Bukber Penawar Rindu
Buka puasa bersama bukan lagi sekadar rutinitas religi. Iftar seraya bercengkerama di ruang publik dirapel aneka tujuan. Substansi membatalkan puasa tak lantas pudar dengan sambilan yang menghibur, hangat, hingga serius.
Buka puasa bersama alias bukber lazim dibundel dengan bermacam agenda. Bukber memang tidak lagi sebatas momen keagamaan, tapi sudah lama jadi momen sosial. Kali ini, bukber lebih spesial, sebagai penawar rindu hati setelah dua tahun dibekap pandemi.
Sore itu, Selasa (12/4/2022), suasana Kafe Janji Rasa di Jalan Karya Dame, Kota Medan, berangsur ramai. Beberapa meja ditata sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk digunakan makan bersama. ”Ini sudah dipesan,” kata pramusaji.
Menjelang maghrib, tak kurang dari 80 tamu memenuhi kafe. Rata-rata datang berombongan mulai empat hingga belasan orang. ”Sudah dua tahun tak bisa bukber. Ini kesempatan kami bisa jumpa kawan-kawan sambil makan bareng mumpung sudah boleh,” kata Susan, yang malam itu datang bersama belasan kerabatnya.
Mereka makan lalu berbincang hingga dua jam, bahkan ada yang lebih, sebelum foto-foto dan pulang.
Pemilik kafe Janji Rasa, Jennifer Swan, mengatakan, awal Ramadhan kafenya sempat sepi dan dikhawatirkan akan sepi terus. Dia bersyukur akhirnya ramai.
Di tempat lain, Nashran Ahmaddin menyampaikan tausiah mengenai kemuliaan Ramadhan dan kemaslahatan bermagfirah. Sekitar 50 anggota jemaah menyimak dengan takzim. ”Betapa pun kelamnya masa lalu, pintu ampunan senantiasa terbuka,” kata Nesha, sapaan akrab ustaz tersebut.
Seusai shalat Isya, ia mengisi jeda sebelum menunaikan Tarawih. Di Rumah Al-Quran Aqsyanna, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (15/4/2022), jemaah telah memuaskan lapar dan dahaga di stan-stan makanan. Taklim Nesha menyusul temu wicara siang harinya yang diisi Annisa Theresia atau Tere.
Pembicara yang dulu dikenal sebagai penyanyi itu menuturkan pengalamannya dilimpahi hidayah dengan jalan cukup berliku. Mereka meramaikan Silah Ukhuwah Fair bertema ”Gerak Amal Ramadhan”, ajang silaturahmi alumni SMA Negeri 70 Jakarta sekaligus bukber.
”Sambil ngumpul, beramal. Jadi, bukbernya enggak sia-sia,” ujar Vini Rici (45), pengunjung Silah Ukhuwah Fair, sambil tersenyum. Lebih dari sekadar makan bersama, mereka yang hadir juga menebar kebaikan untuk sesama. Tetamu, umpamanya, diajak berbagi dengan santri-santri tahfiz.
”Mereka butuh bantuan supaya bangunan di Pamulang (Tangsel) bisa berdiri. Baru 10 persen rampung,” ucap anggota tim pencari dana Pesantren Qalam Kalbu, Vemila Maharani. Tak melulu mengejar bekal untuk hari nanti, bazar pun tersedia untuk mereka yang hendak membeli kerajinan, suplemen herbal, dan pakaian.
Pemilik Klenger Burger, Velly Kristanti, tak ketinggalan berbagi pengalaman menjalankan usahanya. Hingga sekitar pukul 20.30, konsumen terlihat masih ramai berbelanja. ”Harapannya, mereka yang datang bisa menjalin persaudaraan,” ujar Ketua Panitia Silah Ukhuwah Fair Rizalman.
Demikian bukber yang tak lagi sekadar rutinitas religi. Berbuka seraya bercengkerama di ruang-ruang publik kini kerap dirapel aneka tujuan. Substansi membatalkan puasa tak lantas pudar dengan sambilan-sambilan yang menghibur, hangat, hingga serius.
Biota laut
Bukber diselubungi rekreasi, misalnya, terlihat di Jakarta Aquarium & Safari (JAQS). Tamu menyantap masakan sembari menyaksikan lenggak-lenggok biota laut di balik penampang kaca besar. Di hadapan pengunjung, hiu, baronang, penyu, pari, dan botana kuning melaju dengan anggun.
Tamu bebas sepuasnya makan kurma, bubur kacang hijau, kolak, es campur, gorengan, sup, piza, tortila, mi tek-tek, pasta, nasi goreng, bihun, puding, dan buah. ”Paket Bukber Puas dapat dinikmati dengan tarif mulai Rp 275.000 per orang,” ujar Head of Social, Branding, and Communication JAQS Fira Basuki.
Tamu bisa melakukan reservasi hingga hari terakhir Ramadhan. Seraya berbuka, mereka dihibur musisi marawis dan penyelam yang memainkan beduk bawah air. Pengunjung juga bisa menyimak opera mini bertajuk 1001 Mimpi tentang pemuda yang bertemu jin bawah air.
”Jin atau putri duyung itu mengabulkan tiga permintaan. Sekitar 20 orang menggelar 1.001 malam. Persiapan mereka sekitar sebulan,” ucap Fira. Lebih kurang 10 orang berbusana biru dipadu perak memainkan rebana, gitar, dan tamborin. Irama mengentak bertalu-talu di sela doa yang dilantunkan vokalis dengan merdu.
Pada Kamis (14/4/2022) petang, Juni Records juga menggelar bukber dengan media di Plaza Senayan, Jakarta. Acara bertajuk ”Juni Day” tersebut diisi perkenalan Sade Susanto dan duo Biru Baru yang bergabung di bawah bendera Juni Records.
Sembari menanti bukber, Sade dan Biru Baru bergantian membawakan lagu barunya. Lokasi itu termasuk privat dan jumlah undangan terbatas. Semua khusyuk menyimak hiburan.
Menjelang berbuka, kolak pisang dan es teh selasih disuguhkan. Begitu tiba waktu berbuka, semua makanan sudah siap, mulai daging ayam, sapi, bebek, kambing yang dilengkapi salad, mi, nasi, sayuran, soto, kurma, kue, hingga puding.
Seusai buka puasa, Raisa tampil disusul obrolan tentang rencananya menggelar Raisa It’s Personal Showcase di Stadion Tennis Indoor, Jakarta, pada 14 Mei 2022. Masker tetap dikenakan, kecuali saat bersantap.
CEO Juni Records Adryanto Pratono mengatakan, buka puasa bersama memang menjadi tradisi Juni Records untuk mengenalkan roster-roster Juni. ”Mungkin karena bukber santai. Lebih mingle (berbaur). Enggak kaku ketimbang konpers (konferensi pers). Akustiknya juga bagus banget, plus di tengah kota,” ujarnya.
Sekitar 70 orang datang ke Antasore Japanese Dining, Rabu (13/4/2022), untuk bukber sambil menikmati Wonderland Records Media Day. Puasa ini ternyata dimanfaatkan juga sebagai kesempatan kembali berkontak langsung dengan rekan kerja.
Rendy Pandugo, Mikha Angelo, dan Noui yang berada di bawah label rekaman Wonderland juga diperkenalkan dan menghibur undangan. ”Dari Wonderland berdiri dan kita kerja bareng, baru ini ya ketemu langsung,” seloroh Aldilla Karina yang memandu acara sore itu kepada CEO Wonderland Records Inu Numata.
”Kenapa enggak sekalian mediagathering. Belum pernah ketemu juga. Kebetulan puasa, pas bersilaturahmi, kan,” ungkap Aldilla, yang merupakan founder Creathink Publicist.
Manajer Antasore Shela Puspita (24) menjelaskan, tempat yang dikelolanya memang membuka ruang untuk hiburan. Bahkan, sebelum Ramadhan, sejumlah musisi tampil di restorannya. ”Biasa memang malam kalau musik, tapi kalau Ramadhan enggak bisa sampai malam banget,” ungkapnya.
Konsolidasi orangtua
Bukber turut dilangsungkan komunitas orangtua mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Jumat (15/4/2022). Kegiatan di Bandoengsche Melk Cenntrale (BMC) 1928 Resto & Lounge itu sekaligus menjadi konsolidasi bersama orangtua mahasiswa yang diresahkan kemelut internal ITB.
”Kekhawatiran kami akibat kebijakan baru Rektor ITB yang mencabut kebijakan swakelola dana pendidikan SBM. Konsekuensinya, menurunkan mutu pendidikan. Sebelumnya, 70 persen dana dari publik dikelola SBM dan 30 persen diserahkan ke Rektorat ITB,” demikian disampaikan Ali Nurdin, yang ditunjuk menjadi koordinator forum orangtua mahasiswa SBM ITB.
Sekarang, dana pendaftaran dan biaya per semester mahasiswa SBM ITB sepenuhnya dikelola rektorat. Keresahan mengenai menurunnya kualitas pendidikan disebabkan berubah atau hilangnya beberapa program pendidikan.
Silaturahmi dan buka puasa bersama orangtua mahasiswa SBM berlangsung penuh kekeluargaan. Dari pembatasan kapasitas 200 orang, hadir 196 orang. Diundang pula dosen, mahasiswa, dan lulusan SBM untuk berbagi di forum itu.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tak ketinggalan menggelar bukber. Momen usai azan Maghrib diisi dengan menyantap takjil yang tak memakai minyak goreng. Didampingi Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, Muhammad Ainun Nadjib atau Cak Nun mengisi acara tersebut.
Ketua Departemen Sosiologi Universitas Indonesia Ida Ruwaida berpendapat, tradisi makan bersama ditemui di sejumlaj wilayah dengan beragam konteks, contohnya ngeliwet. ”Ada juga di Belitung atau Bangka. Duduk makan berempat mengitari senampan lauk-pauk. Anak muda melayani mereka yang lebih tua,” ucapnya.
Bukber merupakan pertemuan sosial (social gathering) sekaligus ajang silaturahmi yang tak jarang diupayakan keluarga, komunitas, tetangga, atau pertemanan karena Ramadhan hanya setahun sekali. Pada kelompok tertentu, mereka melanjutkan dengan Tarawih, tetapi banyak juga yang sebatas berbuka.
Pada kelompok pertama, nuansa religiusnya lebih kental. Sementara kelompok kedua relatif lebih memanfaatkan momen. Pada kelompok inilah bukber menjadi ajang rekreasi, salah satunya dengan pilihan tempat. ”Juga ada yang bukber sebagai pembuka atau awal acara sebelum menggelar acara seni, bahkan diskusi,” kata Ketua Asosiasi Program Studi Sosiolog Indonesia itu.
Kalaupun saat ini lebih marak, lebih karena kesempatan bukber memang terbatas pada dua Ramadhan sebelumnya. Malah, bukber saat Ramadhan pertama sejak pandemi merebak tak dimungkinkan. ”Sebab itu, bukber pada Ramadhan sekarang juga dimanfaatkan untuk merajut bonding atau keintiman sosial,” ujarnya.