Toyota Menjaring Emosi Berkendara dengan ”Gazoo Racing”
Melalui berbagai kiprahnya di ajang ”motorsport”, Toyota bertekad membuat mobil yang lebih emosional dan menyenangkan untuk dikendarai. Jenama Toyota Gazoo Racing pun menjadi jenama global untuk menekankan tekad ini.
Oleh
Dahono Fitrianto
·5 menit baca
Bagi para pencinta olahraga otomotif alias motorsport, nama Toyota Gazoo Racing tentu tak asing lagi. Divisi motorsport Toyota itu mengikuti dan mencatat prestasi di berbagai ajang olahraga otomotif dunia, mulai dari kejuaraan reli dunia, balap ketahanan 24 jam, hingga reli ekstrem Dakar Rally.
Terakhir, pekan lalu, tim Toyota Gazoo Racing (TGR) memenangi balap ketahanan 24 jam legendaris Le Mans di Circuit de la Sarthe, Le Mans, Perancis, menggunakan mobil balap Toyota GR010 HYBRID. Ini adalah kemenangan keempat berturut-turut TGR di Le Mans dan kemenangan keempat pada seri kejuaraan balap ketahanan dunia FIA World Endurance Championship (WEC) 2021.
Berbagai pengalaman dan pelajaran yang didapatkan dari arena balap tersebut kemudian dituangkan Toyota ke dalam mobil-mobil untuk jalanan biasa. Lahirlah mobil-mobil sport di bawah divisi TGR ini dengan mengusung nama Gazoo Racing (GR), seperti Toyota GR Supra pada 2019 dan Toyota GR Yaris yang hanya diproduksi sebanyak 25.000 unit mulai 2020 sebagai syarat homologasi keikutsertaan Toyota di kejuaraan reli dunia World Rally Championship (WRC). Tak lama lagi juga akan meluncur Toyota GR 86 yang merupakan generasi kedua dari mobil sport Toyota 86.
Pada perjalanannya, DNA sport dari dunia motorsport dan mobil-mobil sport ini dipandang Toyota sebagai nilai tambah yang efektif untuk menarik lebih banyak orang membeli produk-produknya. Maka, sejak 2017, Toyota memasarkan berbagai model dengan embel-embel GR Sport di belakangnya untuk menunjukkan adanya DNA ”sport” yang ditambahkan pada mobil-mobil tersebut. Meluncurlah, antara lain, Toyota Harrier GR Sport, Mark X GR Sport, Voxy GR Sport, dan Prius PHV GR Sport di pasar domestik Jepang.
Langkah seperti ini sebenarnya sudah lebih dulu dilakukan pabrikan mobil Eropa, seperti BMW dengan BMW M atau Mercedes-Benz dengan Mercedes-AMG. Selain memproduksi mobil-mobil M atau AMG ”sejati”, BMW dan Mercedes-Benz juga meluncurkan varian-varian M Sport dan AMG Line, yang sebagian besar sekadar menerapkan olahan perwajahan agar mobil-mobil standar mereka tampil lebih sporty, seperti mobil-mobil M atau AMG murni.
”Akio Toyoda (Presiden Toyota Motor Company) juga mengatakan bahwa motorsport sangat penting untuk mengembangkan mobil yang semakin baik karena motorsport memberi kami kesempatan untuk mendorong diri kami hingga batas maksimum dan berkompetisi untuk supremasi. Dalam hal ini, motorsport juga mendorong kami untuk tidak pernah berhenti berinovasi,” ujar Susumu Matsuda, Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM), saat peluncuran lini produk Toyota GR Sport dan GR Limited di Indonesia, Kamis (20/8/2021).
Di Indonesia, kiprah TGR ini diawali dengan peluncuran Toyota GR Supra pada 2019, dan diikuti dengan Toyota GR Yaris tahun ini, keduanya dengan jumlah yang sangat terbatas dan sukses di pasar. Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT TAM, menyebutkan, ada lebih dari 600 surat pemesanan kendaraan (SPK) untuk Toyota GR Yaris, padahal Indonesia hanya mendapat jatah 127 unit dari total 25.000 unit yang diproduksi di dunia. Akhirnya, TAM melakukan sistem pengundian untuk menentukan siapa pemesan yang beruntung dapat memiliki mobil seharga sekitar Rp 750 juta-Rp 850 juta per unit ini dalam kondisi on the road.
Sukses dua model TGR ini disusul keputusan TAM untuk turut memasarkan mobil-mobil berlabel ”GR Sport”. Tidak tanggung-tanggung, pada 9 Agustus 2021, diumumkan lima model mobil yang akan memiliki label GR di belakang namanya menyusul Toyota Raize GR Sport yang sudah lebih dulu meluncur.
Lima model ini terdiri atas empat model berlabel GR Sport, yakni Toyota Fortuner GR Sport, Rush GR Sport, Yaris GR Sport, Agya GR Sport, dan satu model berlabel GR Limited, yakni Toyota Avanza Veloz GR Limited. Kehadiran label GR ini juga secara resmi mengakhiri varian TRD Sportivo yang sebelumnya menjadi varian tertinggi sejumlah produk Toyota di negeri ini.
Mengail emosi
Menurut Wakil Presiden PT TAM Henry Tanoto, pihaknya meyakini kesuksesan sub-jenama Toyota GR ini setelah melihat tren penjualan yang terjadi di Indonesia selama ini. ”Selama ini, penjualan mobil-mobil varian TRD Sportivo sudah lebih dari 75 persen dari total penjualan model terkait. Toyota Raize GR Sport responsnya juga baik, demikian juga dengan Toyota GR Yaris. Semua ini menunjukkan minat konsumen pada mobil dengan DNA sport atau berpenampilan sporty itu ada dan cukup tinggi,” ujar Henry.
Berbeda dengan nama TRD Sportivo yang bersifat lokal, Toyota GR ini adalah sub-jenama global, yang bahkan disejajarkan dengan Lexus, divisi mobil premium dari Toyota. ”Jadi, orang yang orientasinya produk premium akan ke Lexus, sementara yang berorientasi motorsport akan ke GR,” papar Henry.
Konsekuensi dari strategi global ini, mobil-mobil yang akan menyandang nama GR harus mendapat persetujuan dari principal TGR di Jepang. Setiap negara pun diberi kebebasan mengajukan model mana yang akan mendapatkan label GR. ”Semua dikomunikasikan dengan principal. Semua harus mendapat approval, dari mulai desainnya hingga warnanya, ada guidelines yang lebih lengkap yang harus diikuti,” imbuh Anton.
Dengan kata lain, jenama Toyota GR dihadirkan untuk menjaring konsumen yang menginginkan emosi berkendara dalam sebuah mobil yang menyenangkan untuk dikendarai. Itu sebabnya, lanjut Henry, tak tertutup kemungkinan ke depan mobil-mobil berlabel GR Sport tidak hanya memiliki pemanis kosmetik yang bercirikan sporty, tetapi juga mendapat sentuhan setting atau tuningsporty, misalnya pada tenaga mesin atau pengaturan suspensi.
”Jadi, brand GR ini tidak akan sekadar menggantikan TRD Sportivo, tetapi juga memberikan pengalaman berkendara yang lebih. Ada yang ciri sporty-nya terletak pada look-nya saja, tetapi ada juga yang mengacu pada performance,” kata Henry.
Anton menambahkan, di beberapa negara bahkan sudah memiliki jaringan GR Garage, yang tugasnya tidak sekadar menjadi bengkel untuk servis rutin mobil, tetapi juga memberikan pelayanan tuning atau pengaturan khusus untuk meningkatkan performa kendaraan. ”Kita lihat dulu respons pasar di sini. Kalau ada demand-nya (terhadap GR Garage ini), pasti akan kami pikirkan,” ujarnya.
Bagi para penggemar mobil sejati alias petrolheads, janji Toyota ini sudah lama ditunggu-tunggu. Sudah terlalu lama Toyota berada di zona nyaman dengan membuat mobil yang sekadar nyaman, awet, dan dapat diandalkan. Sudah saatnya Toyota dengan potensi raksasanya menghadirkan mobil yang berhasil mengail emosi penggunanya. Tentu saja, harapannya, emosi itu lebih dari sekadar ketertarikan pada tampilan belaka…