Di tengah situasi pandemi Covid-19, para desainer busana muslim tetap berkarya. Rancangan-rancangannya banyak didominasi warna-warna cerah dan berani sebagai simbol kebangkitan.
Oleh
Dwi As Setianingsih
·5 menit baca
Situasi ekonomi yang dinilai mulai membaik di tengah pandemi Covid-19, menginspirasi para perancang busana muslim di Tanah Air. Optimisme tecermin dalam koleksi rancangan yang penuh warna serta garis rancangan yang dinamis.
Perancang busana muslim Raegita Zorro yang dikenal kerap menggunakan warna-warni berani dalam rancangannya, di panggung peragaan busana Muffest 2021 yang digelar di Gandaria City, Jakarta, Sabtu (8/5/2021), menampilkan koleksi rancangan bertema Revival of The City. Masih mengusung warna-warni berani, kali ini Raegita memilih warna oranye sebagai warna dominan, dipadu warna-warna lain seperti hijau tosca tua, hitam dan putih.
Warna oranye dalam rancangan Raegita, menghantarkan pesan tentang kekuatan, semangat, optimisme, serta rasa percaya diri yang kuat. Raegita menggunakan warna oranye pada coat panjang bertali dengan aksen kantong berwarna hitam yang kontras, dipadankan dengan rok lebar berwarna hitam. Raegita juga menggunakan warna oranye pada jaket berpenutup kepala yang sporty, dipadankan dengan celana jogger berwarna hitam dengan aksen strip berwarna oranye.
Selebihnya, warna oranye menjadi aksen di setiap rancangan Raegita baik pada kerah, bagian lis luar celana, dan ujung lengan atasan. Penggunaan motif kotak-kotak di beberapa rancangannya, memberikan sentuhan feminin, menyeimbangkan kesan maskulin yang muncul dari rancangan-rancangan Raegita.
Dalam jumpa pers beberapa saat menjelang acara, Raegita menuturkan, Revival of The City, terinspirasi dari keadaan ekonomi saat ini dirasakan mulai membaik. “Kita lihat sekarang mal sudah cukup ramai, penjualan di toko meningkat. Bahagia banget. Tapi kita juga tetap harus waspada dan sesuai prokes,” tutur Raegita.
Rancangan-rancangan yang ditampilkan tersebut, menurut Raegita cocok untuk dikenakan ke keluar rumah akan tetapi tetap bisa memberikan rasa aman. “Jadi saya memang dominan memilih bahan parasut,” kata Raegita.
Permainan warna yang intens juga muncul pada koleksi rancangan Lisa Fitria bertema White Liar Vol.2. Koleksinya kali ini merupakan kelanjutan dari koleksi sebelumnya. Lisa menggunakan warna-warni seperti merah, kuning, hijau, biru hingga putih dan krem. Warna-warna tersebut tidak ditampilkan dominan, akan tetapi menjadi aksen berupa motif-motif abstrak yang ditorehkan pada rancangan yang didominasi warna hitam.
Terdapat enam rancangan bergaya kasual sporty dengan tampilan edgy dengan 90 persen material bahan berupa bahan rajut atau knit terbuat dari mesin digital knitting. Tampil berupa celana harem, rok asimetris, vest, sweater juga crop top.
“Inspirasinya dari kehidupan sehari-hari, di mana kita biasa disuguhi konten sosmed, televisi. Ada yang bohong dan tidak. Saya ingin bercerita, ada kebohongan putih yang tidak merugikan atau menyakiti orang lain,” ujar Lisa.
Warna hitam menjadi dominan untuk mewakili kebohongan yang identik dengan hal negatif. Namun karena kebohongan putih tidak merugikan orang lain Lisa menerjemahkannya dalam skesta atau lukisan absrak dengan warna-warna cerah.
Warna-warni dengan siluet lebih feminin ditampilkan oleh Hannie Hananto melalui tema Siluet. Hannie memilih warna-warna seperti ungu, hitam, putih dan hijau tosca pada rancangan berupa atasan dan rok longgar, serta celana-celana longgar yang dipadankan dengan atasan tunik.
Sileut wajah perempuan menjadi salah satu aksen yang unik pada rancangan Hannie kali ini. “Ini adalah bentuk penghargaan terhadap kaum perempuan Indonesia, ibu, moms di seluruh Indonesia yang sudah bekerja keras dengan penuh kelembutan,” ujar Hannie.
Sementara Erica Ardianto, menampilan warna-warni seperti merah, biru, kuning dan abu-abu melalui pengunaan bahan berupa ulos yang dipadukan dengan material lain seperti katun yang nyaman untuk keseharian. Motif ulos yang cantik, terlihat cocok dengan motif garis yang juga digunakan Erica pada rancangan berupa atasan panjang tanpa lengan atau luaran yang bisa dipadu-padankan dengan kemeja tangan panjang, celana panjang. “Harapannya memang agar nanti bisa di mix and match,” ujar Erica.
Bergerak maju
Perhelatan Muffest 2021 yang mengangkat tema Recovery for Fashion Industry, diterjemahkan oleh perancang Itang Yunasz dengan terus berkarya walaupun apa yang terjadi, termasuk di situasi pandemi. Dengan terus berkarya, harapannya bisa memberikan hasil yang baik di masa depan.
Pada koleksi rancangannya yang bertema Romansa kali ini, Itang tidak banyak menggunakan warna berani, namun justru menghadirkan warna-warna lembut yang memberi kesan menyejukkan, terinspirasi dari keindahan alam Indonesia., seperti biru dan biru laut.
Sesuai tema yang diusung, rancangan Itang bernuansa romantik dalam siluet yang loose (longgar), oversize dan panjang, sengaja untuk menyambut Lebaran yang baru saja lewat. Itang mengaplikasikan motif digital printing yang terinspirasi dari alam bawah laut serta keindahan hutan Indonesia dipadukan dengan motif dari foto-foto vintage.
“Saya berharap tahun ini ada suatu kelebihan yang bisa membuat ekonomi kita bergerak maju,” ujar Itang.
Sentuhan bernuansa feminin juga dimunculkan oleh Khanaan yang diusung oleh Khanaan Syamlan dengan tema Restrospective. Inspirasinya lahir dari kecenderungan generasi muda yang kini lebih meminati barang-barang tua atau vintage.
Rancangan-rancangannya bersiluet longgar dan panjang, dengan aksen tumpuk, mengusung permainan motif geometrik pada material berupa serat alam. Warna-warna yang digunakan pun lebih bernuansa earth tone meski pada beberapa rancangan digunakan juga warna berani seperti hitam, marun, dan biru.
“Khanaan indentik dengn warna-warna earth tone. Kali ini kita satukan warna bold dan earth tone, berkolaborasi dengan Lucky Print. Kita gunakan bahan mereka,” kata Khanaan.
Sementara Chaera Lee, mengusung koleksi The Fading Beauty tentang inner beauty seorang perempuan dengan siluet yang kasual feminin. Chaera banyak menggunakan warna putih dan biru pada koleksinya kali ini. Memberikan kesan clean, namun tetap kasual dan dinamis.
Chaera banyak bermain dengan aksen berupa tali, obi dan ruffles dari bahan-bahan sisa. Untuk material yang digunakan, Chaera memilih denim, silk, juga viscose.
“Inner beauty itu harus kita keluarkan karena cantik itu adanya dari dalam. Koleksinya mungkin tidak cantik, tapi apapun yang kita kenakan, harus terlihat percaya diri sehingga akan terlihat tetap cantik,” ujarnya.
Percaya diri, juga merupakan mantra untuk bangkit di tengah situasi pandemi.