Prosesor 2 Nanometer, Temuan Baru di Tengah Krisis Cip
Rantai pasok semikonduktor kompleks, multinasional, dan erat dengan kepentingan geopolitik. Fenomena kekurangan pasokan prosesor yang belakangan terjadi menambah kerumitan. Namun, inovasi teknologi prosesor terus jalan.
Pada 7 Mei 2021, IBM secara resmi meluncurkan temuan teknologi cip (prosesor)dua nanometer pertama di dunia. Peluncuran teknologi cipterbaru ini berlangsung di tengah isu kekurangan pasokan cip yang terjadi secara global.
Teknologi cipdua nanometer, secara penampakan wujud, hanya berukuran sebesar kuku orang. Akan tetapi, di dalamnya terdiri dari 50 miliar transistor. IBM mengklaim, riset dan pengembangannya berlangsung hanya sekitar empat tahun.
Sebelum ini, IBM juga menjadi yang pertama kali menemukan dan meluncurkan teknologi cip tujuh nanometer pada 2015. Dua tahun kemudian, IBM mengumumkan teknologi ciplima nanometer.
Hingga tahun 2021, meski sudah ada generasi teknologi cip lima nanometer dan paling baru dua nanometer, teknologi ciptujuh nanometer masih banyak digunakan di pasar.
Dalam temu virtual dengan media massa nasional tingkat Asia Tenggara, Jumat (21/5/2021), Vice President of Hybrid Cloud Research IBM Mukesh Khare menjelaskan, teknologi ciptujuh nanometer dapat membawa tujuh sampai sepuluh miliar transistor dalam sebuah cip. Dari sisi performa, teknologi cipdua nanometer dapat bekerja lebih cepat 45 persen dan efisiensi energi sampai 75 persen dibandingkan dengan teknologi ciptujuh nanometer.
Jika dibandingkan dengan teknologi ciplima nanometer, salah satu perbaikan utama cipdua nanometer terletak pada litografi atau cara produksi semikonduktor. IBM menggunakan teknologi litografi tercanggih, yakni EUV, sehingga menyederhanakan kompleksitas bahan serta proses litografi sebuah cip.
Baca Juga: Lonjakan Permintaan Barang Elektronik Selama Pandemi Covid-19 Picu Krisis Cip
Dengan adanya teknologi cipdua nanometer, para pengelola fasilitas pusat data kelak bisa membantu mengurangi emisi karbon.
Presiden Direktur PT IBM Indonesia Tan Wijaya, saat ditemui terpisah, Senin (24/5/2021), di Jakarta, mengatakan, banyak inovasi perangkat teknologi yang sekarang atau masa depan membutuhkan teknologi cip dengan kecepatan dan efisiensi energi lebih tinggi. Sebagai contoh, pusat data, gawai, dan mobil tanpa awak.
Untuk pusat data, khususnya, kerap kali dicap sebagai penyumbang lebih dari dua persen emisi global atau setara dengan emisi industri penerbangan dari bahan bakar. Dengan adanya teknologi cipdua nanometer, para pengelola fasilitas pusat data kelak bisa membantu mengurangi emisi karbon.
Sementara dari sisi gawai, penggunaan cipdua nanomenter di ponsel pintar diperkirakan mampu melipatgandakan masa pakai baterai empat kali lipat lebih lama dibanding ciptujuh nanometer. Artinya, isi ulang baterai ponsel pintar kelak bisa dilakukan setiap empat hari sekali.
Teknologi cipdua nanometer juga membantu perbaikan akurasi latensi semakin baik. Tan mengilustrasikan akurasi perhitungan proyeksi mobil tanpa awak ketika akan menabrak yang bisa berkurang dari satu detik menjadi nol koma sekian detik. Secara otomatis, hal itu juga menghemat konsumsi energi.
Baik Mukesh maupun Tan menyampaikan bahwa peluncuran temuan teknologi cipdua nanometer tidak lantas segera komersial. IBM memprediksi, empat sampai lima tahun lagi, kemungkinan teknologi cip dua nanometer baru bisa komersial alias dipakai massal di pasar. Namun, secara pabrikan manufaktur semikonduktor, produksi cipdengan teknologi terbaru ini sebenarnya sudah bisa dilakukan.
Baca Juga: Tekor karena Semikonduktor
Sambil menuju waktu komersial teknologi cipdua nanometer, IBM sudah mulai riset generasi terbaru. Ketika penemuan itu terjadi, Mukesh memperkirakan IBM mungkin akan menggunakan satuan berbeda.
”Kami dulu bekerja pada satuan mikron, mikrometer, dan kemudian bergeser ke nanometer. Sekarang, kami kehabisan nanometer dan barangkali kami harus memikirkan satuan yang berbeda untuk mewakili,” kata Mukesh.
Lebih dari 50 tahun, Hukum Moore masih banyak diyakini oleh kalangan pelaku industri teknologi informasi. Hukum Moore menyatakan, daya komputer akan berlipat ganda setiap dua tahun dengan biaya yang sama. Tan mengaku masih mempercayai hukum itu.
”Ketika kapasitas dalam cipbertambah, kami juga secara konsisten menambah kecepatan performa minimal 50 persen,” ujar Tan.
Kekurangan pasokan
Data riset Bain & Company menyebutkan, pasar semikonduktor mencapai 400 miliar dollar AS. Sebanyak 70 persen di antaranya dipengaruhi oleh permintaan cipdari industri elektronik konsumer, seperti gawai. Adapun 10 persen sisanya datang dari industri otomotif dan sektor manufaktur lain.
Kekurangan pasokan cipmenjadi isu global. Mengutip The Economist edisi 22 Mei 2021, teriakan kekurangan pasokan segala jenis cip bukan hanya datang dari pelaku industri mobil. Isu kekurangan ini mencakup semua peruntukan cip, mulai dari perangkat berteknologi tinggi yang mahal, seperti ponsel pintar dan pusat data hingga sensor dan mikrokontroler sederhana yang telah menjadi komoditas vital mulai dari mobil ke mesin cuci.
Sejumlah perusahaan, termasuk Foxconn, Nintendo, dan Samsung, telah memperingatkan kekurangan pasokan berdampak ke produksi ponsel pintar, konsol gim, hingga televisi dan router broadband rumah.
Pandemi Covid-19 memperburuk situasi itu. Kesulitan kekurangan pasokan tidak mudah teratasi sebab rantai pasok semikonduktor sangat rumit, kompleks, multinasional, dan melibatkan geopolitik.
Mitra Bain & Company di Silicon Valley, Amerika Serikat, Michael Schallehn, saat temu media massa pada Kamis (3/6/2021) secara virtual, di Jakarta, mencoba memberikan gambaran. Rantai pasok cip setidaknya melibatkan 15 negara. Manufakturnya sangat terkonsolidasi dan padat modal. Ada pemain yang hampir mendekati dominan, yakni Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC).
Desain produk cip dimulai tiga sampai empat tahun pramanufaktur. Penambahan teknologi ataupun kapasitas baru membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun.
”Semikonduktor adalah pendorong besar surplus atau defisit perdagangan internasional. Ada potensi risiko gerakan prokubu Barat dan Timur serta isu produksi dalam negeri, selain risiko ancaman sengketa perdagangan internasional,” ujarnya.
Sementara, saat bersamaan, kebanyakan orang masih akan terus bekerja dari rumah karena pandemi Covid-19 sehingga butuh gawai. Penggelaran komersial layanan berteknologi akses 5G membutuhkan gawai yang mendukung. Inovasi perangkat cerdas lain juga tetap berjalan.
Kemunculan temuan teknologi cipdua nanometer dari IBM dinilainya nilai sangat fantastis. Temuan itu akan bisa berdampak positif terhadap proses manufaktur semikonduktor secara global. Namun, hal itu kemungkinan baru terlaksana setelah komersialisasi teknologi cipdua nanometer sekitar 2023 ke atas.
Baca Juga: Kelangkaan Cip Mulai Pengaruhi Harga Gawai
Sebagai salah satu pasar terbesar semikonduktor di dunia, fenomena kekurangan pasokan cip berdampak ke Asia Tenggara, apalagi Indonesia. Mitra Bain & Company di San Fransisco Peter Hanbury mengatakan, industri perakitan gawai di Indonesia terus berkembang pesat pascapenerapan kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 4G. Fenomena kekurangan pasokan cipbisa berdampak ke proses industri perakitan tersebut.
Terlepas dari pengaruh geopolitik, Peter berpendapat, para perusahaan teknologi, seperti gawai, bisa merancang peta kebutuhan. Kemudian, mereka merancang ekosistem penyuplai dan mitra rantai pasok cip yang fleksibel.
Mukesh membenarkan bahwa industri semikonduktor membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berinovasi dalam teknologi cip, lalu mengubahnya jadi produksi manufaktur. Dia percaya, temuan teknologi cipdua nanometer dari IBM akan memberikan kepercayaan kepada perusahaan yang berinvestasi di semikonduktor selama beberapa dekade.
”Terobosan teknologi cip dua nanometer memberikan peta jalan pengetahuan sampai desain produk teknologi masa depan,” kata Mukesh.