Akhirnya setelah dua tahun terkungkung pandemi, kita bisa mudik dan vakansi lagi. Libur Lebaran kali ini terasa lebih spesial karena membuka pintu silaturahmi sekaligus menyibak jendela kebebasan.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·6 menit baca
Hore! Seruan ini sangat tepat untuk merayakan Lebaran tahun 2022. Akhirnya setelah dua tahun terkungkung pandemi, kita bisa mudik dan vakansi lagi. Libur Lebaran kali ini terasa lebih spesial karena membuka pintu silaturahmi sekaligus menyibak jendela kebebasan.
Adakah jalan di Yogyakarta yang lebih memesona daripada Jalan Malioboro bagi pelancong dari luar kota? Bahkan, selepas hujan deras pun pada Kamis (5/5/2022) sore, Jalan Malioboro dipadati ribuan pelancong. Sebagian dari mereka berdesakan sekadar mendapatkan sedikit ruang di bawah papan nama jalan bertulis Malioboro untuk foto bersama. Setelah itu, wajah mereka tampak lega. ”Kalau belum motret di sini, lo belum sah datang ke Malioboro,” ujar seorang anak muda sambil menarik tangan temannya untuk mendekat ke papan nama Jalan Malioboro.
Titik-titik lainnya di Malioboro juga dipadati pelancong, termasuk toko-toko, trotoar, dan pusat jajanan. Di antara ribuan pelancong Malioboro hari itu, ada Agung (40) bersama istri dan anaknya yang menongkrong di sisi pagar depan Benteng Vredeburg, di ujung selatan Jalan Malioboro. Selama satu jam di sana, pemudik dari Cakung Timur, Jakarta Timur, ini hanya duduk-duduk dan sibuk berswafoto. Tawa pecah saat mereka saling mengomentari foto yang diambil. ”Saya senang banget bisa ke Malioboro lagi setelah dua tahun. Ini semacam healing setelah dua tahun enggak bisa ke mana-mana akibat pandemi,” ujar Agung yang mudik ke rumah orangtuanya di Sleman.
Pada dua Lebaran sebelumnya, Agung dan keluarga tidak berani mudik karena ada pembatasan oleh pemerintah. Belum lagi dirinya sempat mengalami serangan panik ketika berada di keramaian. Agung ketakutan untuk bertemu banyak orang selama pandemi.
Rasa panik itu makin parah begitu ia mendengar orang-orang yang ia kenal dekat meninggal akibat terinfeksi Covid-19. ”Boro-boro mau wisata, keluar rumah aja deg-degan,” ujar laki-laki yang bekerja sebagai wiraswasta ini.
Momen Lebaran tahun ini benar-benar spesial bagi Agung. ”Ini bukan sekadar untuk hiburan, melainkan juga untuk menyembuhkan mental kita yang sangat lelah selama pandemi. Duduk-duduk di Malioboro pun jadi, yang penting kami bisa jalan-jalan dan bertemu keluarga,” kata Agung yang telah menghabiskan uang Rp 15 juta selama mudik.
Upaya mengusir kepenatan juga dilakukan Ivano Zandra (45) yang telah bersiaga di Dermaga 17 Marina Ancol, Jakarta, Selasa (3/5/2022), bersama penumpang lainnya. Mereka siap berangkat dengan destinasi ke Pulau Tidung di Kepulauan Seribu. ”Libur seminggu bosan juga kalau enggak ke mana-mana. Sudah dua kali Lebaran, saya di rumah saja,” ujarnya.
Hasrat Ivano bervakansi yang meluap kini tersalurkan. Warga Bintaro, Jakarta Selatan, itu menikmati segarnya udara dan pemandangan yang menyejukkan mata. ”Tahun lalu, mudik pun enggak bisa. Sama saja waktu bulan puasa pertama waktu pandemi,” kata wiraswasta ini.
Ivano bermalam dengan tarif Rp 840.000, termasuk biaya kapal pulang pergi, naik sepeda, konsumsi, paket snorkeling, dan sewa perahu bersama grup. Pulau Tidung ia anggap unik karena ketiadaan mobil. Hanya sepeda motor dan bentor yang melintasi gang-gang sempit. ”Enggak ada macet yang bikin stres. Pengalaman yang saya yakini teringat sampai tua,” katanya.
Di Lamongan, Jawa Timur, pemandangan ramai terlihat di Wisata Bahari Lamongan (WBL), Jumat (6/5/2022). Puluhan mobil dan belasan bus memenuhi tempat parkir, sementara penumpangnya sudah menyebar menikmati wahana yang ada di taman wisata itu.
Azizah (43), salah satu pengunjung, mengatakan belum pernah menikmati wahana di WBL meskipun dia warga Lamongan. Dia kali ini datang untuk mengenal lebih jauh tempat wisata yang ada di kampungnya itu. Kebetulan pandemi mereda dan pemerintah mengizinkan warga berlibur.
Menurut Azizah, keputusan pemerintah itu sangat membahagiakan karena warga butuh hiburan setelah belasan bulan mendekam di rumah. “Meskipun diizinkan keluar rumah, tetap harus menjaga diri. Kalau semua orang waspada, semoga korona cepat sirna,” ujarnya.
Nikmati sajalah
Jika yang lain mudik, beberapa warga yang ”terjebak” di Jakarta menyasar berbagai tempat wisata murah meriah yang ada. Meskipun beberapa harus gigit jari karena tutup, mereka tetap bersyukur karena bisa keluar rumah. Seperti yang terjadi pada keluarga Phaskie Ivanty (45) yang pergi ke Monas, Jakarta Pusat, pada Lebaran hari kedua.
Sayang, Monas malah tutup. Keluarga yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat, ini terpaksa piknik dengan menggelar tikar di depan pintu masuk Monas. ”Anak-anak yang ingin ke sini. Kami enggak mudik karena enggak punya duit terus kebentur putra saya ujian sekolah,” kata Phaskie, Selasa (3/5/2022).
Phaskie sekeluarga biasanya mudik ke Bangka Belitung atau Solo yang merupakan kampung istrinya. Apa daya laki-laki yang dulu bekerja di perusahaan travel itu terkena PHK sejak Mei 2020 karena perusahaan tempatnya bekerja limbung terdampak pandemi. Tak ada lagi uang untuk mudik. Untuk menafkahi keluarganya pun, ia mesti beralih profesi jadi pengemudi ojek daring dengan pendapatan sekitar Rp 100.000 sehari.
Namun, Ugi (42), istri Phaskie, dan dua anaknya tidak berkeberatan hanya liburan di depan pintu masuk Monas. Setidaknya Lebaran tahun ini mereka bisa bertemu sanak saudara lain sekaligus berwisata. Pengeluaran untuk jalan-jalan juga hanya sekitar Rp 200.000 untuk ongkos bensin motor, jajan, dan belanja di Pasar Pagi. Jauh lebih murah daripada harus mengeluarkan uang sedikitnya Rp 5 juta jika mudik. ”Lebaran tahun ini kami nikmati sajalah, syukuri sajalah,” kata ibu rumah tangga ini.
Sementara itu, Siti Sadiyah (65) bersama lima anggota keluarganya harus kecewa mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Rabu (4/5/2022). Keluarga asal Bekasi itu kaget mendapati kondisi TMII belum siap karena banyak fasilitas yang tutup dan sedang direnovasi. Siti dan keluarganya akhirnya menyantap bekal dari rumah di samping Museum Penerangan TMII.
Mereka selalu memilih TMII sebagai tempat berlibur. Selain jaraknya dekat, tiket masuk TMII murah dan banyak hiburan, seperti museum, taman, serta anjungan semua provinsi di Indonesia. Paling habis Rp 1 juta untuk wisata sekeluarga.
Aida, menantu Siti, menghibur diri. ”Memang enggak bisa masuk ke banyak tempat, tapi yang penting anak-anak bisa main bebas di luar rumah. Kasihan sudah dua tahun enggak ke mana-mana,” katanya.
Di Magelang, Jawa Tengah, Agus Sutiono (45) bersama keluarga memilih berwisata ke Candi Borobudur sekalian mengantarkan anaknya yang bersekolah di SMA Taruna Nusantara di Kota Magelang. Warga Tebet, Jakarta Selatan, ini pun menjajaki wisata VW Safari untuk berkeliling desa-desa sekitar candi, Jumat (6/5/2022). Tarifnya Rp 150.000 per jam.
Walaupun ada sedikit kekecewaan karena tidak bisa naik ke Candi Borobudur yang masih ditutup karena pandemi, renjana Agus ingin berwisatanya sudah terpuaskan.
Tidak masalah mau mudik atau berwisata ke mana. Asalkan selalu bersama-sama, pasti tetap bahagia. Beda dengan Lebaran sebelumnya. Selalu kumpul di rumah, tapi enggak bisa ke mana-mana. (BSW/TRI/MHF/BAY/DHF)