Lintasan Atletik Stadion Utama GBK Kembali Dibuka Juni 2021
Lintasan atletik Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, direncanakan dibuka kembali pada Juni 2021. Lintasan tersebut telah ditutup selama lebih dari satu tahun akibat pandemi Covid-19.
Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lintasan atletik Stadion Utama Gelora Bung Karno direncanakan dibuka kembali pada Juni 2021. Lintasan tersebut telah ditutup selama lebih dari satu tahun akibat pandemi Covid-19. Pengelola akan memperluas cakupan sehingga masyarakat umum juga dimungkinkan untuk merasakan sensasi berlari di lintasan atletik berstandar internasional.
Pembukaan kembali lintasan atletik Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) disebabkan tingginya animo masyarakat umum dan juga komunitas lari. Selama ini ada lima komunitas atau klub lari yang biasa berlatih di lintasan atletik SUGBK. Mereka ingin menikmati sensasi berlari di lintasan berstandar internasional, selain juga merasakan atmosfer di dalam SUGBK.
Permintan tersebut direspons jajaran Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK). Direktur Utama PPKGBK Rakhmadi Kusumo mengatakan, pembukaan lintasan atletik SUGBK direncanakan pada Juni 2021. Rakhmadi hingga saat ini masih terus mempersiapkan segala sesuatu, termasuk merancang mekanisme penerapan protokol kesehatan (prokes) dan menetapkan berapa tarif yang akan dikenakan bagi penyewa.
Untuk tahap awal, menurut rencana jumlah peserta yang diperkenankan menjajal lintasan atletik SUGBK sebanyak 50 orang dalam setiap sesi. Lintasan atletik dibuka mulai dari pukul 08.00 hingga 18.00.
Untuk tanggal pasti pembukaan nanti akan disampaikan. Ada beberapa hal yang masih kami sesuaikan. Ini mengenai prokes dan kuota sistemnya. Mengingat ini lapangan yang terbuka luas, kami harapkan pengunjung bisa saling menjaga.
”Untuk tanggal pasti pembukaan nanti akan disampaikan. Ada beberapa hal yang masih kami sesuaikan. Ini mengenai prokes dan kuota sistemnya. Mengingat ini lapangan yang terbuka luas, kami harapkan pengunjung bisa saling menjaga,” kata Rakhmadi, Jumat (28/5/2021), di komplek SUGBK.
Pembukaan lintasan atletik SUGBK diharapkan bisa menjadi pemicu menggeliatnya kembali sejumlah aktivitas olahraga di kompleks Gelora Bung Karno.
Hariman Halid dari komunitas lari Stronger than Before menyambut baik rencana pembukaan lintasan atletik SUGBK. Menurut Hariman, selama ini komunitas lari kesulitan mencari alternatif tempat untuk berlatih.
Ia menyebut, semenjak pandemi, minat masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan berolahraga meningkat. Kecenderungan itu terlihat dari menggeliatnya aktivitas olahraga, seperti bersepeda dan lari.
Semakin banyak orang yang menekuni olahraga lari bisa disebabkan lari merupakan olahraga yang murah dan relatif tidak membutuhkan biaya besar. Hanya bermodalkan sepatu, lari bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Manfaat yang dihasilkan dari lari pun terbilang besar. Berlari dalam satu jam disebut bisa membakar sebanyak 748 kalori.
Sensasi berbeda
Hariman menjelaskan, menjajal lintasan lari yang terbuat dari aspal dan karet menghasilkan sensasi berbeda. Dengan berlatih di lintasan atletik SUGBK, risiko cedera bisa dihindari karena material yang digunakan terbuat dari karet. Selain itu, pelari lebih dapat mengukur capaian atau target latihannya apabila berlari di lintasan atletik yang panjangnya sudah terukur.
Lintasan atletik SUGBK memiliki panjang 400 meter. Material yang digunakan adalah rekortan 99 bersertifikasi Federasi Atletik Internasional. Rekortan 99 terdiri atas tiga lapisan. Lapisan teratas terdiri dari qualipur polyurethane dan EPDM rubber. Selain itu, rekortan 99 juga memiliki lapisan peredam kejut (shock absorbing layer) sehingga pelari dapat merasakan sensasi berlari di atas lapisan karet yang empuk.
”Perhatian kami sebenarnya pada tarif sewa lintasan atletik ini. Dulu, kami bisa keluar Rp 1 juta untuk dua jam sesi latihan dan itu dibatasi untuk 25 pelari. Harapannya, di masa pandemi ini, setelah dibuka lagi, bisa lebih terjangkau,” kata Hariman.