Sebastian Gunawan mengakui desain untuk kolaborasinya dengan Zen Tableware kali ini yang paling sulit. Perancang mode itu berdebat lumayan alot demi menghasilkan peranti makan yang terinspirasi ratu Mesir kuno Nefertiti.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·3 menit baca
Kecantikan ratu Mesir kuno Nefertiti menginspirasi perancang busana Sebastian Gunawan mendesain peranti makan premium. Bersama Zen Tableware, ia berkolaborasi ketiga kalinya untuk mengalihwahanakan media kreativitasnya menjadi porselen elok.
Dekorasi, interior, hingga busana undangan di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, terlihat megah. Beberapa penari beraksi dengan kostum Timur Tengah ditingkahi irama padang pasir. Tetamu pun mafhum akan relasi musik tersebut dengan produk yang diluncurkan.
Seusai hiburan tersebut, mereka mengamat-amati piring, mangkuk, teko, cangkir, hingga tatakan. Seraya menunggu waktu berbuka puasa dan santap malam, sejumlah pengunjung asyik berswafoto dengan latar pecah belah karya desainer yang kerap disapa Seba itu.
”Temanya Nefertiti yang berparas memukau dan tak lekang ditelan zaman. Cleopatra memang paling kuat, tapi Nefertiti yang tercantik,” katanya, Selasa (19/4/2022). Kepopuleran Nefertiti menerbitkan harapan Seba agar kreasinya pun selanggeng itu. Ratu tersebut dikenal dengan wajahnya yang simetris.
Seba menuangkan proporsionalitas itu dalam desain berkonsep geometri. Segitiga merepresentasikan piramida, sekaligus mewakili raga, pikiran, dan jiwa. Sementara, garis melambangkan stabilitas dan kemegahan. Ia juga membubuhkan belah ketupat yang diartikan kebahagiaan dan kemakmuran.
Perangkat yang dipamerkan terlihat padu dengan gradasi warna-warni indah dan memancarkan kemewahan. Jika tatakan, piring, dan mangkuk disusun tampaklah imaji serupa matahari, selaras dengan tradisi masyarakat Mesir kuno yang mengagungkannya.
Harga seri tersebut mulai Rp 1,6 juta per set yang berisi empat pasang cangkir dan tatakannya. Peranti terbesar seharga Rp 3 juta per set terdiri atas dua piring peraga. Koleksi bernuansa modern itu mencakup sembilan jenis yang disepuh warna emas di tepian berpadu putih dan biru.
Paling sulit
”Sebelum Nefertiti, saya berkolaborasi dengan Zen Tableware lewat Blue Moon dan Arcadia. Desain kali ini paling sulit. Sangat challenging (menantang),” katanya. Lekukan dan motif perlengkapan makan itu memaksa Seba berkutat selama tiga bulan hingga pengujung tahun 2021.
”Ukurannya bolak-balik diubah. Gagang teko saja dipikirkan bagian bawahnya. Perlu dicantumkan motif atau enggak. Debat sama Zen Tableware jadi lumayan alot,” katanya sambil tertawa. Seba berkali-kali membenahi Nefertiti sekaligus belajar memahami produksinya.
”Panas untuk bikin produknya sangat berpengaruh. Kalau enggak stabil, warna emasnya bisa kecokelatan. Enggak rata dan konsisten,” katanya. Jika tak puas, ia terus mencoba hingga warnanya ajek. Seba berupaya merancang corak agar tak menabrak variasi warna hidangan dan garnisnya.
Nefertiti dibuat dengan tahap spesial hingga hasilnya berbeda. Pembakaran dituntaskan dengan suhu 850-1.300 derajat celsius. ”Aplikasi warna emas membuat durasinya ekstra. Ditambah dua hingga tiga jam,” ujar Presiden Direktur PT Indo Porcelain Tjandra Suwarto.
Nefertiti pun lebih artistik berkat sapuan warnanya yang dibuat dengan tangan. Peradaban Mesir kuno amat masyhur dengan kesejarahannya yang panjang. ”Budayanya terpandang karena begitu adiluhung. Semoga bisa menambah wawasan konsumen juga,” kata Tjandra.
Peluang terbuka
Nefertiti sebenarnya siap dirilis pada awal Februari 2022. Rencana menyambut Imlek tersebut buyar lantaran pandemi yang kian merebak. ”Bukan bermaksud menunda, tapi waktunya belum memungkinkan,” ucap General Manager Sales and Marketing Zen Tableware Lina Darmali.
Sembari menanti momentum, Seba terus menyempurnakan reka ciptanya. Lina sama sekali tak keberatan karena mitranya itu bekerja dengan perspektif seni. ”Penyesuiannya pun yang simpel-simpel saja. Seba sudah dikenal hingga luar negeri sehingga kami support (mendukungnya),” ujarnya.
Prospek peralihan memasarkan Nefertiti menjelang Lebaran justru tak kalah besar. Peluang porselen tersebut dikeluarkan saat menikmati sajian di sela halalbihalal, kian terbuka. ”Tetap jadi berkah. Bisa juga pembeli mengemasnya buat parsel,” kata Lina sambil tersenyum.