Walau bukan generasi baru, New Hyundai Santa Fe mengusung berbagai pembaruan signifikan yang membuatnya layak disebut SUV modern. Mobil ini jadi bagian dari strategi agresif PT Hyundai Motors Indonesia.
Oleh
Dahono Fitrianto
·5 menit baca
New Hyundai Santa Fe menjadi produk terbaru yang diluncurkan dalam strategi agresif Hyundai Motors Indonesia mendobrak pasar otomotif Tanah Air. Walau bukan generasi baru, mobil ini mengusung berbagai pembaruan signifikan yang membuatnya layak disebut SUV modern.
Peluncuran New Hyundai Santa Fe pada 7 April 2021 lalu ditandai dengan pemutaran film pendek yang dibuat serius. Menceritakan tiga anak kembar yang tumbuh dewasa di tempat berbeda-beda dengan jalan hidup yang berbeda pula.
Namun giliran mereka pulang kampung ke Bukittinggi, Sumatera Barat, ketiganya memilih mobil yang sama walau dengan alasan berbeda-beda. Ada yang mementingkan keindahan desain, ketangguhan mesin, kenyamanan, sampai kelengkapan fitur yang modern. Cerita itu membawa pesan bahwa semua keunggulan itu bisa ditemukan di versi facelift dari Santa Fe generasi keempat ini.
Saat Kompas menjajal langsung mobil ini pada pertengahan April 2021, berbagai klaim keunggulan itu dikupas satu per satu. Pertama-tama dari sisi tampilan, New Santa Fe ini berwajah lebih sangar dengan gril yang besar mencolok berwarna krom keperakan dan desain lampu utama yang baru. Sentuhan modern juga diberikan oleh desain lampu siang (daytime running light/DRL) yang berbentuk huruf T.
Siluet bodi secara keseluruhan masih sama dengan Hyundai Santa Fe generasi keempat versi pra-facelift. Meski demikian, pihak Hyundai menekankan bahwa mobil versi terbaru ini sudah menggunakan platform sasis dan bodi baru.
”Ini bukan sekadar facelift karena perubahannya sangat signifikan. Kerangkanya saja baru, dirancang khusus untuk menyalurkan energi benturan apabila terjadi tabrakan, agar energinya tidak mengarah ke penumpang. Baja-bajanya juga baru sehingga menurunkan bobot mobil, meningkatkan power-to-weight ratio, dan menurunkan konsumsi BBM,” tutur Makmur, Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Rabu (7/4/2021).
Selain itu, Santa Fe kini juga menawarkan dua sistem penggerak (powertrain) baru. Satu dengan mesin bensin 2.5 liter MPi yang dipasangkan dengan transmisi otomatis 6 percepatan, satu lagi dengan mesin turbodiesel 2.2 liter CRDi yang dihubungkan dengan transmisi kopling ganda (DCT) 8 percepatan. Dalam siaran pers resmi, pihak Hyundai mengklaim, powertrain baru tersebut baru pertama dipasang pada New Santa Fe ini.
Kompas sengaja memilih varian bermesin bensin, karena varian bermesin diesel 2.2 liter CRDi sudah pernah dicoba menyusuri jarak 1.600 kilometer pada pertengahan Desember 2018 dengan versi pra-facelift. Selain itu, mesin tipe 2.5 Theta III MPi ini adalah mesin baru yang baru dipasang pada versi facelift ini.
Di atas kertas, mesin bensin 2.5 liter ini mengeluarkan tenaga maksimum 180 PS pada putaran mesin 6.000 rpm dan torsi puncak 232 Nm pada 4.000 rpm. Di medan sesungguhnya, mesin ini memberikan akselerasi yang halus dan menghela mobil seberat hampir 2 ton dengan ringan di jalan tol.
Namun tenaga yang cukup besar tersebut harus dibayar dengan konsumsi BBM yang tidak bisa dibilang irit, walau masih terhitung wajar buat kelas mesin 2.500 cc. Pengujian selama empat hari dengan menempuh jarak total sekitar 250 km di medan perkotaan menunjukkan konsumsi BBM rata-rata berkisar antara 7,5-9,6 km per liter.
Yang menjadi daya tarik utama New Hyundai Santa Fe ini memang kebaruan berbagai fitur kenyamanan dan keselamatannya. Bahkan jika dibanding versi sebelum facelift, terasa ada semacam “lompatan teknologi” yang ingin ditunjukkan Hyundai untuk menegaskan mobil ini adalah versi modern dari Santa Fe.
Yang langsung terlihat adalah “hilang”-nya tongkat persneling. Kini, pengoperasian transmisi mobil menggunakan tombol atau shift by wire, mirip pada mobil-mobil listrik Hyundai. Terdapat pilihan tombol P, R, N, dan D yang terletak di konsol tengah.
Pada tipe Signature yang Kompas uji, panel instrumen sudah sepenuhnya menggunakan layar digital LCD ukuran 12,3 inci. Tak ada lagi jarum-jarum fisik di panel tersebut. Alhasil, layar pun bisa berfungsi menampilkan rekaman kamera di luar saat dibutuhkan.
Dipadukan dengan fitur keamanan Blind Spot View Monitor, layar ini dapat menampilkan pandangan kamera ke titik buta pengemudi di samping mobil sesuai dengan arah gerak mobil. Jika lampu sein kanan diaktifkan, otomatis tampilan tachometer di sebelah kanan berubah menjadi layar untuk menunjukkan titik buta di sebelah kanan.
Begitu juga sebaliknya, saat lampu sein kiri diaktifkan, gantian tampilan speedometer di sebelah kiri yang berperan sebagai layar. Fitur ini sangat penting untuk memastikan mobil bisa berbelok atau berpindah jalur dengan aman tanpa risiko ditabrak atau diserempet kendaraan di samping mobil.
Fitur ini ditunjang dengan teknologi Blind-Spot Collision-Avoidance Assist (BCA) yang memberi peringatan jika ada kendaraan lain berada pada area di sisi samping belakang yang tak bisa terlihat oleh pengemudi. Jika risiko benturan meningkat bahkan setelah diberi peringatan, sistem ini akan secara otomatis mengintervensi kontrol kendaraan untuk menghindari benturan.
New Santa Fe juga sudah dilengkapi fitur Lane Keep Assist (LKA) dan Lane Following Assist (LFA). Dua fitur ini pada prinsipnya mencegah mobil berjalan keluar dari jalurnya secara tidak sengaja, misalnya saat pengemudi mengantuk. Dengan LFA, kemudi mobil bahkan bisa bergerak secara otomatis mengikuti lintasan jalan selama garis marka jalan terlihat dengan jelas.
Fitur-fitur keselamatan lainnya pada tipe Signature seharga Rp 678 juta (on the road, Jakarta), ini, adalah Surround View Monitor, Rear Cross-Traffic Collision-Avoidance Assist (RCCA), Forward Collision-Avoidance Assist (FCA), dan Safe Exit Assist (SEA). Fitur SEA menjaga pintu penumpang belakang tetap dalam keadaan terkunci apabila sistem mendeteksi ada kendaraan dari arah belakang yang melaju terlalu dekat dengan pintu saat pintu hendak dibuka.
Dari sisi kenyamanan, mobil juga memiliki peranti pengecas gawai nirkabel di konsol depan. Selain itu juga masih tersedia dua soket USB di bagian depan dan dua soket USB di baris kursi kedua. Sementara di baris ketiga, hanya tersedia soket lighter 12 volt.
Konektivitas Apple CarPlay dengan telepon pintar bisa dilakukan secara nirkabel melalui koneksi Bluetooth. Meski demikian, pada unit mobil yang diuji ini koneksi nirkabel tersebut sering terputus. Padahal saat gawai yang sama melakukan koneksi Apple CarPlay nirkabel di mobil lain, berjalan lancar.
Catatan lainnya adalah ketiadaan fungsi memori pada dua kursi depan yang sudah bisa diatur secara elektrik. Padahal fungsi memori ini penting bagi kenyamanan pemilik mobil untuk menyimpan setting posisi kursi paling pas bagi dirinya, terutama setelah mobil dipakai oleh orang lain dan pengaturan kursi sudah berubah.