang atraktif dalam suhu udara dingin di kawasan Bromo.
Meski ada beberapa momen kamera terasa sedikit terguncang, hasil yang terekam tidak terilhat kekaburan akibat goyang. Mungkin ini salah satu sistem kerja lensa dan kamera ini.
Secara fisik, bodi lensa Lensa RF 400mm F2.8 L IS USM berdiameter 163mm dengan panjang 367mm terbuat dari bahan magnesium alloy dan lensa ini adalah generasi ketujuh dalam seri 400mm f/2.8 Canon, dan versi IS ke-4.
Di dalam lensa ini terdapat susunan optik 17 elemen dalam 13 kelompok, menggunakan kaca Fluorite dan Super UD ditambah pelapis ASC (air sphere coating) dan pelapis Super Spectra.
Teknologi penggunaan kaca fluorit dalam konstruksinya untuk meningkatkan resolusi dan kontras gambar dan meminimalkan penyimpangan cahaya, seperti cahaya belakang subyek yang kuat, seperti ghost dan flare.
Bukaan diafragma besar F2.8 yang dimiliki lensa ini memberikan kemudahan, dalam memotret di bawah cahaya rendah, sedangkan bukaan terkecil pada diafragma f/32 dan jarak minimum fokus 2,5 meter.
Selain teknologi optik, lensa ini juga memiliki Dual Power AF bertenaga ganda untuk menangkap subyek dengan kecepatan fokus yang senyap. Lensa juga kedap debu, tetesan air, dan tahan guncangan.

Andien di panggung Jazz Gunung 2022 di Amfiteater Jiwa Jawa Resort di kawasan wisata Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (23/7/2022).Dipotret dengan lensa Canon RF400mm f/2.8L IS USM, kamera Canon EOS R3, ISO 3200, Aperture 3.00 (f/2.8)), Exposure 1/640.
RF 400mm F2.8 L IS USM dilengkapi tudung lensa ET-155 (WIII) relatif kaku dan ringan dengan berat 225 gram. Tudung lensa ini berfungsi untuk perlindungan dari cahaya samping lensa dan melindungi lensa depan dari benturan. Tas jinjing dan tali pegangan lensa sudah menjadi bagian dalam paket lensa ini.
Harga lensa RF 400mm F2.8 L IS USM ini untuk di Indonesia sekitar Rp 290 juta. Untuk kalangan profesional, ini memang terasa mahal, tetapi tampaknya sebanding dengan hasilnya.