Honda mengakui, sedikitnya konsumen dari 30 negara di Benua Asia, Amerika, dan Afrika berminat pada generasi kedua BR-V ini.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·5 menit baca
Setelah dikenalkan pada September lalu, generasi kedua Honda BR-V yang dimensinya membesar ini siap diproduksi massal menjelang akhir Desember 2021. Sekitar 2.400 pembeli di Indonesia menanti pesanan yang dijanjikan dikirim mulai akhir Januari 2022. Tipe termahalnya jadi primadona.
PT Honda Prospect Motor (HPM) sebagai agen pemegang merek mobil Honda di Indonesia memulai produksi All New Honda BR-V di pabrik mereka di Kabupaten Karawang, Jabar. Sejak dikenalkan pada September silam, pemesanan mobil segmen low SUV berkapasitas tujuh penumpang ini sudah mencapai 2.400 unit hingga pekan pertama Desember.
”Sekitar 50 persen pemesan ada di wilayah Jakarta. Dari lima varian yang ada, sebagian besar memesan tipe tertinggi yang ada teknologi Honda Sensing, yaitu mencapai 62 persen. Surprisingly, konsumen di Indonesia demen teknologi maju,” kata Yusak Billy, Business Innovation and Marketing & Sales Director PT HPM, pada Rabu (8/12/2021).
Varian tertinggi, yakni Prestige bertransmisi otomatis CVT (continuously variable transmission), itu dibanderol dengan harga Rp 339,9 juta. Varian Prestige tanpa fitur Honda Sensing harganya Rp 321,9 juta. Sementara varian tipe E harganya Rp 289,9 juta dan Rp 299,9 juta, tergantung dari pilihan transmisinya. Sementara varian terendah tipe S bertransmisi manual harganya Rp 275,9 juta. Semua harga siap jalan (on the road) untuk wilayah DKI Jakarta.
Yusak mengatakan, harga itu mengikuti nilai pajak berdasarkan emisi dan berlaku hingga akhir Desember 2021. ”Kalau pemerintah memperpanjang PPnBM DTP (Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah) di tahun 2022, tentu harganya akan menyesuaikan juga karena kandungan lokal kita mencapai 84 persen,” kata Yusak.
Honda mengklaim, sedikitnya konsumen dari 30 negara di Benua Asia, Amerika, dan Afrika berminat pada generasi kedua BR-V ini. Minat itu bahkan mulai tumbuh sejak dikenalkan sebagai mobil konsep bernama N7X pada Mei 2021 silam. Menurut Yusak, pasar ekspor akan dipenuhi mulai Februari 2022.
Sedikitnya konsumen dari 30 negara di Benua Asia, Amerika, dan Afrika berminat pada generasi kedua BR-V ini.
Sementara Honda BR-V terbaru belum tersedia secara massal, generasi pertamanya masih tersedia di dealer; menghabiskan stok sekitar 400 unit. Produksi BR-V generasi pertama dihentikan pada akhir November lalu. Sejak dipasarkan pertama kali pada Januari 2016, generasi pertama BR-V telah terjual 77.398 unit di tingkat ritel (per Oktober 2021). ”(BR-V) Generasi pertama yang paling laku juga varian teratasnya,” ucap Yusak.
Pada Senin (29/11/2021), Honda menggelar uji performa All New BR-V di lintasan tes kawasan pabrik PT HPM di Karawang, Jabar. Acara untuk media ini fokus pada pengujian performa mesin, suspensi, dan kekedapan kabin. Agar lebih merasakan superioritas BR-V terbaru, Honda membandingkannya langsung dengan generasi pertamanya.
Secara kasamata, dua generasi BR-V ini tampak jauh berbeda; mulai dari tampilan muka, garis bodi samping, hingga formasi buritan, seperti dua mobil berbeda model. Lampu belakang di BR-V lama yang ”dipertemukan” oleh ornamen krom tak lagi terlihat di BR-V baru.
Di atas kertas, dimensi kedua mobil ini mirip-mirip saja; All New BR-V hanya 3,5 cm lebih panjang, dan 4,5 cm lebih lebar. Tinggi bodi generasi kedua ini justru lebih pendek 1,2 cm. Perbedaan angka yang tipis itu mampu memberi kesan lebih bongsor pada BR-V baru. Ruang kolong BR-V teranyar menjadi 220 mm, sedangkan yang dulu 210 mm.
Jarak wheelbase di All New BR-V memanjang 40 mm. Ini yang bakal memberi dampak di dalam kabin. Duduk di baris ketiga sekalipun untuk penumpang dengan tinggi 169 cm masih oke-oke saja karena kaki tak terlalu tertekuk. Duduk di baris kedua jauh lebih enak.
Coba performa
Awak media menjajal Honda BR-V generasi lama terlebih dulu di lintasan tes yang terdiri dari tikungan cepat, trek lurus, tikungan tajam, dan formasi zig-zag. Setelah menempuh satu putaran dengan jarak sekitar 1,5 km itu, kami berganti mobil ke BR-V terbaru tipe Prestige.
Perbedaan performa terasa nyata. Mesin 1,5 L i-VTEC DOHC 4 silinder lebih bertenaga di putaran rendah hingga menengah. Pada mode Sport, transmisi ”naik” setelah putaran mesin menyentuh angka 6.200-6.600 rpm. Torsi maksimal mesin ini adalah 145 Nm di putaran mesin 4.300 rpm, dengan tenaga puncak 121 PS pada putaran 6.600 rpm.
Teknologi mesin DOHC dan VTEC didaku membuat penggunaan bahan bakar lebih irit 3 persen. Pengembangan transmisi CVT juga dianggap bisa menghemat bahan bakar. Klaim ini belum terbukti dalam pengujian singkat kali itu. Perlu menjajal mobil ini lebih lama dan lebih jauh.
Kenyamanan di dalam kabin ketika bermanuver disokong penggunaan suspensi depan MacPherson Strut yang disetel lebih kaku. Sementara penyesuaian geometri pada suspensi belakang dipercaya mampu meredam getaran. Dampaknya, mobil terasa lebih stabil, rasa limbung masih dalam batas wajar.
Kemajuan signifikan terasa dalam hal kekedapan kabin.
Kemajuan signifikan terasa dalam hal kekedapan kabin. All New BR-V lebih senyap. Suara mesin diredam sedemikian rupa, di antaranya memasang penutup kepala mesin berbahan uretan. Peredam terpasang di balik kap mesin. Area firewall juga dilapisi peredam suara. Panel bodi disemprot material khusus untuk menambah keheningan, juga mencegah debu dan bau tak sedap dari luar. Tingkat kekedapan udara kabin All New BR-V lebih tinggi 60 persen.
Keunggulan generasi baru BR-V ini adalah kelengkapan fitur keamanan canggih dalam cakupan Honda Sensing. Fitur tersebut, di antaranya, adalah sistem pengereman mitigasi tumbukan (CMBS) yang bisa mengintervensi rem jika kamera menangkap obyek lain dengan kecepatan lebih rendah dari laju mobil.
All New BR-V juga dilengkapi adaptive cruise control (ACC) yang biasanya tersemat di kelas premium, seperti Accord dan CR-V. Fitur yang bisa menyesuaikan laju kendaraan di depan ini akan aktif jika mobil melaju di atas 30 km per jam. Fitur Honda Sensing lainnya adalah lane keeping assist yang akan menjaga mobil di tengah lajur. Selain itu, ada juga peringatan jika kendaraan di depan sudah mulai bergerak bernama lead car departure notification (LCDN).
Sayangnya, fitur Honda Sensing ini belum bisa dicoba. Pada Januari, ketika unit tes telah tersedia, fitur keamanan ini layak jadi perhatian. Kesimpulan sementara, performa dan kenyamanan dalam kabin All New BR-V lebih baik dibandingkan dengan pendahulunya.