Perusahaan mode SOVLO mengajak ilustrator lokal bekerja sama. Karya para ilustrator dicetak menjadi banyak produk mode.
Oleh
Soelastri Soekirno
·3 menit baca
Pandemi menambah berkah bagi ilustrator Tanah Air. Mereka kini punya panggung baru untuk menampilkan karya. Panggung itu bernama SOVLO, perusahaan mode yang mengajak mereka bekerja sama. Ilustrator mengirimkan karya, perusahaan itu mencetaknya ke aneka benda yang dipasarkan di toko dan lewat pedagang. Sebanyak 15 ilustrator dari Aceh, Jakarta, Malang, Surabaya, dan Yogyakarta sudah bergabung. Karya mereka mewujud dalam tas jinjing, kemeja, bantal, sampai ransel.
SOVLO yang mengkhususkan diri membuat suvenir lokal lahir tahun 2020 untuk mencari solusi dari kondisi usaha yang lesu karena pandemi. Pada awalnya, perusahaan itu memproduksi merchandise yang lucu dan aneka suvenir pernikahan. Pandemi yang makin menghebat membuat usaha yang berjalan baik tersendat, padahal ada 40 penjahit bekerja di sana. Belum lagi karyawan lain. Pengelola perusahaan lalu mengubah jenis produk menjadi produk fashion siap pakai seperti tas tangan, tas jinjing (tote bag), beragam jenis dompet, dan lini pakaian.
CEO SOVLO Lidya Valensia berterus terang perubahan harus dilakukan setelah melihat tren pasar dan model bisnis yang lebih tepat. Ia butuh mengembangkan inovasi internal, tetapi terbentur pada keterbatasan ide. Terbetik di benak Lidya mengajak ilustrator lokal bergabung ke usaha yang ia dirikan itu.
Februari 2021 ia membuka pintu bagi ilustrator lokal. Ternyata minat mereka besar. ”Kami mengajak ilustrator yang mungkin tak mampu mendapat penghasilan di masa pandemi untuk bergabung. Kami akan mewujudkan karyanya menjadi sebuah benda,” kata Lidya pada pertengahan November 2021.
Tak hanya ilustrator yang sudah punya nama yang boleh bergabung, ibu rumah tangga, karyawan, mahasiswa, dan siapa pun boleh bergabung dengan mengirimkan karya mereka. Bentuk kerja sama dilakukan dengan pemberian komisi dari produk yang terjual. ”Kami punya tim yang mengurasi karya yang masuk,” jelas Lidya. Ia menambahkan, pihaknya amat memperhatikan kualitas barang. Selain dibuat dari bahan berkualitas bagus dengan jahitan rapi para penjahit profesional, setiap produk juga ada jaminan garansi.
Tema ilustrasi produk bermacam-macam. Ada pahlawan Indonesia, kembang Nusantara, aneka tanaman hias, keajaiban Nusantara, dan lainnya. ”Kami menampilkan keunggulan lokal di negara kita yang tentu dihubungkan dengan tren masa kini sehingga pemakai bisa mengekspresikan kepribadian lewat karya yang dipakainya,” ujar Lidya.
Peluang menjanjikan
Popo Mangun, ilustrator dari Tangerang, senang berkolaborasi dengan perusahaan tersebut. Di matanya, panggung itu akan membuat orang bangga memakai karya ilustrator lokal dan menemukan banyak ilustrator baru. ”Ada kesinambungan bagi ilustrator lokal untuk terus berkarya. Kolaborasi menjadi jalan tengah untuk bergerak bersama dengan harapan kedua belah pihak sama-sama maju,” kata Popo.
Sebagai ilustrato,r ia justru lebih kreatif di tengah pandemi walau ada pengaruh dari dampak guncangan atas beberapa produk. Keberadaan perusahaan yang mengajak kerja sama membuat mereka yang berkecimpung di seni rupa jadi lebih bangga.
”Dulu pandangan orang, gambar hanya hobi. Sekarang jadi pekerjaan terutama di kancah lokal, tapi ilustrator bukan sekadar bikin gambar. Karyanya bisa bikin merchandise, gambar untuk event, dekorasi pameran. Bidang ini justru menjanjikan peluang untuk out put sangat banyak dan beragam,” katanya.
Sementara itu, Moudy, ibu rumah tangga yang tinggal di Jakarta Selatan yang bergabung ke SOVLO sejak Maret 2021, tak perlu lagi memikirkan modal untuk memproduksi barang seperti tote bag dan lainnya, tetapi ia tetap mendapat pendapatan rata-rata Rp 3 juta per bulan.
Ibu berusia 26 tahun yang mundur dari pekerjaan untuk mengasuh dua anaknya itu sudah punya usaha membuat aneka barang bergambar ilustrasi karyanya. Belakangan usaha terhenti sebab ia harus mengumpulkan modal kerja, memproduksi barang, lalu memasarkan.
”Sekarang cukup membuat ilustrasi lalu kirim ke SOVLO,” tutur alumnus Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Andalas, Padang, ini, Sabtu (4/12/2021). Dengan cara itu, ia bisa lebih tenang mengasuh anak sambil berkarya.