Gaya Barok di Gaun Pengantin Mewah Maquinn di Italia
Janice dan Benita Pradipta Setyawan memagelarkan gaun-gaun pengantin koleksi terbaru Maquinn bergaya Barok yang anggun dan elegan lewat medium film.
Oleh
Wisnu Dewabrata
·3 menit baca
Duet desainer muda kembar identik asal Surabaya, Jawa Timur, Janice dan Benita Pradipta Setyawan, kembali unjuk karya. Akhir tahun 2020, mereka sukses mencuri perhatian setelah memadupadankan kain batik tradisional ke dalam karya-karya adibusana modern bergaya Eropa di ajang Milan Fashion Week 2020/2021.
Pada Juni ini, mereka kembali memagelarkan karya-karya terbaru lewat medium film (fashion film) bertema ”Realm of Silence”. Film pendek yang juga tayang di akun media sosial @maquinnofficial itu mempresentasikan gaun-gaun pengantin koleksi terbaru Maquinn bergaya Barok yang anggun dan elegan. Pengambilan gambar dilakukan di Istana Palazzo Emilio Turati di Milan, Italia, yang sarat dengan nuansa zaman Barok abad ke-17. Lewat mahakarya terbarunya, Maquinn semakin menobatkan diri sebagai Indonesian haute couture fashion brand pertama yang memproduksi fashionfilm di Milan.
Beratnya tantangan akibat pandemi tak lantas membuat si kembar menyerah begitu saja. Mereka justru terus mencari cara menghadapi tantangan dengan mengasah kreativitas dan melebarkan sayap ke busana pengantin.
Setidaknya hal itu mereka sampaikan dalam jumpa pers daring, Senin (7/6/2021), yang juga dihadiri Duta Besar RI untuk Italia Esti Andayani. Dalam kesempatan itu, baik Janice maupun Benita mengaku tak ingin bermain-main saat memutuskan merambah busana pengantin.
Dalam debut perkenalan karya terbaru kali ini, mereka menampilkan high luxury gowns sebagai bagian dari koleksi Haute Couture Spring Summer 2021, ”Realm of Silence”. Presentasi gaun-gaun pengantin bergaya Barok mereka disampaikan dalam sebuah cerita menarik di dalam film tersebut.
Film Realm of Silence berkisah tentang empat patung di istana Ratu yang diceritakan bisa hidup dan bergerak seperti manusia setiap kali Sang Ratu berada di sekitar mereka. Sebagai busana unggulan, pada wedding gown yang dikenakan Sang Ratu terdapat banyak detail yang membuatnya istimewa.
”Dibutuhkan 1.800 jam untuk mengerjakan satu gaun ini. Dalam pembuatannya, kami mengombinasikan beragam teknik, termasuk embroidery dan beading. Selain itu, untuk mempertegas keindahan gaun, kami juga menyematkan ribuan laser cut hydrangea applique,” kata Janice.
Busana gaun Sang Ratu juga dilengkapi headpiece yang semakin mempertegas kehormatannya. Menurut Benita, headpiece ini terinspirasi kokoshnik atau hiasan kepala tradisional yang kerap dipakai wanita Rusia sejak abad ke-10 di kota Rusia kuno, Veliky Novgorod. Hingga kini, kokoshnik masih menjadi item penting budaya masyarakat Rusia, khususnya tarian tradisional.
Gaun lain yang tak kalah memukau dibuat dengan tambahan sentuhan bahan kulit pada ornamen di salah satu sisi gaunnya. Pola yang telah dibuat pada media kulit itu kemudian dipotong menggunakan teknik laser cut untuk selanjutnya dikombinasikan dengan teknik embroidery. ”Teknik itu menghadirkan gaun yang memiliki efek artisanal serupa dengan pahatan,” tambah Benita.
Sementara itu, Janice menambahkan, secara keseluruhan keunikan gaun koleksi high luxury gowns Maquinn terletak pada savoire faire yang digunakan untuk menciptakan pola dan gambar pada gaun-gaun tersebut. Hal itu adalah teknik yang cukup menantang.
Lebih lanjut, Duta Besar Esti berharap Maquinn bisa terus berkreasi dan berinovasi serta menjadi motor penggerak lebih banyak bagi para desainer Indonesia untuk ikut berprestasi di tingkat internasional.