Audi Skysphere adalah mobil konsep berdaya baterai murni dengan tenaga di atas batas mumpuni. Jenis roadster ini bisa berubah bentuk layaknya mobil di film animasi. Audi unjuk kecanggihan teknologi.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·5 menit baca
Pabrikan asal Jerman, Audi, mengungkap seri pertama dari tiga mobil konsepnya yang mereka beri nama Skysphere pada Selasa (10/8/2021) . Dalam balutan teknologi terkini, mobil ini adalah unifikasi dari jenis mobil sport yang lincah, sekaligus juga grand tourer yang mewah. Penggabungan itu bukan cuma dirasa, tetapi nyata terlihat mata.
Selama ini, mobil yang bisa berubah bentuk hanya dengan satu sentuhan tombol rasa-rasanya cuma terjadi di film animasi. Namun, rumah desain terbaru Audi yang bermarkas di Malibu, California, AS, mewujudkan imajinasi itu.
Bentuknya adalah mobil roadster; berkapasitas dua penumpang dengan atap terbuka, tetapi bisa ditutup atapnya jika ingin. Audi Skysphere ini punya dua mode berkendara, yaitu Sport dan GT alias grand tourer. Di sini lah letak keistimewaannya.
Pada mode GT, mobil ini ”disopiri” oleh komputer. Bahasa teknis untuk pengendaraan otonom ini adalah sistem swakemudi level 4, yang memungkinkan pengendara tak perlu mengintervensi kerja komputer. Dua kursi di kabinnya sama-sama ditempati penumpang sambil selonjoran menikmati pemandangan, atau bisa juga menonton film favorit di layar panjang pada dasbor.
Di mode GT ini, interior kabin benar-benar seperti kabin pesawat kelas satu: kursi empuk berbalut kulit ”vegan”, ruang kaki yang lega, serta layar digital yang terkoneksi internet. Kelengkapan yang mencirikan kabin mobil konvensional yaitu setir, pedal akselerator dan rem, serta tuas transmisi ”disembunyikan”. Desain interior bertema art deco ini rapi, bersih, dan berestetika tinggi dengan sudut-sudut persegi.
Benar, mode GT ini memanjakan penghuninya. Rute perjalanan diatur komputer. Pengguna tinggal memerintahkan saja. Tak ada sopir di sini, semua adalah penumpang yang bahagia. Mobil bahkan bisa merekam video kebahagiaan mereka selama berkendara, lantas mengunggahnya ke internet. Seru sekali.
”Ketika mengonsep ini (Skysphere), kami seperti mengisi lembar kosong, menjawab tantangan berkendara otonom level 4 pada sebuah grand tourer. Grand tourer mewakili puncak sebuah mobil: kemewahannya, performanya, keanggunan bentuknya. Dan kami mau menunjukkan hal maksimal apa yang bisa dilakukan oleh kendaraan elektrik,” kata Gael Buzyn, Head of Audi Malibu Studio kepada Autocar.co.uk.
Jika diinginkan, Skysphere bisa mengembalikan sensasi menyetir sebuah mobil, bahkan bukan mobil biasa melainkan mobil sport. Saat mode Sport diaktifkan, roda setir yang bentuknya futuristik itu keluar dari ”persembunyiannya” di bawah dasbor. Pedal akselerator dan rem menyembul dari area pijakan kaki. Tuas transmisi keluar dari konsol tengah. Interior ala kabin pesawat seketika berubah jadi interior mobil sebagaimana mestinya.
”Keajaiban” mode Sport itu belum pungkas. Panel fender depan kiri dan kanan bergeser ke belakang dengan titik ujung di sekitar pilar A. Pergeseran mekanikal itu memangkas jarak antar sumbu roda (wheelbase) sebanyak 25 sentimeter! Jok penumpang otomatis ikut mundur 25 sentimeter pula, membuat pemegang setir seolah punya kontrol lebih pada tunggangannya.
Wheelbase yang lebih pendek membuat pengendalian mobil lebih presisi. Keasyikan menyetir masih ditambah dengan penurunan jarak kolong (ground clearance) 10 milimeter mendekati permukaan aspal.
Transformasi bentuk ini lah yang membuat mobil ini seolah-olah dua jenis mobil berbeda yang dijadikan satu. Pengguna tinggal ongkang-ongkang kaki dalam bentuk mobil sepanjang 5,2 meter pada mode GT, atau menjadi ”pilot” yang asyik menyetiri mobil lebih ringkas sepanjang 4,9 meter pada mode Sport. Dimensi panjang wheelbase pada mode GT mendekati dimensi Audi A8 L, sementara mode Sport seperti Audi RS 5.
Inspirasi klasik
Model Skysphere ini, kata Gael Buzyn, terinspirasi dari mobil klasik Horch 853 yang sama-sama berbentuk roadster. Mobil keluaran dekade 1930-an itu berdimensi panjang sekitar 5,2 meter juga. Horch itu bermoncong panjang sebagai tempat kerja mesin delapan silinder segaris berkapasitas 5,0 liter. Mesin itu menghasilkan 120 tenaga kuda (horse power/HP) yang tersalurkan ke roda belakang.
Skysphere mengadopsi sistem penggerak roda belakang ini. Daun pintu Horch yang berengsel belakang juga diterapkan di sini. Namun, moncong panjang Skysphere bukan lagi sebagai tempat mesin, melainkan komponen elektronik seperti pengisi daya, juga pengatur suspensi. Ruang di atas komponen ini bisa menyimpan dua tas golf lengkap dengan stiknya.
Skysphere bertenaga baterai dengan motor penggerak yang diletakkan di bagian belakang, di sekitar as roda. Area belakang kabin ini juga jadi tempat penyimpanan 70 persen baterai, dan sisanya ditaruh di bawah konsol pemisah jok kiri dan kanan. Konfigurasi ini membuat bobot mobil 60 persen lebih berat di belakang.
Motor elektrik itu menghasilkan tenaga maksimum 465 kilowatt (sekitar 623 HP) dengan torsi puncak 750 Nm. Dengan kekuatan sedemikian, Audi mengklaim mobil berbobot kosong 1,8 ton ini bisa melesat cuma empat detik dari posisi berhenti hingga 100 km per jam. Kapasitas baterai mencapai 80 kWh diyakini bisa menempuh jarak sekitar 500 kilometer, dengan standar WLTP, jika dipakai dalam mode GT yang ekonomis.
Mobil konsep Audi Skysphere ini tampil di hadapan publik pada Jumat (13/8/2021) di ajang Monterey Car Week, di California, AS. Perhelatan itu digelar di area golf Pebble Beach yang melewati jalur eksotis tepi pantai Pacific Coast Highway, sepelemparan batu dari Audi Design Studio di Malibu. Bisa dibilang Skysphere melenggang perdana di halaman belakangnya sendiri.
Dalam rilis pers, Audi menyebutkan, Skysphere adalah model konsep pertama yang mereka perkenalkan menuju era pengendaraan otonom pada semester kedua 2021 ini. Menyusul berikutnya adalah Audi Grandsphere—seukuran Audi A8—juga di tahun ini. Sedangkan bentuk SUV Urbansphere direncanakan keluar tahun 2022.
Meski belum tentu diproduksi massal, teknologi yang ditanamakan di Skysphere menggambarkan pengembangan apa yang bisa dipakai di produk mobil berlogo empat cincin ini bertahun kemudian. Apakah wheelbase yang bisa mengerut itu memungkinkan dipakai di mobil kebanyakan? Mungkin saja. Toh, dua dekade silam kita tak pernah menduga mobil bertenaga baterai bisa seatraktif ini.(HEI)