Pergelaran Gantari: The Final Journey to Java menampilkan kekayaan wastra Nusantara.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·5 menit baca
KOMPAS/EDDY HASBY
The Final Journey to Java gelaran busana Gantari dengan perancang busana Irsan dan tata panggung arsitek Adi Purnomo berlangsung di komplek Candi Prambanan, Jawa Tengah, Sabtu (09/10/2021). menampilkan lebih dari 130 koleksi pakaian dan 100 model diselenggarakan LAKON Indonesia bekerjasama dengan Kementrian Parekraf dan Jakarta Fashion and Food Festival (JF3).
Ini bukan sekadar pergelaran busana biasa. Di atas landas peraga, Lakon Indonesia mempresentasikan asa, keresahan, kreasi, dan kerja keras terhadap kebudayaan Jawa dalam koleksi Gantari. Ya, ini adalah sebuah selebrasi atas kekayaan wastra Nusantara.
Kawasan Candi Prambanan, Sabtu (9/10/2021) malam, tampak megah saat menjadi tempat berlangsungnya pergelaran busana ”Gantari: The Final Journey to Java”. Terbentang di depannya jalur landas peraga di antara tembok raksasa dari ribuan bambu kuning karya arsitek Adi Purnomo.
Kebudayaan Jawa sangat kental terasa dalam acara yang berlangsung secara luring dan daring itu. Acara dibuka dengan pertunjukan tari Andhanaresvara kreasi Didik Nini Thowok. Tak lama, satu per satu model perempuan dan laki-laki muncul sembari mengayun gemulai diiringi musik gamelan kontemporer di hadapan sekitar 250 tamu.
Lakon Indonesia, dengan Irsan sebagai creative director, kembali menyuguhkan presentasi wastra dari Jawa dalam koleksi Gantari. Presentasi ini adalah kelanjutan dari peluncuran koleksi ”PakaianKoe: A Journey to Java”, tahun lalu.
Gantari dalam bahasa Sanskerta bermakna ’matahari yang menyinari’. Sesuai artinya, koleksi ini mengandung harapan untuk menjadi energi positif bagi wastra Nusantara. Kata Gantari memberikan kesan kuno. Namun, koleksi tahun ini justru memamerkan 150 pakaian siap pakai 2022/2023 dari kain batik, jumputan, dan tenun lurik dengan interpretasi masa kini.
”Desain tahun ini lebih melambai, lebih struktural tapi sangat ringan. Teknikal kerjanya lebih ringan lagi daripada sebelumnya. Tahun ini enggak terlalu feminim, enggak terlalu maskulin, tapi lebih sporty,” kata Irsan yang telah tiga kali berkolaborasi dengan Lakon Indonesia.
KOMPAS/EDDY HASBY
The Final Journey to Java gelaran busana Gantari dengan perancang busana Irsan dan tata panggung arsitek Adi Purnomo berlangsung di komplek Candi Prambanan, Jawa Tengah, Sabtu (09/10/2021).
Desain batik, jumputan, dan tenun lurik didominasi oleh beragam jenis busana untuk situasi paling santai hingga resmi. Nuansa modern terlihat karena beberapa desain disandingkan dengan pakaian dari bahan lain, seperti denim dan sekuin, atau pakaian bergambar surat kabar dan wajah pesohor.
Secara keseluruhan, kesan sporty turut mencolok dalam desain ini karena Irsan banyak memadukannya dengan elemen terkait. Model laki-laki kerap memakai celana pendek bergaya petinju, jaket varsity, sepatu sneakers, dan kaus kaki panjang berwarna mencolok layaknya pesepak bola.
KOMPAS/EDDY HASBY
The Final Journey to Java gelaran busana Gantary dengan perancang busana Irsan dan tata panggung arsitek Adi Purnomo berlangsung di komplek Candi Prambanan, Jawa Tengah, Sabtu (09/10/2021).
Sekitar tujuh motif muncul dalam koleksi Gantari, antara lain strip, pecinan, banji, mega mendung, dan flora. Batik banji, misalnya, sering terlihat pada rok, celana pendek, dan setelan. Batik banji adalah salah satu motif batik tertua yang diyakini berkembang dari ornamen swastika yang ujung-ujungnya saling terhubung.
Sementara itu, desain yang segar nan eksklusif terpancar saat kain jumputan diolah menjadi puffy dress, tunik, dan setelan. Berbeda dengan konsep umum kain ikat celup yang kaya warna, jumputan dalam koleksi ini hanya memadukan dua atau tiga warna dengan motif sederhana, yakni warna putih dengan warna kuning, merah muda, atau biru.
Inovasi juga terjadi pada tenun lurik biasanya yang identik dengan garis coklat dan hitam. Tenun lurik kali ini hadir dalam variasi warna lain yang menanggalkan kesan kuno, seperti merah, hijau, kuning, atau akromatik. Desain kain ini tidak hanya dalam bentuk setelan atau atasan, tetapi juga sebagai pelengkap penampilan berupa syal.
KOMPAS/EDDY HASBY
The Final Journey to Java gelaran busana Gantari dengan perancang busana Irsan dan tata panggung arsitek Adi Purnomo berlangsung di komplek Candi Prambanan, Jawa Tengah, Sabtu (09/10/2021).
Dalam beberapa desain, tenun lurik juga ”ditabrakkan” dengan motif batik lain sehingga menciptakan variasi desain yang menarik. ”Kami mengolah seluruh material, warna, yang akan kami pakai menjadi satu kesatuan. Dan, di situlah kreasi tercipta,” tutur Irsan.
Untuk presentasi ini, Irsan kembali menghadirkan signature kolaborasi dengan Lakon Indonesia. Mayoritas wajah dan tubuh model dibalut dengan kain yang senada dengan warna pakaian sehingga mereka seolah menjadi manekin berjalan. Beberapa wajah model juga dilukis dengan warna mencolok.
ARSIP LAKON INDONESIA
Pendiri Lakon Indonesia, Thresia Mareta, berjalan di atas landas peraga dalam penutupan pergelaran busana Gantari: The Final Journey to Java di kompleks Candi Prambanan, Jawa Tengah, Sabtu (9/10/2021).
Selebrasi budaya
Pendiri Lakon Indonesia, Thresia Mareta, mengatakan, koleksi ini bertujuan untuk mencairkan kekakuan generasi muda terhadap pengadopsian wastra Nusantara. Batik, misalnya, identik sebagai pakaian untuk acara resmi. Padahal, wastra Nusantara bisa digunakan dalam berbagai lapisan kehidupan. ”Melalui karya tangan para seniman, kami ingin membuat pembaruan agar presentasi batik lebih luas dan masa kini,” ujarnya.
KOMPAS/EDDY HASBY
The Final Journey to Java gelaran busana Gantary dengan perancang busana Irsan dan tata panggung arsitek Adi Purnomo berlangsung di komplek Candi Prambanan, Jawa Tengah, Sabtu (09/10/2021).
Penyelenggaraan Gantari mendorong roda industri kreatif dengan melibatkan lebih dari 1.000 seniman, antara lain model, perajin, pemusik, dan dekorator. Untuk perajin batik, ada sekitar 200 seniman binaan Lakon Indonesia di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah yang terlibat. Mereka sebelumnya juga telah berpartisipasi dalam koleksi PakaianKoe.
Gantari digelar pada bulan peringatan Hari Batik Nasional. Thresia menyebutkan, presentasi ini sejatinya bertujuan untuk merayakan kebudayaan, khususnya seniman sebagai pencipta, hasil karya tangan, serta perempuan sebagai pewaris kebudayaan dan nilai luhur.
”Kita perlu beri memberikan apresiasi dengan mengangkat seniman karena mereka cenderung sedikit berbicara dan menuangkan pemikiran mereka ke karya. Kita masih memiliki seni karena mereka, tetapi mereka mulai menua sehingga jika tidak diwariskan ke generasi muda bisa hilang,” kata Thresia.
KOMPAS/EDDY HASBY
The Final Journey to Java gelaran busana Gantari dengan perancang busana Irsan dan tata panggung arsitek Adi Purnomo berlangsung di komplek Candi Prambanan, Jawa Tengah, Sabtu (09/10/2021).
Menurut Thresia, ruang apresiasi membantu perajin batik memiliki kepercayaan atas keterampilan yang dimiliki sekaligus melestarikan keterampilan yang mulai terkikis. Apalagi, selama ini tuntutan pasar kerap mendorong perajin batik hanya membuat karya sederhana agar cepat terjual.
KOMPAS/EDDY HASBY
The Final Journey to Java gelaran busana Gantari dengan perancang busana Irsan dan tata panggung arsitek Adi Purnomo berlangsung di komplek Candi Prambanan, Jawa Tengah, Sabtu (09/10/2021).
Apresiasi terhadap perempuan pun terlihat pada pemilihan desain cutting, warna, dan motif dalam koleksi Gantari untuk perempuan. Cutting terkesan lebih mengalir. Warna-warna cerah, seperti oranye, kuning, dan merah muda, banyak terlihat.
Motif batik flora yang feminim, misalnya anyelir, mendominasi koleksi Gantari, berbeda dengan koleksi tahun lalu yang menonjolkan motif parang dan jlamprang. Bahkan, dalam beberapa desain pakaian berwarna akromatik, motif bunga juga disandingkan dengan gambar wajah tokoh perempuan, antara lain Frida Kahlo, Marilyn Monroe, dan RA Kartini.
Thresia menambahkan, penggunaan Candi Prambanan sebagai tempat penyelenggaraan presentasi memiliki simbol khusus. Usianya yang lebih dari 1.000 tahun ini menyimbolkan perjalanan budaya melewati zaman yang tetap relevan sampai sekarang. ”Energinya unik dan tak tergantikan. Prambanan merepresentasikan harapan dan kerja keras kami,” ucap Thresia.
KOMPAS/EDDY HASBY
The Final Journey to Java gelaran busana Gantary dengan perancang busana Irsan dan tata panggung arsitek Adi Purnomo berlangsung di komplek Candi Prambanan, Jawa Tengah, Sabtu (09/10/2021).
Gantari merupakan penutupan dari rangkaian Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2021 yang berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Koleksi ini sekaligus menutup perjalanan Lakon Indonesia menggali wastra di Jawa. Jenama ini selanjutnya akan menjelajahi Indonesia timur untuk mengeksplorasi kain tenun ikat.
Mari kita tunggu.....
KOMPAS/EDDY HASBY
The Final Journey to Java gelaran busana Gantari dengan perancang busana Irsan dan tata panggung arsitek Adi Purnomo berlangsung di komplek Candi Prambanan, Jawa Tengah, Sabtu (09/10/2021).