Daihatsu Rocky Kini Jadi ”Anak Kota”
Pernah ada masanya nama Daihatsu Rocky identik dengan kerja. Dulu, Daihatsu Taft Rocky jadi andalan para pekerja di proyek, perkebunan, atau pertambangan. Namun, kini nama Rocky dibangkitkan lagi dengan tujuan berbeda.
Daihatsu Rocky pernah jadi andalan pendukung pekerjaan—memenuhi kebutuhan hidup—melintasi jalur-jalur tak biasa. Di generasi barunya, Rocky berganti karakter dengan fitur canggih. Ia kini lebih mewakili citra gaya hidup, terutama perkotaan: terlihat muda, gesit, tangguh, dan kuat.
Lebih dari tiga dekade silam, Daihatsu Rocky diproduksi di Indonesia dengan kode F75, sebagai bagian dari keluarga Daihatsu Taft. Model F75, yang dilanjutkan dengan F78, menggunakan mesin diesel berkapasitas 2.765 cc yang menghasikan torsi puncak 245 Nm.
Torsi yang tergolong besar itu membuat Rocky cocok dikendarai di permukaan kasar, sesuai dengan namanya yang secara harfiah berarti ”berbatu”. Ruang roda yang relatif besar memungkinkan penggunanya memakai ban radial. Rocky juga punya penggerak roda 4x4 atau four-wheel drive (4WD).
Ketangguhannya membuat mobil ini banyak dipakai instansi di luar Jakarta, bahkan di luar Jawa. Perusahaan tambang batubara di Sumatera Barat, misalnya, pernah pakai Rocky sebagai kendaraan operasional mereka, bahkan dalam kondisi standar. Redaksi Kompas biro Kalimantan dan Sumatera juga pernah memakai mobil ini untuk liputan harian wartawannya yang tidak bisa pilih-pilih medan itu.
Setelah jadi primadona di penjuru Nusantara, Daihatsu menghentikan produksi keluarga Taft pada 2007 (Kompas, 2 November 2014).
Pada perhelatan Tokyo Motor Show, bulan Oktober 2019, Daihatsu Rocky dilahirkan lagi. Generasi kedua Rocky ini sama sekali berbeda dengan pendahulunya. Ia muncul sebagai entitas baru, tetapi menyandang nama legendaris ”Rocky”.
Di Indonesia, Daihatsu dan Toyota berkolaborasi memproduksi entitas baru ini. Daihatsu memakai nama Rocky, sedangkan Toyota pakai nama Raize. Dua perusahaan ini sebelumnya pernah membuat ”mobil kembar beda nama”, seperti Ayla dan Agya, Terios dan Rush, Sigra dan Calya, serta tentu saja Xenia dan Avanza.
Daihatsu Rocky resmi diluncurkan di Indonesia pada 30 April 2021 oleh PT Astra Daihatsu Motor (ADM), rakitan pabrik Daihatsu di Karawang, Jabar. Keterangan pers pada saat peluncuran menyebutkan, nama Rocky dipilih karena menggambarkan jiwa muda yang tangguh dan kuat.
SUV kompak (berdimensi panjang 4,03 meter) ini hadir dalam 11 varian. Varian paling sederhana, yaitu Rocky M bermesin 1.200 cc tanpa turbo dan bertransmisi manual, dijual dengan harga Rp 178,9 juta. Sementara model teratasnya dibanderol Rp 236,1 juta. Itu harga on the road di DKI Jakarta.
”Bip bip bip”
Kompas menjajal varian tertinggi itu selama empat hari mulai Senin (23/8/2021). Nama variannya penuh singkatan: Rocky 1.0 R TC CVT ASA. Penjelasannya, ini adalah Rocky tipe R dengan mesin 1.0 liter (998 cc) ditopang turbocharger bertransmisi otomatis CVT berpenggerak roda depan.
ASA (advanced safety assist) adalah serumpun enam fitur unggulan yang tidak dipasang di varian lain. Fitur-fitur inilah yang jadi perhatian selama uji coba. Fitur ini memanfaatkan data yang ditangkap dari dua kamera yang tersemat di sisi atas kaca depan. Kejadian yang dianggap membahayakan mobil diberitahukan kepada pengemudi.
Di ruas jalan dengan marka yang jelas, Kompas sempat kaget ketika terdengar bunyi ”bip bip bip” waktu tak sengaja memotong marka tanpa menyalakan lampu sein. Selain peringatan lewat suara, layar instrumen menampilkan tanda mobil memotong marka. Setir bisa otomatis mengarahkan mobil ke lajur semula. Itu adalah dua fitur bernama lane departure warning dan lane departure prevention.
Di saat lain, peringatan berbunyi lagi ketika mobil di depan tiba-tiba mengerem, sementara kami masih berakselerasi. Secara refleks, kaki kanan yang semula ada di pedal gas berpindah ke rem. Kami terhindar dari tubrukan. Andaikata rem tak segera diinjak, mobil bisa mengintervensinya. Dua fitur ini bernama pre-collision warning dan pre-collision braking. Kami tak merasakan intervensi ini karena konsentrasi mengemudi masih terjaga.
Fitur lain yang kami coba adalah front departure alert ketika berhenti di lampu merah. Tuas transmisi ada di posisi P. Kami tak sadar lampu hijau sudah menyala dan mobil di depan sudah maju agak jauh. Suara ”bip bip bip” membuyarkan lamunan di siang yang terik itu. Masih ada waktu melajukan mobil sebelum diklakson dari belakang. Fitur ini cocok bagi yang suka ”colongan” main ponsel di lampu merah atau kemacetan.
Satu fitur lain dalam cakupan ASA adalah pedal misoperation control, yang artinya kira-kira ”seharusnya menginjak rem malah menekan gas” jika di depan mobil ada obyek tak bergerak, seperti mobil atau tembok. Tim Daihatsu menjelaskan, jika ini terjadi, mobil akan mengerem. Nyali kami ciut menjajal fitur ini.
Fitur-fitur itu adalah yang tercanggih yang pernah ada di semua lini mobil produksi Daihatsu. Saudara kembar Rocky, Toyota Raize varian teratas, punya empat fitur tambahan lain, di antaranya adalah adaptive cruise control dan blind spot monitoring. Namun, harga Raize varian GR CVT TSS ini hampir Rp 30 juta lebih tinggi.
Di luar fitur-fitur ASA itu, mobil ini juga bisa mendeteksi obyek di belakang saat mundur berkat dua sensor di bumper, yang sangat membantu ketika parkir di tempat sempit. Ada kamera belakang juga yang imajinya terpancar di panel infotainment. Gambarnya tidak terlalu tajam dan garis bantu tidak meliuk mengikuti putaran setir sehingga pengemudi tetap perlu menengok kaca spion.
Enak dikendarai
Rocky varian termahal ini enak dikemudikan. Putaran setirnya sensitif dan enteng sehingga mudah berkelit di jalan sempit padat lalu lalang, seperti di daerah Rawabelong, Jakarta Barat. Sayangnya, setelan setir pada unit yang kami coba condong ke kiri sedikit. Ini patut jadi perhatian jika Anda berniat membeli Rocky: pastikan setirnya terpasang lurus.
Suspensinya juga relatif empuk. Polisi tidur dilibas pada kecepatan sekitar 30 kilometer per jam tanpa guncangan berarti. Akan tetapi, jika melewati jalan yang agak rusak, guncangan di dalam kabin cukup terasa. Meliuk di jalan tol juga berefek agak limbung.
Kabinnya yang didominasi warna hitam dengan aksen perak dan merah terbilang nyaman. Komponen-komponennya, meski terbuat dari plastik keras, terpasang dengan baik dan rapi. Ketelitian perakitan Daihatsu ini patut diacungi jempol.
Mesin 1.0 liter tiga silinder terasa halus, terutama di kecepatan rendah hingga sedang. Namun, kalau melaju kencang, suaranya meraung seperti memohon untuk jangan ngebut-ngebut. Tanpa memencet tombol power di sisi kanan bilah setir, agak sulit merasakan tenaga maksimal 97,9 PS karena putaran mesin harus mencapai 6.000 rpm. Sementara di putaran 5.000 rpm saja mesinnya sudah meronta. Meski begitu, pasokan tenaga dari turbocharger masih terasa trengginas di kecepatan menengah.
Dengan karakteristik sedemikian, Rocky lebih cocok sebagai tunggangan harian di perkotaan. Harapan bahwa Rocky baru ini bisa dipakai sebagai mobil operasional pertambangan layaknya Rocky era dulu sebaiknya ditepis. Meski begitu, reaksi pasar tergolong bagus. Hingga akhir Juli, semua varian Rocky terjual sebanyak 1.512 unit di tingkat penjualan ritel.
Rocky baru ini lebih tepat memenuhi gaya hidup, alih-alih kebutuhan hidup. Anda bisa memilih memutar lagu rock lewat ponsel yang terkoneksi via Bluetooth atau sambungan kabel jika memerlukan Apple CarPlay atau Android Auto. Musik rock bisa mengalihkan suara bising mesin dan lalu lintas. Musik rock mewakili sisa makna dari kata ”Rocky” yang kini telah berganti peruntukannya; sesuailah dengan slogan mereka bagi mobil ini, ”It’s time to rock”, sudah bukan lagi Rocky era ”It’s time to work”.