All New BMW M3 Competition, Si Buas dari Goa Rindu
Saat pedal gas diinjak penuh, indikator di sebelah kanan panel instrumen menunjukkan hampir 560 ekor kuda melesat bersama menghela sedan empat pintu dengan bobot kosong 1,8 ton ini. Inilah performa BMW M3 Competition.
Oleh
Dahono Fitrianto
·6 menit baca
Jalan tol yang belum lama dibuka, ini, begitu lengang malam itu. Mobil berwarna hijau teduh ini meluncur ke arah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang. Dari balik kemudi, terdengar pelan geram suara mesin. Ratusan kuda di dalam sana siap menghela kendaraan ini ke mana pun dia mau pergi.
Walau tidak tepat benar membandingkan tenaga kuda yang dikeluarkan mesin modern dengan tenaga seekor kuda sungguhan, tetap menyenangkan untuk membayangkan di balik kap mesin itu tersimpan ratusan ekor kuda yang siap berlari bersama, mencurahkan seluruh tenaganya untuk menarik kendaraan ini.
Dan saat pedal gas diinjak penuh, sebuah indikator di sebelah kanan panel instrumen menunjukkan hampir 560 ekor kuda melesat bersama menghela sedan empat pintu dengan bobot kosong 1,8 ton ini. Sontak punggung pun terasa melesak ke sandaran kursi ketika tenaga maksimum ini tercurah ke roda belakang dan mobil berakselerasi maksimum ke depan.
Ya, sedan yang sedang dikendarai membelah malam sunyi itu memang bukan sedan biasa. Di atas kertas, BMW M3 Competition ini ditulis mampu mengucurkan tenaga maksimum 510 HP pada putaran mesin 6.250 rpm dan torsi puncak 650 Nm pada rentang 2.750-5.500 rpm. Tenaga itu dikeluarkan mesin bensin enam silinder segaris berkode S58 dengan turbo ganda (biturbo) yang dikembangkan khusus oleh BMW M, divisi mobil performa tinggi dari pabrikan yang bermarkas di Munich, Bavaria, Jerman, itu.
Jika melihat sekelebatan, terutama dari samping dan belakang, sosok BMW M3 terbaru ini nyaris tak berbeda dengan BMW Seri 3 biasa. Orang awam akan mengira ini sedan berkemampuan biasa-biasa saja saat bertemu di jalanan. Padahal di balik tutup mesinnya tersimpan tenaga yang buas yang baru akan keluar saat pengemudinya menginjak pedal gas dengan sungguh-sungguh.
Perbedaan nyata
Namun, di bawah terang sinar matahari, akan terlihat perbedaan yang sangat nyata antara M3 generasi keenam (kode model G80) ini dengan sedan BMW Seri 3 generasi ketujuh (kode model G 20) yang menjadi platform dasar pengembangannya. Bahkan dari sisi wajah pun, M3 ini tak lagi setia pada Seri 3, seperti M3-M3 generasi sebelumnya.
Wajah M3 terbaru ini sekarang mengadopsi wajah BMW Seri 4 terbaru dengan gril double kidney yang ekstra besar dan memanjang vertikal memenuhi mukanya. Terlihat aneh dan sangat mengagetkan saat terlihat pertama kali di foto, tetapi setelah bertatap muka langsung, gril baru ini ternyata tak seaneh yang dibayangkan.
Yang jelas, walau tampil dengan wajah baru yang sempat kontroversial di kalangan warganet dunia, M3 ini tetaplah mobil yang sudah lama dirindukan. Sejak BMW mengeluarkan M3 generasi pertama dari model Seri 3 E30 di tahun 1985, para pencinta BMW tak pernah berhenti merindukan keluarnya M3 dari setiap generasi Seri 3 yang dipasarkan.
Jika Seri 3 mengejawantahkan semboyan BMW sebagai ultimate driving machine dengan pengendalian yang presisi dan karakter fun-to-drive-nya, BMW M3 menjadi pemuncak dari perwujudan mimpi-mimpi akan sebuah mobil yang menggabungkan kesenangan berkendara sehari-hari itu dengan performa mobil balap di sirkuit.
”Selama hampir lima dekade, BMW M telah menjadi simbol bagi kendaraan sport performa tinggi dengan desain emosional serta serangkaian kisah sukses di kejuaraan motorsport. BMW M3 Competition dan BMW M4 Coupé Competition terbaru ini menerapkan teknologi racing cars dari sirkuit ke jalan raya,” tutur Jodie O’Tania, Director of Communications BMW Group Indonesia, saat peluncuran duet BMW M3 Competition dan BMW M4 Competition di pasar Indonesia, 3 Juli 2021 lalu.
Seperti diketahui, tak ada perbedaan mekanikal antara BMW M3 dan M4. Keduanya hanya berbeda dalam desain eksteriornya. Sejak 2014, M4 mengikuti BMW Seri 4 yang berbentuk coupe dua pintu, sementara M3 mempertahankan bentuk sedan empat pintu.
Tenaga besar mesin S58 dengan kapasitas 3.0 liter (2.993 cc) yang ditopang dua turbo gulungan tunggal (mono-scroll turbocharger) tersebut, disalurkan ke roda belakang melalui transmisi otomatis BMW M Steptronic delapan tingkat percepatan yang dilengkapi fitur Drivelogic. Di atas kertas, kedua mobil ini mampu berakselerasi dari posisi diam hingga kecepatan 100 km per jam di bawah 4 detik, atau tepatnya dalam waktu 3,9 detik! Kecepatan maksimum mobil dibatasi secara elektronik pada 250 km per jam.
Dari pengalaman Kompas merasakan tenaga mobil ini di jalan tol, sangat wajar apabila klaim kecepatan maksimum itu akan dengan mudah terpenuhi. Bahkan beberapa video di Youtube yang menunjukkan pengujian BMW M3 Competition di autobahn tanpa batas kecepatan di Jerman, kecepatan mobil dengan enteng bisa melampaui batas kecepatan yang disebutkan itu.
Rasa berkendara
Tenaga mesin yang buas ini dipadukan dengan peningkatan rigiditas sasis demi mendapatkan pengendalian dan rasa berkendara yang paripurna. BMW M3 dan M4 baru ini dipasangi struktur penguat (bracing) pada ruang mesin, subframe as roda depan, bagian bawah lantai mobil, dan pada subframe as roda belakang. Hasilnya adalah sasis yang memiliki kekakuan puntir (torsional rigidity) tinggi untuk pengendalian yang lebih dinamis dan stabil.
Pada pengujian yang dilakukan Kompas di jalan raya di sekitar Jakarta, minggu pertama Agustus 2021, terasa bagaimana mobil ini masih tetap mantap dan stabil dikendalikan walau dalam kecepatan tinggi. Walau demikian, mobil berkarakter sangat sport ini memang bukan mobil untuk diajak berjalan-jalan mencari kenyamanan yang melenakan.
Kekakuan demi mendapatkan stabilitas paripurna pada kecepatan tinggi, membuat bantingan suspensi mobil terasa cukup keras. Selain itu, buat yang belum terbiasa mengemudikan mobil berperforma tinggi, tarikan tenaga mesinnya terasa terlalu kuat untuk berjalan di jalan raya biasa walaupun berada pada setting tenaga mesin terendah. Mobil serasa selalu mengajak untuk ngebut di setiap kesempatan.
Selain itu, ada begitu banyak teknologi baru yang baru bisa dirasakan saat mobil digunakan di sirkuit balap, seperti M Traction Control yang baru aktif saat sistem kendali stabilitas elektronik (DSC) dimatikan sepenuhnya. Mematikan DSC jelas sangat tidak disarankan di jalan raya biasa.
Selebihnya, mobil dengan harga Rp 2,059 miliar (off the road) ini tetap memberikan berbagai fitur kenyamanan bagi penumpangnya. Mulai dari climate control 3 zona, layar sentuh berukuran 10,25 inci dengan konektivitas Apple CarPlay nirkabel, hingga sistem audio besutan Harman/Kardon dengan 16 speaker.
Wajar jika BMW M3 Competition ini kita juluki sebagai si buas dari goa rindu. Segalanya tentang mobil ini telah membuat para penggemarnya menahan rindu yang tak terbendung. Salah satu buktinya, sekitar 40 unit pertama BMW M3 Competition dan BMW M4 Competition yang dimasukkan untuk pasar Indonesia tahun ini telah ludes terjual.
”Saat ini, BMW M3 Competition Sedan dan BMW M4 Coupé telah laku terjual untuk ketersediaan tahun 2021. Unit akan kembali tersedia di tahun depan, untuk itu BMW Eurokars, sebagai dealer khusus BMW M, tetap membuka pemesanan dan pengiriman akan dilakukan dalam beberapa tahapan, perkiraan di kuartal kedua 2022,” ungkap Jodie.