logo Kompas.id
Gaya HidupNasi Ulam Meniti Zaman
Iklan

Nasi Ulam Meniti Zaman

Nasi Ulam Ibu Yoyo masih dimasak dengan kayu bakar. Sementara Nasi Ulam Misdjaja dijual dengan gerobak. Di sudut-sudut Jakarta, para penjual sajian khas Betawi itu mempertahankan usahanya sejak lebih dari 50 tahun lalu.

Oleh
KOMPAS/DWI BAYU RADIUS
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/lv_mQgRgrzXYKjJpFTtr7sRkI18=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F20210612bayd_Nasi-Ulam-Ala-Betawi_1623464176.jpg
KOMPAS/DWI BAYU RADIUS

Nasi Ulam Ala Betawi

Nasi ulam tak lekang ditelan waktu meski hanya dijual dengan gerobak, warung, dan kedai sederhana. Santapan itu masih dihidangkan mereka yang bersikukuh melestarikannya. Walau kalah pamor dari nasi uduk yang juga sajian khas Betawi, beberapa usaha itu mampu bertahan lebih dari separuh abad.

Edi Kurniawan (48) memberi tahu beberapa pengunjung soal dagangannya yang sudah ludes. Baru sekitar pukul 19.15, penjual nasi ulam itu sudah berkemas. Meski ia menutup gerobaknya pada pukul 21.00, makanan tersebut acap kali habis lebih awal.

Editor:
Maria Susy Berindra
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000