Jaket Pelindung Para Kampiun
Kenyamanan dalam berpakaian hingga detail yang keren di ajang Olimpiade Tokyo 2020 mesti dipenuhi untuk seragam hingga jaket yang dikenakan para atlet.
Kemampuan dan kepercayaan diri tentu menjadi bekal penting menghadapi serangkaian pertandingan Olimpiade yang dinanti-nantikan untuk mengukir prestasi. Namun, kenyamanan dalam berpakaian hingga detail yang keren juga menjadi sesuatu yang mesti dipenuhi untuk seragam hingga jaket yang dikenakan para atlet.
Decak mata tak hanya menyisir lapangan pertandingan dengan sederet aksi mengejutkan. Naiknya para atlet di podium kemenangan juga menyita perhatian. Ragam jaket yang dikenakan ketika menerima medali berharga rupanya menyimpan makna di balik warna-warna, bukan sekadar aksesoris wajib pakai para atlet.
Indonesia, tentu tak mengubah warna dasarnya. Merah putih menjadi utama dengan dominasi putih pada jaket yang dikeluarkan oleh Li-Ning. Kali ini, penambahan aksen hitam di bagian pundak hingga sepanjang lengan dan kerah. Warna merah dan abu-abu berbentuk garis panjang terlihat di bagian pinggir kanan dan kiri jaket.
Bendera merah putih kecil tersemat di dada kanan. Sementara di dada kiri, tersemat lambang garuda dengan lima buah cincin olimpiade di bawahnya dan dikitari lingkaran merah putih. Munculnya garuda sebagai bagian dari logo ini merupakan sesuatu yang baru. Sebelumnya, logo Indonesia identik dengan obor merah putih dan kuning berpadu dengan perisai talawang milik Suku Dayak.
Lambang garuda sendiri biasanya terlihat pada jersey tim nasional sepakbola Indonesia. Kini, garuda juga dipilih untuk dikenakan semua atlet olimpiade dengan spirit ”Garuda di Dadaku” sehingga lebih mengobarkan semangat juang para atlet yang bertanding. Aturan dari International Olympic Committe (IOC) juga mewajibkan adanya identitas tiap negara pada logo yang digunakan.
“Kalau untuk desain jaket dan baju pertandingan, ini didesain sendiri oleh tim internal dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Ada yang bisa mendesain, tapi memang enggak pakai desainer khusus, ya. Desain ini sebagai langkah awal karena kami ingin nantinya kontingen Indonesia itu punya perlengkapan atlet dengan desain yang khas,” jelas Direktur Komersial dan Partnership KOI, Lola Winata saat dihubungi, Selasa (27/7/2021).
Beberapa kali desain yang diajukan sempat ditolak karena letak jahitan. Namun dengan sedikit penyesuaian, desain terakhir yang kali ini dipakai oleh para atlet diterima. “Kalau sebelumnya, desain itu dari sponsor yang bekerjasama. Sekarang, kami dibebaskan untuk mengajukan desain. Ini yang kami manfaatkan,” ujar Lola.
Pemilihan warna merah putih, lanjut dia, menjadi harga mati bagi perlengkapan para atlet karena sesuai dengan bendera Indonesia. Penambahan warna hitam dan abu-abu kali ini ditujukan untuk menemukan ciri khas yang berpadu dengan merah putih. “Seperti Malaysia dan Korea, itu kan khas ya motif garis. Kami berjalan ke arah sana,” ungkap Lola.
Untuk bahan sendiri, polyester masih diandalkan dengan pertimbangan tetap nyaman digunakan di musim panas dan cocok juga untuk udara dingin sepanjang perhelatan olimpiade.
Selain Indonesia, jaket kontingen yang juga menarik adalah milik peserta Olimpiade Tokyo 2020 dari Inggris. Besutan jenama Adidas, jaket Tim Britania Raya di atas podium kemenangan ini berlatar warna putih dengan tulisan Great Britain dan perpaduan gambar bendera Union Jack yang didekonstruksi memenuhi bagian depan badan.
Kostum, termasuk jaket, tim Inggris kali ini memiliki tema unity in diversity. Dekonstruksi Union Jack ini juga bukan tanpa maksud. “Tahun ini merupakan tahun yang penuh ketidakpastian. Dengan situasi yang tidak menentu, harapannya Team Great Britain dan Paralympics Great Britain ini bangkit dan mampu menunjukkan persatuan dalam keberagaman,” ujar Melina Hartman dari Adidas seperti dikutip The Guardian.
Untuk pemilihan materialnya, sekitar 40 persen bahan merupakan materi daur ulang. Kemudian, dipilih juga yang tetap nyaman digunakan pada cuaca yang panas dan lembab mengingat Jepang tengah memasuki musim panas ketika olimpiade diselenggarakan dari 23 Juli-8 Agustus 2021. “Desain kali ini percampuran dari spirit kontemporer, inovasi, dan keberlanjutan,” kata Melina.
Ada pula jaket yang dikenakan kontingen Amerika Serikat. Sama dengan Indonesia dan Inggris, Amerika juga memilih warna putih sebagai dasar pada jaketnya. Berbeda dengan desain sebelumnya yang identik dengan motif garis khas bendera Amerika dan bintang-bintang, jenama Nike kali ini memilih warna putih polos dengan logo bendera Amerika di dada kiri. Di bagian kiri lengan atas juga disematkan bendera Amerika mirip seperti pada seragam para astronot NASA.
Pemilihan warna putih polos ini berkaitan juga dengan pandemi. Putih ini memberi makna membebaskan para atlet yang bertanding untuk menggoreskan mimpinya setinggi apa pun dalam olimpiade yang penuh tantangan kali ini. Para atlet dinilai telah mampu mendobrak rintangan di tengah keterbatasan akibat pandemi hingga dapat tetap berlaga di olimpiade.
Bahan yang dipilih pada jaketnya kali ini adalah polyester dengan bahan karet pada logo dan bendera Amerika yang dijahitkan seperti emblem di bagian jaket.
Sementara itu, jaket milik kontingen Australia yang juga terinspirasi dari pandemi justru memainkan warna cerah yakni kuning menyala. Selain itu, pemilihan warna kuning ini juga ditujukan pada negara penyelenggara olimpiade kali ini, yakni Jepang yang dikenal dengan kota-kota yang ramai dan meriah.
Elemen rasi bintang southern cross yang berada pada bendera Australia juga tak ketinggalan muncul dalam kostum kali ini. Bahan yang digunakan oleh perusahaan apparel, Sportscraft, pada jaket kali ini mengedepankan yang memiliki teknik pendinginan yang optimal agar para atlet tidak kegerahan saat mengenakannya.
Ternama
Selain Australia, jaket kontingen Italia yang menggandeng jenama Emporio Armani milik desainer ternama Giorgio Armani juga keluar dari kebiasaan. Italia identik dengan warna biru laut, seperti yang umum dikenakan tim nasional sepakbolanya. Namun Armani kali ini memilih warna biru gelap dengan bendera Italia dibuat bulat di bagian depan dan akan terlihat menyatu saat jaket disatukan oleh retsleting.
Armani menekankan pada kekuatan dari pemilihan warna yang diambil kali ini. Kondisi Italia yang tidak menentu akibat pandemi membuatnya berkontemplasi dengan perjuangan para atlet untuk tetap bisa tampil di ajang empat tahunan ini. Biru gelap ini pun dianggapnya mampu membahasakan arti kekuatan yang dimiliki para atlet.
Tak hanya Emporio Armani, jenama ternama asal Perancis, Lacoste, juga turut serta menciptakan jaket untuk para atlet Perancis yang terbang ke Jepang. Sama dengan Italia, warna biru gelap dipilih tanpa banyak aksen. Hanya logo khas Lacoste berwarna bleu, blanc, rouge sesuai bendera Perancis dan lambang ayam jantan atau le coq yang tertera pada jaket berpotongan simpel itu.
Lagi, ini bukan jaket biasa. Ini jaket untuk mereka semua yang tanpa medali pun tetap menjadi juara bagi tiap negaranya.
Baca juga : Karangan Bunga Sarat Makna Kehidupan untuk Para Juara