Teknologi, Kesejahteraan, dan Kreativitas Jadi Percakapan Paling Riuh di Twitter
Percakapan tentang teknologi, kesejahteraan, dan kreativitas jadi tema yang paling ramai dibicarakan warganet di media sosial Twitter. Pandemi menjadi faktor penting yang menyebabkan tema-tema tersebut ramai dibicarakan.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·4 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Twitter Indonesia merekam adanya peningkatan percakapan di sejumlah pokok bahasan selama setahun terakhir. Percakapan tentang teknologi, kesejahteraan, dan kreativitas jadi tema yang paling ramai dibicarakan warganet di media sosial Twitter.
Pandemi menjadi faktor penting yang menyebabkan tema-tema tersebut menjadi pokok pembahasan. Hal itu mengemuka dalam Laporan Tren Percakapan di Twitter, Kamis (16/9/2021).
Country Industry Head Twitter Indonesia Dwi Ardiansah mengatakan, dalam dua hari ada sekitar 1 miliar percakapan yang berseliweran di Twitter. Percakapan tersebut cukup merefleksikan apa yang diharapkan masyarakat, termasuk masyarakat Indonesia.
”Dalam tiga tahun terakhir kami merekam tema percakapan apa yang menjadi tren. Ada enam tren yang mendominasi, yaitu kesejahteraan, budaya kreatif, keajaiban sehari-hari, lingkungan, teknologi, dan indentitas pribadi,” ungkap Ardiansah.
Keenam tema tersebut, lanjut Ardiansah, banyak terpengaruh pada situasi pandemi yang terjadi hampir dua tahun terakhir ini. Pandemi yang punya dampak cepat dan besar ini menjadi topic pembicaraan sejak awal 2020.
Dari enam tema tersebut, percakapan tentang teknologi, kesejahteraan, dan budaya kreatif mengalami peningkatan jumlah percakapan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut didapat dengan membandingkan tema yang sama dalam dua periode yang berbeda, yaitu pada Juli 2018-Desember 2019 dengan Januari 2020-Juni 2021
”Teknologi menjadi tema yang mengalami peningkatan paling tinggi. Percakapan tentang teknologi meningkat 89 persen dari periode sebelumnya. Pandemi yang memaksa keterbatasan sosial membuat segalanya menjadi virtual dan mengandalkan teknologi,” ungkapnya.
Dalam tema percakapan teknologi, lokapasar menjadi salah satu topik perbincangan. Perbincangan lokapasar bahkan diklaim naik 254 persen dari periode sebelumnya.
Warganet banyak berbagi pengalaman dan info tentang belanja daring. Para pelaku lokapasar juga memanfaatkan kondisi ini dengan meningkatkan keterikatan dengan konsumen melalui promo cashback ataupun giveaway.
Percakapan tentang kesejahteraan (wellbeing) juga ramai diperbincangkan. Warganet tidak hanya membahas tentang kesejahteraan yang berhubungan dengan ekonomi, tetapi juga tentang kesehatan mental.
”Pandemi membuat orang memikirkan bagaimana merawat diri, juga untuk kesehatan mentalnya. Topik ini naik 17 persen dari tahun sebelumnya. Saat ada PSBB, tahun baru, bahkan Lebaran, percakapan tentang bagaimana merawat diri ramai dibahas,” ungkap Ardiansah.
Ia menambahkan, cuitan dari psikiater dan psikolog juga ramai mendapat tanggapan. Cuitan warganet yang membagikan informasi tentang hiburan berupa rekomendasi film dan musik juga ramai dibahas.
Data Twitter Indonesia mencatat tema tentang perhatian pada diri meningkat hingga 23 persen dan kesehatan mental naik 17 persen apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ardiansah menilai, banyak warga mencoba mencari rasa nyaman di tengah ketidakjelasan pandemi.
Tren yang juga tidak kalah ramai dalam percakapan ialah creator culture (budaya kreatif). Saat ini semakin banyak orang yang mendadak menjadi pembuat konten. Mereka memfoto, memvideokan, lalu mengedit dan mengunggahnya di Twitter.
”Percakapan tentang budaya kreatif ini naik 33 persen dari tahun lalu. Ini terjadi sejak awal pandemi, banyak orang membuat konten memasak, menanam, dan sebagainya. Mereka tak hanya pamer hobi, tetapi juga berbagi tips,” ujar Ardiansah.
Kreativitas yang dilakukan di rumah juga jadi perbincangan tersendiri. Tema ini bahkan meningkat 50 persen apabila dibanding tahun sebelumnya.
Secara terpisah, psikolog dan konsultan Rinny Soegiyoharto menilai wajar ada peningkatan percakapan di media sosial selama masa pandemi. Menurut dia, sebagai makhluk sosial manusia memiliki kecenderungan bertemu. Peningkatan percakapan di media sosial merupakan penyaluran keinginan untuk bertemu saat pembatasan dilakukan di masa pandemi.
”Wajar bila tema kesehatan mental menjadi salah satu yang riuh diperbincangkan. Kesehatan mental merupakan muara atas pertanyaan masyarakat atas situasi yang berubah dengan cepat akibat pandemi. Pandemi yang cenderung membuat orang beraktivitas tidak seperti biasanya menimbulkan ketakutan dan kecemasan,” ujar Sekretaris Himpunan Pasikologi Indonesia Wilayah DKI Jakarta Raya itu.
Percakapan tentang kesehatan mental, lanjut Rinny, menggambarkan keinginan manusia untuk bisa keluar dari tekanan situasi saat ini. Percakapan ini banyak diperbincangkan karena sejatinya mereka sedang membicarakan tentang dirinya sendiri.
Adapun tema tentang kreativitas menjadi salah satu yang ramai diperbincangkan karena hal itu merupakan bagian dari upaya manusia untuk berdaptasi dengan keaadaan dan perubahan yang sedang terjadi. Selain itu, kreativitas juga muncul sebagai bentuk manusia menunjukkan diri bahwa dirinya sedang berjuang.
”Upaya beradaptasi membuat kemampuan berpikir manusia lebih tinggi. Karena itulah kreativitas muncul. Kreativitas seseorang juga menjadi sarana untuk menunjukkan bahwa dirinya tangguh dan perlu ditunjukkan pada dunia,” ungkapnya.