Karena dikembangkan dari platform yang sama dengan BMW Seri 3 generasi ketujuh (kode model G20), bisa dikatakan tak ada perbedaan mekanikal antara BMW 430i ini dan BMW 330i yang lebih dulu mengaspal di Tanah Air.
Oleh
Dahono Fitrianto
·5 menit baca
Mobil coupe dua pintu selalu memunculkan imajinasi akan sebuah mobil sport yang dibuat untuk berlari kencang. Tenaganya begitu berlimpah sehingga butuh keterampilan mengemudi tersendiri untuk mengendalikannya di jalanan biasa. Kolong yang rendah juga membuat daya jelajahnya terbatas.
Imajinasi itu menguarkan kesan mobil berpenampilan seksi ini tidak cocok untuk dipakai sehari-hari. Apalagi dari segi kepraktisan, mobil coupe seperti ini jelas kalah dengan sedan empat pintu atau SUV yang sedang sangat populer dewasa ini.
Namun, pengalaman mengendarai BMW 430i M Sport Pro selama empat hari pekan lalu menghapus kesan itu. Ternyata oke oke saja mengendarai mobil coupe dua pintu untuk mobilitas sehari-hari. Bahkan, tidak cuma oke mengingat perjalanan komuter rutin jadi bisa dilakukan dengan penuh gaya dan kesenangan tersendiri.
Pertama-tama dari soal tampilan. Dari samping, siluet BMW Seri 4 terbaru ini memadukan citra berotot sebuah mobil sport dua pintu dengan tarikan garis-garis elegan dari bonetnya yang panjang, disambung dengan garis atap yang melandai ke belakang. Garis-garis ini mengingatkan pada BMW Seri 8 Coupe, hanya dengan ukuran lebih kompak.
Pintu tanpa bingkai (frameless door) dan velg roda berukuran 19 inci menambah keseksian mobil ini dari samping. Sementara di bagian depan, Seri 4 baru ini adalah mobil pertama BMW yang menerapkan desain double kidney ekstra besar dengan posisi vertikal. Desain ini sempat memicu kontroversi di kalangan pencinta otomotif dan para fans BMW di dunia karena dianggap terlalu menyempal dari desain wajah BMW selama ini.
Pelanggan BMW Seri 4 ini lebih ekstrovert dibandingkan dengan pelanggan BMW Seri 3, dan mencari sesuatu yang luar biasa.
Namun, melihat secara langsung BMW Seri 4 dari dekat membuat kesan aneh terhadap gril itu lama-lama sirna. Tergantikan dengan kesan galak, bagaikan seringai binatang buas yang siap menyergap mangsanya. Apalagi dipadukan dengan lampu depan menyipit dan sudah berteknologi BMW Laserlight yang mampu menerangi hingga jarak 600 meter di depan mobil. Pendek kata: sangar.
Ramesh Divyanathan, Presiden Direktur BMW Group Indonesia, mengatakan, desain gril ini adalah ikon paling menonjol dari Seri 4 terbaru ini, yang ia akui terinspirasi dari mobil klasik legendaris BMW sebelumnya, seperti BMW 328 keluaran tahun 1936 atau BMW E9 buatan tahun 1971. ”Pelanggan BMW Seri 4 ini lebih ekstrovert dibandingkan dengan pelanggan BMW Seri 3, dan mencari sesuatu yang luar biasa,” kata Ramesh saat peluncuran Seri 4 ini di Indonesia, Juni 2021 lalu (kompas.id, 27/06/2021).
Generasi kedua
Ini adalah Seri 4 generasi kedua. Sedikit menengok ke belakang, generasi pertama Seri 4 (kode model F32) dilahirkan pada 2014 untuk menggantikan Seri 3 model coupe. Angka genap pada nomenklatur BMW disematkan pada model-model mobil yang lebih eksotis dan emosional, seperti coupe ini.
Ada dua varian Seri 4 yang diluncurkan di Indonesia, yakni model coupe (kode model G22) dengan tipe BMW 430i Coupe M Sport Pro, dan model convertible alias atapnya bisa dibuka (kode model G23) dengan tipe BMW 430i Convertible M Sport. Kompas berkesempatan menjajal varian coupe berwarna biru metalik Arctic Race Blue Metallic di jalanan seputar Jakarta, 1-4 November silam.
Karena dikembangkan dari platform yang sama dengan BMW Seri 3 generasi ketujuh (kode model G20), bisa dikatakan tak ada perbedaan mekanikal antara BMW 430i ini dan BMW 330i yang sudah lebih dulu mengaspal di Tanah Air. Keduanya dilengkapi mesin BMW Twinpower Turbo empat silinder berkapasitas 2.0 liter (1.998 cc) dengan tenaga maksimum 258 HP dan torsi puncak 400 Nm.
Pembedanya, menurut Corporate Communications Manager BMW Group Indonesia Ismail Ashlan, BMW 430i ini mengusung tipe M Sport Pro yang sudah ditambahi sejumlah fitur penunjang stabilitas dan pengendalian hasil racikan BMW M, divisi mobil performa tinggi dari BMW. ”Tipe M Sport Pro ini sudah dilengkapi M Adaptive Suspension, Variable Sport Steering, dan M Differential,” ujar Ismail.
Dengan semua perlengkapan itu, rasa mengemudi BMW 430i ini lebih mantap. Suspensi adaptifnya memberikan sensasi bantingan kaki-kaki yang lebih empuk dan meredam getaran dibandingkan dengan BMW 330i, tetapi tetap efektif meminimalkan gejala limbung saat menikung dalam kecepatan tinggi.
Penyaluran tenaganya ke roda belakang melalui transmisi Steptronic Sport 8 percepatan terasa langsung dan mulus. Walau daya mesinnya bisa dibilang biasa-biasa saja untuk ukuran mobil Eropa, apalagi jika dibandingkan dengan saudaranya, BMW M4, tenaga ini sudah lebih dari cukup untuk melesat di jalanan, paling tidak untuk ukuran jalanan di Jakarta dan sekitarnya. Pindah mode berkendara ke Sport Plus dan terasa tenaga mesin tersalur lebih spontan, diiringi suara menderum dari knalpot yang tidak ditemukan di BMW Seri 3 standar.
Kenyamanan berkendara
Meluncur di jalan tol yang permukaannya agak tidak rata di suatu malam, tebersit satu kata yang menggambarkan sensasi berkendara dengan BMW 430i M Sport Pro ini, yakni kesetimbangan. Ada kesetimbangan antara rasa mengemudi, kenyamanan berkendara, dan tenaga mesin yang tersalur. Kesetimbangan ini masih terasa saat siang hari dan harus terjebak kemacetan panjang.
Betul bahwa ada sisi kepraktisan yang hilang dari mobil yang diluncurkan dengan harga off the road Rp 1,399 miliar ini. Kursi belakang, misalnya, akan terlalu sempit untuk diduduki orang dewasa. Apalagi jika pengemudi berpostur tubuh tinggi dan kursinya harus dimundurkan maksimal, ruang kaki bagi penghuni kursi belakang langsung susut drastis. Walau akses keluar masuk ke kursi belakang ini dimudahkan dengan kontrol elektronik kursi depan, tetap saja kursi ini sepertinya lebih cocok untuk diisi anak-anak.
Namun, jika Anda bukan tipe orang yang harus selalu ditemani banyak orang setiap saat, mengendarai mobil ini sendirian atau ditemani satu orang spesial akan membawa sensasi berkendara yang lebih dari menyenangkan. Lirikan mata setiap orang yang menoleh saat mobil dua pintu ini lewat di depan mereka pun hanya menjadi bonus dari sensasi ini.
Bahkan, perjalanan jarak jauh pun tak akan menjadi masalah mengingat ruang bagasi BMW 430i yang berukuran 440 liter sudah cukup untuk membawa koper berukuran menengah hingga besar. Tinggi kolong mobil juga terbukti aman menjelajah jalanan di pinggiran Jakarta yang banyak berlubang plus sering ketemu polisi tidur berbagai ukuran.
Tak banyak mobil di pasaran saat ini yang menawarkan perpaduan di antara penampilan bergaya sekaligus sensasi berkendara seperti mobil ini. Anda hanya perlu memutar musik favorit Anda di sistem audio Harman/Kardon dengan 16 speaker, lalu biarkan diri Anda larut dalam kesetimbangan….