Sejarah sedan Mercedes-Benz S-Class terbentang hampir sama panjangnya dengan usia merek mobil yang bermarkas di Stuttgart, Jerman, ini. Inovasi baru Mercedes-Benz umumnya disematkan pertama kali pada lini S-Class.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·4 menit baca
Sejarah sedan Mercedes-Benz S-Class terbentang hampir sama panjangnya dengan usia merek mobil yang bermarkas di Stuttgart, Jerman, ini. Beragam inovasi baru Mercedes-Benz umumnya disematkan pertama kali pada lini S-Class. Inovasi itu berorientasi pada keselamatan dan kenyamanan.
Penempatan logo bintang yang mencuat di ujung kap sudah dimulai sejak model W08 untuk Mercedes-Benz Nurburg, keluaran tahun 1930. Tradisi itu dipertahankan sampai S-Class terbaru sekarang.
Disarikan dari artikel berjudul ”The History of the Mercedes-Benz S-Class” di situs mercedes-benz.com, hampir setiap generasi baru sedan merek ini menghasilkan inovasi yang kelak jadi patokan mobil-mobil pada umumnya. Model W187, keluaran 1951-1954, misalnya, memakai sistem kunci pintu berpasak kerucut yang mengurangi risiko pintu membeliak saat kecelakaan. Pada masa itu, kerap terjadi penghuni mobil terlontar keluar ketika tabrakan.
Sistem kunci pintu dipercanggih pada model W111 dan W112 (1959-1965). Model berdimensi panjang ini punya tonjolan di buritan menyerupai sirip, yang karenanya sering dijuluki ”Mercy Batman” oleh orang Indonesia, karena bentuknya mirip mobil tunggangan superhero jagoan DC Comics itu. Sirip itu dimaksudkan sebagai patokan ketika parkir mundur.
Bela Barenyi, desainer model ini, mulai mengenalkan konsep crumple zones di bagian depan dan belakang mobil. Zona ini menyerap energi dari dampak tubrukan sehingga tak terlalu mencelakakan penghuni mobil. Khusus model W112 keluaran 1961, suspensi udara dan transmisi otomatis mulai jadi perlengkapan standar.
Model awal tranmisi otomatis sebenarnya pernah dikenalkan di W180 keluaran 1957 sebagai pilihan bagi varian mesin enam silinder—pertama kalinya Mercedes-Benz pakai mesin enam silinder. Model yang dikenal dengan sebutan ”Mercy Ponton” ini mengenalkan as roda tunggal ayun (single-joint swing axle) untuk memastikan pengendalian yang lebih aman.
Generasi berikutnya, W108 dan W109 di tahun 1965-1972, memperbaiki fitur suspensi udara, yang bisa menjinakkan jalanan yang tidak mulus. Khusus model W109 varian 300 SEL menggunakan mesin delapan silinder sehingga menjadikannya mobil mewah sekaligus kencang.
Model W116 yang beredar tahun 1972-1980 adalah kali pertama merek ini pakai istilah S-Class untuk sedan mewah mereka. Tangki bahan bakarnya diletakkan di atas as roda belakang supaya terlindungi dari kecelakaan. Varian keluaran 1978 adalah mobil pertama yang memakai sistem pengereman anti-lock braking system (ABS).
Dengan sistem itu, S-Class yang dijuluki ”Mercy Barong”, ini, menjaga kestabilan dan mencegah selip mobil ketika rem diinjak penuh. Jarak pengereman jadi lebih ringkas di permukaan licin sekalipun. Ini jadi warisan buat sistem pengereman yang standar di hampir semua mobil yang beredar hari ini.
Kelengkapan kantong udara (airbag) diklaim Mercedes-Benz diterapkan pertama kalinya di model W126, alias ”Mercy Eagle”, khususnya di keluaran 1981. Semula hanya pengemudi yang kebagian airbag, sementara penumpang depan ”hanya” diikat dengan sabuk pengaman yang bisa mengencang (tensioner). Baru pada keluaran 1988, penumpang depan juga dilindungi airbag.
Kenyamanan penumpang di baris belakang jadi perhatian pada model W140, yang keluar tahun 1991-1998. Ruang kabin belakang lebih lega dibandingkan depan. Kekedapan kabin disokong dengan penggunaan kaca lapis ganda. Pada model ini pula untuk pertama kalinya dikenalkan sistem pengendalian ESP (electronic stability program) untuk mengurangi risiko kehilangan kendali di kondisi kritis. ESP kini jadi fitur jamak di merek-merek mobil lainnya.
Era komputerisasi
Memasuki milenium baru, fitur elektronik berbasis komputer makin jamak. Model W220 keluaran 2002 memakai sistem Pre-Safe, yang secara otomatis menyiagakan penghuni mobil jika terdeteksi bakal terjadi kecelakaan. Generasi pertama Distronic, yang menjaga jarak mobil dengan kendaraan di depannya, mulai dipakai. Kelak, sistem ini dipakai di banyak mobil keluaran baru dengan nama adaptive cruise control.
Pada Model W221 (2005-2013) sistem Distronic dan Pre-Safe disempurnakan, antara lain dengan intervensi rem—bahkan sepenuhnya menyetop mobil pada varian keluaran 2009. Model ini juga mulai dilengkapi blind spot assist, lane keeping assist, speed limit assist, dan active body control, fitur keselamatan yang kini jadi kelengkapan standar di sejumlah mobil keluaran Mercedes-Benz, dan merek lainnya.
Sementara teknologi hibrida daya mesin dan baterai adalah andalan dari model W222 (2013-2020). Sistem komputerisasi yang terhubung dengan internet yang lebih kompleks dalam skema Intelligent Drive (pada varian S 500) didaku sebagai awal mula pengemudian swakemudi.
Model W223, generasi termutakhir, makin memantapkan pemanfaatan internet of things (IoT) yang terintegrasi di sistem MBUX. Dalam tayangan video demonstrasi Mercedes-Benz, terlihat pengguna memerintahkan ”mobil” mematikan lampu ruang tamu rumahnya. Model ini juga untuk pertama kalinya memakai airbag individual untuk dua penumpang di baris belakang. Pada varian tertentu, roda belakangnya juga bisa ”berbelok” mengikuti roda depan untuk mengurangi radius putar di ruang terbatas. (HEI)