Wapres Amin: Pemerintah Dorong Industri Mode Muslim Jadi Terdepan
Mode muslim Indonesia unik karena memiliki kekuatan kreativitas yang melibatkan banyak UMKM di bidang mode. Namun, untuk menjadi pusat mode muslim dunia, diperlukan promosi terpadu seperti yang dilakukan oleh Muffest.
JAKARTA, KOMPAS — Sebagai bagian dari upaya menjadikan Indonesia sebagai produsen produk halal terbesar dunia pada 2024, pemerintah mendorong industri mode muslim untuk menjadi yang terdepan. Untuk itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan tentang perlunya upaya promosi terpadu secara strategis dan konsisten. Pelaku industri mode berharap pemerintah terus memberikan dukungan berkelanjutan.
”Kita ingin supaya fashion muslim menjadi yang terdepan. Untuk menjadi pusat mode muslim dunia, diperlukan promosi terpadu seperti yang dilakukan oleh Muffest (Muslim Fashion Festival Indonesia),” ujar Wapres Ma’ruf Amin ketika menerima National Chairman Indonesia Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma secara virtual, Senin (30/8/2021), yang video rekaman pertemuannya diunggah di kanal Youtube Wakil Presiden RI pada Selasa (31/8/2021).
Turut hadir dalam pertemuan tersebut sejumlah pengurus IFC, seperti Dina Midiani, Taruna K Kusmayadi, Riri Rengganis, dan Nuniek Mawardi. Hadir pula Staf Khusus Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tubagus Fiki Chikara Satari. Wapres Amin didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar serta Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Bambang Widianto.
Pemerintah mendukung pelaksanaan kegiatan Muffest. Gelaran Muffest agar menjadi panggung yang strategis dan besar, dan terus konsisten.
Dalam kesempatan itu, Wapres Amin menekankan bahwa pemerintah mendukung pelaksanaan kegiatan Muffest. Wapres melontarkan harapan agar gelaran Muffest menjadi panggung yang strategis dan besar, dan terus konsisten. ”Diharapkan melalui pelaksanaan acara tersebut, pembangunan ekonomi dan keuangan syariah dari sektor fashion akan semakin maju dan memberikan banyak manfaat bagi pengembangan industri yang mengikutinya,” tambahnya.
Untuk memudahkan promosi produk secara global, Wapres Amin mengingatkan agar pelaku industri mode muslim di Indonesia dapat memanfaatkan platform digital. ”Kita punya perusahaan platform digital, sudah banyak yang melakukan pemasaran global. Channel-nya sudah ada, bagaimana kita memanfaatkan potensi yang sekarang ada,” ucapnya.
Baca juga : Indonesia Potensial Jadi Pemain Global Industri Halal
Wapres Amin pun menyambut baik gagasan IFC untuk memasukkan mode sebagai bagian dari kurikulum pendidikan. Untuk itu, Wapres akan meminta Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), sebagai lembaga pendukung pemerintah yang diketuai Menteri Keuangan dan bergerak di bidang akademisi, untuk menjajakinya.
”Tadi ada usulan untuk melahirkan di tingkat akademisi, (ahli) fashion. Ini nanti kita komunikasikan dengan IAEI supaya apa yang selama ini digarap tidak hanya menjadi ahli-ahli di bidang keuangan, tetapi juga di bidang fashion. Saya setuju sekali,” ungkap Wapres Amin.
Ke depan, kolaborasi dengan berbagai pihak diperlukan untuk mendukung pelaku mode yang bernaung di bawah IFC. ”Saya minta nanti Pak Teten (Masduki) supaya betul-betul membantu. Kalau ada yang diperlukan, teman-teman di Kementerian Perdagangan untuk juga membantu membuka pasar ekspor,” ujar Wapres.
IFC diminta menjadikan mode muslim Indonesia sebagai produk ekspor dunia. ”Selamat bekerja, 2024 sudah menjadi terbesar di dunia. Saya kira Pak Ali (Charisma) punya tanggung jawab besar dalam hal ini,” kata Wapres Amin.
Baca juga : Warna-warni Kebangkitan
Dukungan berkelanjutan
Terkait penyelenggaraan Muffest, Ali Charisma meminta dukungan berkelanjutan dari pemerintah. Gelaran Muffest menjadi sarana untuk memperkenalkan mode muslim Indonesia kepada dunia. ”Kami berharap event ini tidak cukup kami jalankan sendiri. Kami berusaha meyakinkan aparat pemerintah, semoga impian kami menjadikan Indonesia salah satu atau satu-satunya pusat mode muslim dunia itu akan tercapai,” ucap Ali.
Muffest sebagai perhelatan akbar berperan menampilkan seluruh potensi industri busana muslim dan menjadi platform business matching secara luring dan daring. Muffest 2021 yang mengusung tema ”Recovery for Fashion Industry” digelar pada Maret-April lalu di lima kota. Muffest 2021 yang digelar oleh IFC bersama Dyandra Promosindo secara daring dan luring ini mencatat angka tingkat kunjungan hingga nilai transaksi yang menjanjikan.
Muffest yang digelar di mal Kota Kasablanka, Jakarta, pada 18-28 Maret 2021 diikuti 100 label dan mendatangkan 51.000 pengunjung dengan nilai transaksi Rp 6,5 miliar. Muffest Yogyakarta pada 31 Maret-11 April 2021 yang diikuti 44 peserta juga mampu menarik 23.000 pengunjung dengan nilai transaksi Rp 2,5 miliar. Pelaksanaan Muffest di Surabaya pada 1-11 April 2021 yang diikuti 61 peserta menarik 25.000 pengunjung dengan nilai transaksi Rp 2,3 miliar.
Muffest merupakan acara tahunan yang telah menjadi lokomotif penggerak perkembangan industri mode muslim Indonesia agar dapat menguasai pasar lokal ataupun global. Ajang Muffest telah digelar enam kali sejak 2016. Muffest kini telah menjadi parameter kemajuan industri busana muslim Indonesia.
Baca juga : Ramadhan Sediakan Peluang Positif Industri Mode Muslim
Gelaran ini juga terbukti memberi beragam dampak positif, seperti mengangkat ekonomi syariah, menguatkan ekonomi kreatif lokal, mendorong lahirnya kurikulum modest fashion, dan promosi budaya. Melalui ekosistem industri mode yang sudah cukup mengakar di Indonesia, prinsip-prinsip ekonomi syariah dapat diajarkan dengan lebih mendalam dan meluas.
Menurut Ali, mode muslim Indonesia tersebut perlu terus dikembangkan di sektor pendidikan. ”Kami harapkan juga bisa melebarkan pendidikan Indonesia, dengan mungkin memberikan kurikulum yang khusus modest fashion di akademisi yang mempunyai jurusan fashion. Kami yakin bahwasanya fondasi itu penting sekali untuk menuju sukses,” ujarnya.
Mode muslim Indonesia unik karena memiliki kekuatan kreativitas yang melibatkan banyak UMKM di bidang mode dan wastra nusantara. Namun keterbatasan UMKM sering kali membuat industri mode seakan bergerak sendiri-sendiri.
Industri mode muslim, menurut Ali, sesuai dengan konsep ekonomi syariah yang mengusung gaya hidup halal, etis, dan berkelanjutan. Mode muslim Indonesia unik karena memiliki kekuatan kreativitas yang melibatkan banyak UMKM di bidang mode dan wastra nusantara. Namun, keterbatasan UMKM sering kali membuat industri mode seakan bergerak sendiri-sendiri. Potensi yang ada di sektor manufaktur juga sangat besar, tetapi masih perlu ditingkatkan sinerginya dengan kekuatan kreativitas lokal.
Kebangkitan industri mode
Ke depan, Indonesia bercita-cita dikenal sebagai pusat mode muslim dunia dengan ciri khasnya, yaitu bineka (diverse) yang mampu memenuhi kebutuhan market global yang sangat beragam. Pendekatan desain yang diusung berasal dari berbagai jenis genre, seperti syarii, modern modest, etnik, dan sportswear. ”Namun, yang menjadi kekuatan paling unggul dari fashion Indonesia adalah sisi craftsmanship dan wastra Indonesia sehingga perlu kita pertajam arahnya menjadi ready to wear craft fashion,” lanjut Ali.
Sejak 10 tahun lalu, IFC bersama empat kementerian telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat mode muslim dunia. Dalam pembukaan Muffest 2021, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki juga menegaskan bahwa Indonesia telah dicanangkan menjadi produsen produk halal terbesar dunia pada 2024, yang dimulai dengan mode muslim.
Industri mode, ujar Ali, tak lepas dari ekosistem dan roadmap panjang yang harus dibangun dari awal hingga akhir. Apalagi dengan target sebagai salah satu pusat mode dunia, situasi yang ada sekarang bisa menjadi momentum baik asalkan setiap elemen industri mode dapat mengerjakan peranannya masing-masing. Dari 230 desainer anggota IFC, sebanyak 30-40 orang adalah desainer mode muslim yang memiliki karyawan berkisar 2-200 orang.
Penguatan SDM, misalnya, telah dilakukan melalui pembentukan Yayasan Lembaga Fashion Indonesia serta Lembaga Sertifikasi Profesi Fashion Indonesia yang akan melakukan sertifikasi pelaku industri busana muslim dan berbagai kegiatan pelatihan. Penguatan sisi bisnis dan wadah untuk berkolaborasi antarsemua UMKM mode dilakukan melalui pembentukan Koperasi Mode Beeneca Indonesia dan melahirkan brand nasional Moda Beeneca yang mengusung modestwear untuk market global.
Ukuran pasar ekonomi halal baik di dalam maupun luar negeri tergolong sangat besar. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, populasi penduduk Muslim di Indonesia per Agustus 2021 adalah 231 juta jiwa atau 85 persen dari total populasi Indonesia. Sementara penduduk Muslim dunia saat ini diperkirakan 1,8 miliar jiwa. Laporan dari Global Islamic Economy Indicator (GIEI) tahun 2020/2021 mencatat potensi pasar global produk halal diperkirakan mencapai 3 triliun dollar AS pada tahun 2023.
Masih berdasarkan GIEI, saat ini Indonesia menempati peringkat ke-4 untuk sektor makanan halal, peringkat ke-3 untuk busana dan mode halal, serta peringkat ke-6 untuk kosmetik dan obat halal. Selain itu, peringkat ke-5 untuk media dan rekreasi halal, peringkat ke-6 untuk wisata halal, serta peringkat ke-6 untuk keuangan syariah. ”Artinya, Indonesia masih dapat mengoptimalkan peluang dari ekonomi halal, terlebih sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan pers pada acara Peluncuran Program Fasilitasi Halal, Kamis (19/8/2021).
Agus menambahkan, mengingat halal telah menjadi standar yang diakui dunia dan tuntutan masyarakat Muslim untuk adanya jaminan halal terhadap produk yang dikonsumsinya, maka negara harus hadir dan mengambil alih peran penting tersebut. Dalam upaya pengembangan industri halal di Indonesia, terutama bagi sektor IKM yang jumlahnya mencapai 1,6 juta, Kementerian Perindustrian pun hadir untuk memperkuat dan mempercepat ekosistem halal dalam pemberian fasilitas halal.