Aksen Detak Jantung 40 Tahun
Dalam keseharian, jantung lebih dekat dengan urusan kesehatan. Ketika jantung disodorkan kepada perancang mode, respons mereka beragam.
Dalam keseharian, jantung lebih dekat dengan urusan kesehatan. Ketika jantung disodorkan kepada perancang mode, respons mereka beragam.
Jantung adalah organ vital yang boleh jadi tidak semua orang menyadari keberadaannya sampai dia sakit. Warnanya merah, berukuran sedikit lebih besar dari kepalan tangan, berdenyut selalu tanpa perintah dengan empat pembuluh utama di dalamnya dan pembuluh besar memompa darah ke seluruh tubuh. Oksigen menjadi keharusan baginya.
Namun, jantung tidak harus selalu dimaknai sebagai sesuatu yang fisik. Dia membawa penjelajahan ke banyak hal. Emosi salah satunya. Kasih sayang, rindu, takut, memaafkan, marah, pasrah, berbagi membuat jantung berdetak lebih kencang karena bahagia atau cemas.
Respons yang beragam terlihat dari karya 16 perancang mode dan 11 perupa yang diundang Yayasan Jantung Indonesia (YJI) menyambut 40 tahun usia organisasi nirlaba ini. Mereka disodori tema jantung dengan pesan membangkitkan kepedulian pada pentingnya penanganan penyakit jantung.
Jawaban 16 perancang mode atas atas tema tersebut ada yang langsung, ada pula yang simbolis. Ada yang memberi kesan muda, petualangan, ada pula yang tenang, reflektif, mengajak percaya diri, membuat jantung berdetak gembira. Semua dipayungi tema ”Berdetak: 4 Dekade Yayasan Jantung Indonesia”. Semua karya itu menjadi tumpuan pengumpulan dana YJI yang akan digunakan untuk deteksi dini, pengobatan dan rehabilitasi cacat jantung bawaan anak-anak keluarga prasejahtera.
Karya Heaven Tanudiredja, misalnya, menampilkan salah satu ciri khas lubang-lubang (eyelets). Jaket berbahan velt wol dengan lipit besar berwarna merah menyala ini berasosiasi dengan sosok tidak kenal takut, tidak biasa-biasa, dan tangguh. Sebaliknya tas serut berbahan sutera satin dengan ragam hias jantung dari kristal, manik, dan payet terlihat cantik dalam kombinasi warna merah dan putih.
Desainer yang bermukim di Bali itu mendapatkan inspirasi dari sesuatu yang akrab di kalangan orang muda, yaitu komik manga Jepang. Dia memilih cerita yang gelap, The Chill, tentang kutukan pada manusia, menyebabkan tubuh berlubang-lubang. Namun, Heaven membalik cerita gelap itu menjadi karya yang cantik. ”Meski gelap, tampilnya harus cantik,” kata Heaven dalam percakapan Whatsapp.
Karya Harry Halim lebih langsung pesannya. Jaket puffer putih berbentuk hati berwarna putih dari materi suede dengan lateks khusus di bagian atas, mencerminkan hati yang suci dan tulus. Harry yang bermukim di Paris dan Jakarta ingin mengajak orang-orang urban yang sibuk, terlalu fokus pada diri sendiri, untuk berterima kasih pada orang-orang dan hal-hal baik di sekeliling. ”Saya percaya pada karma,” kata pemilik label @harryhalim_paris di Instagram ini.
Sebastian Gunawan Signature menerjemahkan tema jantung ke dalam gaun panjang dengan berbagai pesan positif yang dituliskan di atas gaun. Pesan tentang hati tulus, murah hati, berbagi kepada yang membutuhkan.
Di luar itu, ada jaket putih katun karya Adrian Gan dengan jantung dari serabut benang merah simbol pembuluh darah, Kraton dari Auguste Soesastro, jubah merah dari Cara Faye, kemben bergambar jantung buatan Eddy Betty, rok dan blus merah karya FBudi, baju kemeja merah cerah, jaket dan celana panjang dari Major Minor, stola Sejauh Mata Memandang, dan jaket dua muka dari Tangan.
Jantung di genggaman
Desain mode tak hanya berupa busana. Para perancang mode menciptakan bentuk-bentuk lain, seperti tas, bros dan giwang, penutup dada, bahkan peralatan makan.
Membuat peralatan makan dan benda pakai pelengkap rumah telah umum dilakukan banyak perancang, termasuk Ghea Panggabean. Ghea mencetak pola jantung di piring berbagai ukuran. Pesan yang sampai pada audiens, sayangi jantung dengan mengontrol asupan makanan pada setiap suapan.
Penutup dada ditawarkan Didit Hediprasetyo dan Toton. Selain menjadi aksen mode, penutup dada mengingatkan ada jantung di baliknya yang sangat berharga yang harus dijaga dan disayang. Didit menggunakan materi kuningan dalam warna emas dengan corak jantung, sementara Toton menggunakan bahan dasar bubur kertas bercorak keramik biru delft.
Tas berbahan katun dengan lapisan dalam sutra dari Stella Rissa menggabungkan cetak digital dan cat akrilik membentuk lukisan jantung dalam latar warna hangat merah-oranye-biru. Tas ini didesain lekat ke dada, mendekatkan pada jantung. Sementara Tulola Jewelry membuat bros bertema akar beringin serta giwang memakai perak berlapis emas, batuan kuarts, dan mutiara.
Sementara Didit kembali memakai kuningan untuk membentuk tas genggam (clutch) berbentuk jantung dengan corak timbul berupa guratan, menyimbolkan pembuluh darah, tetapi juga mengingatkan pada akar tumbuhan sebagai sama-sama sumber kehidupan.
Berdetak: 4 Dekade
Pembukaan pameran sebagai bagian dari perayaan HUT ke-40 tahun Yayasan Jantung Indonesia dilakukan virtual. Ibu Negara Iriana Joko Widodo direncanakan memberi sambutan saat pembukaan dan untuk pertama kali akan ada penghargaan tertinggi Heart Award untuk Suhardani Bustanil Arifin dan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.
Baca juga: Sinar Mentari dari Banyuwangi
Terbit pula buku meja mendokumentasikan 40 tahun perjalanan Yayasan Jantung Indonesia berjudul Berdetak: 4 Dekade Yayasan Jantung Indonesia. Didit Hediprasetyo sebagai direktur kreatif buku memasukkan juga gambar karya mode dan karya rupa dari pameran.
Selain membantu rehabilitasi jantung bawaan anak-anak keluarga prasejahtera yang sejak berdiri hingga tahun ini berjumlah 2.175 pasien, YJI akan mempromosikan peduli bahaya penyakit jantung dan kardiovaskular. Esti Nurjadin menyebut, promosi akan menyasar remaja agar sejak muda menjalani gaya hidup sehat sehingga tidak perlu mengubah kebiasaan saat dewasa yang biasanya lebih sulit dilakukan.