Daya Sintas Gerai Jus Mentereng
Pengelola kedai jus bersiasat menembus pagebluk dengan menggencarkan promosi lewat internet, mendorong karyawan ikut program vaksinasi, dan mengandalkan minuman kesehatan.
Pengelola kedai jus bersiasat menembus pagebluk dengan menggencarkan promosi lewat internet, vaksinasi, dan mengandalkan minuman kesehatan. Mereka dengan luwes membidik peluang pesan antar seraya terus menyemai asa akan kondisi yang lebih baik.
Bangunan nyaman, berinterior elok, dan bertingkat itu sudah dikunjungi sejumlah konsumen, Jumat (4/6/2021), meski waktu baru menunjukkan sekitar pukul 09.00. Di restoran itu, MM Juice di Jalan Cikajang, Jakarta, tersedia lebih kurang 100 kursi.
Pramusaji hilir mudik mengantar pesanan. Jus-jus dingin terlihat menggiurkan yang dibuat dari aneka buah segar. Apel, jeruk, dan belimbing dipajang di etalase. Tak hanya olahan buah segar, beragam makanan juga bisa dipesan, seperti mi ayam, pempek, dan nasi goreng.
Kebanyakan tamu berpakaian kantoran. Protokol kesehatan diterapkan dengan karyawan yang mengenakan masker, disediakan pembersih tangan, dan kursi-kursi diberi jarak. Maksimal, hanya separuh dari kapasitas restoran itu yang bisa digunakan.
Mereka yang datang dicek suhu tubuhnya. Pembeli lalu diarahkan mencuci tangan menggunakan wastafel di depan pintu masuk. ”Vaksinasi karyawan kami juga bikin semakin tenang,” ujar Kepala Divisi Pemasaran dan Komunikasi Pelanggan MM Juice Setiawan Sri Hastono.
Upaya menekan pandemi itu termasuk vaksinasi untuk para karyawan toko yang tergabung dalam Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo). Sekitar 150.000 akseptor ditargetkan untuk divaksin, yang terdiri dari 40 persen anggota Hippindo dan 60 persen pelaku UKM.
Nada bicara Setiawan membersitkan harapan, demikian pula sinar matanya yang memancarkan optimisme. Jika pegawai ritel divaksin, konsumen tentu kian tergerak untuk datang dan membeli produk. Kini, kalabendu tengah menguji daya sintas MM Juice yang berupaya melewatinya dengan beragam inovasi.
Ia mengakui, penjualan secara umum menurun hingga 50 persen. Penurunan itu di beberapa cabang bahkan mencapai 80 persen sehingga terpaksa ditutup. ”Kalau penurunan masih rata-rata, diupayakan tetap buka dengan pengurangan pegawai,” katanya.
Layanan pesan antar kini diandalkan lantaran meningkat. Ia tak bisa memastikan, tetapi taksirannya lebih kurang 15 persen. ”Orang takut pandemi. Apalagi, penggunaan kapasitas restoran dibatasi hanya 50 persen, bahkan sempat 25 persen,” katanya.
Jus kesehatan
Di masa pandemi, MM Juice juga mengandalkan jus-jus kesehatan untuk memikat konsumen, seperti immune booster, energizer, detox, dan refresh. Bahan-bahan immune booster antara lain apel, nanas, bawang putih, dan lemon untuk meningkatkan daya tahan tubuh demi menangkal penyakit.
”Kalau detox, komposisinya semangka, apel, dan jahe untuk penawar racun. Lalu, energizer dibuat dari apel, jeruk, bit, dan nanas untuk menambah tenaga atau vitalitas,” katanya. Lain lagi dengan refresh yang terdiri dari apel, jeruk, lemon, dan jahe untuk menyegarkan kembali tubuh setelah aktivitas berat.
”Jus-jus itu banyak pembelinya di masa pandemi. Penjualannya meningkat. Di restoran-restoran lain umumnya tak tersedia,” katanya. Harga immune booster, energizer, dan detox per porsi masing-masing sekitar Rp 40.000 dan refreseh Rp 42.000.
Sementara harga jus-jus reguler, seperti apel, stroberi, dan belimbing, sekitar Rp 35.000 per porsi. Harga jus-jus lain, contohnya durian dan kopyor, sekitar Rp 45.000 per porsi. ”Belum termasuk pajak. Kelebihan MM Juice, jus-jus tersebut tersedia meski tak musim,” katanya.
Kualitas dikontrol untuk menjaga keamanan pangan dengan pengujian sehingga buah-buahan bisa bertahan lama. Kesepakatan dengan manajemen gedung juga dijajaki untuk menurunkan tarif. Pilihan lain, sewa diubah menjadi bagi hasil. Jika kedua pihak setuju, gerai masih bisa beroperasi.
Keluwesan juga diterapkan dengan meluncurkan 16 makanan beku, seperti siomai, ayam kuning, dan sop buntut, yang bisa dipesan secara daring di beberapa gerai. ”Jumlah makanan dan minuman MM Juice sekitar 200 macam dengan jus mencapai lebih dari separuhnya,” katanya.
Antisipasi itu pun dibarengi peluncuran hamper makanan beku saat Ramadhan lalu. Pada Natal dan Tahun Baru mendatang, hamper makanan matang menyusul untuk dirilis. ”Kami yakin permintaan akan meningkat lagi kalau pandemi usai,” ujar Setiawan.
Rata-rata, gerai yang digunakan MM Juice masih disewa sehingga biayanya memberatkan. Jika pemasukan tak mengimbangi, cabang terkait ditutup dulu. Gerai MM Juice saat ini berjumlah 43 unit yang tersebar di Jawa, Bali, dan Sulawesi. Sebelum pandemi, gerai itu sebanyak 54 unit.
”Di Manado, misalnya, dari tiga unit jadi dua unit. Gerai di Bandung dari delapan unit jadi enam unit. Di Bali, 14 unit jadi 12 unit,” katanya. Sebagian gerai pun diupayakan tetap buka. Jumlah pegawai disesuaikan dari sekitar 1.100 orang menjadi 400 orang.
Usaha itu dimulai dengan gerai di Jalan Melawai, Jakarta, pada tahun 1988. Banyak inovasi yang sudah dipikirkan untuk memikat pembeli. ”Sekarang, efisiensi diterapkan, tapi omzet masih prihatin. Kami tetap mengutamakan kepuasan konsumen,” katanya.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah memandang pentingnya vaksinasi agar karyawan lebih aman. Mulai dari pegawai penyuplai, pengantar, gudang, pangkas rambut, hingga pegawai promosi harus divaksin. Upaya preventif tersebut tentu meyakinkan pembeli.
”Barulah konsumen semakin ingin datang. Perbelanjaan perlu segera bergerak. Vaksinasi harus diutamakan,” kata Budihardjo. Vaksin juga diberikan untuk karyawan ritel di ruko, bandara, stasiun, tempat istirahat jalan tol, dan pelabuhan.
Tiga kali
Re.juve ikut mendukung usaha pemerintah menekan laju penyebaran Covid-19 melalui pembatasan pergerakan publik dengan mengembangkan berbagai kanal penjualan. Perusahaan cold-pressed juice dengan gerai-gerai jus di pusat perbelanjaan, pekantoran, hingga rumah sakit itu menggunakan situs, toko daring, dan order yang diantar ojek daring.
Gencarnya promosi Re.juve membuahkan hasil dengan peningkatan pesanan melalui layanan pesan antar hingga tiga kali lipat dibandingkan sebelum pandemi. ”Paling baru, Re.juve bisa ditemukan di beberapa supermarket,” kata Senior General Manager Sales & Marketing of Re.juve Sari Siswarni.
Pandemi kian menyadarkan masyarakat untuk peduli pada kesehatan. Mereka lebih memperhatikan asupan sehingga imunitas tubuh tetap terjaga. ”Kami juga mengedukasi masyarakat agar bisa mengenali produk yang benar-benar baik untuk kesehatan dan meningkatkan kekebalan tubuh,” katanya.
Saat pandemi, varian cold-pressed juice dengan kandungan vitamin C yang cukup tinggi paling banyak diminati konsumen Re.juve. ”Penjualan varian Shot dari rempah segar juga meningkat signifikan. Empon-empon yang mengandung kurkumin seperti kunyit dan temulawak dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh dalam menghadapi pandemi,” ucapnya.
Sari tak memungkiri bahwa kenaikan penjualan lewat pengantaran produk itu secara keseluruhan belum bisa mengimbangi kehilangan yang disebabkan menurunnya kunjungan konsumen ke mal dan perkantoran. Saat ini, Re.juve memiliki 72 gerai yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali.
Pada awal pandemi, ekspansi sempat dihentikan, tetapi keoptimisan memacu Re.juve untuk menambah gerai lagi sejak akhir tahun 2020. ”Tahun ini, kami akan ekspansi ke beberapa kota, seperti Palembang, Semarang, Yogyakarta, dan Solo,” ujarnya.
Inovasi di masa pandemi juga dilakukan Kebun Buah dengan mempromosikan produk lewat media sosial. Unggahan itu, antara lain, mengenai testimoni pembeli, manfaat beberapa buah, jus gratis untuk mereka yang berbelanja dengan nominal tertentu di cabang baru, dan foto-foto menggugah selera.
”Pendekatan juga dilakukan karyawan yang berinteraksi dengan konsumen untuk memperkenalkan jus-jus,” ujar Supervisor Area Kebun Buah Wilayah Harapan Indah Joko Purwanto. Ia memantau empat toko buah dan jus yang berada di Bekasi tersebut.
Berkat gencarnya promosi, penjualan di setiap toko justru meningkat atau sekitar 250 gelas per hari dibandingkan 180 gelas per hari sebelum pandemi. ”Sekarang, sebagian besar jus dipesan secara daring. Harga mulai Rp 18.000 per gelas berisi 600 mililiter,” katanya.