Toyota-Daihatsu Kembali Berkolaborasi dalam Bentuk Toyota Raize dan Daihatsu Rocky
Toyota dan Daihatsu kembali menjalin kerja sama kolaborasi. Memasuki masa dua dekade kolaborasi ini, Toyota Raize dan Daihatsu Rocky menjadi produk kolaborasi kelima yang bakal diproduksi di Indonesia.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Toyota dan Daihatsu kembali membangun kolaborasi dengan menciptakan produk terbaru yang bakal diproduksi secara massal di Indonesia. Hampir dua dekade, kedua pemain industri otomotif Jepang ini telah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dalam menciptakan empat produk kolaborasi, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Kolaborasi terbaru ini disampaikan CEO Toyota Motor Corporation untuk wilayah Asia, Yoichi Miyazaki, dan Presiden Direktur Daihatsu Motor Company Ltd Jepang Soichiro Okudaira secara virtual dari Tokyo, Jepang, Rabu (28/4/2021). Turut hadir dalam acara itu Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Presiden Direktur PT Astra International Tbk Jhony Bunarto Tjondro di Jakarta.
Miyazaki mengatakan, kolaborasi kali ini dilakukan untuk mengembangkan produk mobil sport utility vehicle Toyota Raize. Selama ini, Toyota dan Daihatsu telah mengawali kerja sama dengan memaksimalkan kekuatan kedua perusahaan. Dengan menginvestasikan teknologi dan mempromosikan konten lokal, kedua perusahaan akan melanjutkan meningkatkan daya saing dan mendukung Pemerintah Indonesia dalam pengembangan industri otomotif.
”Selain pasar domestik, Toyota Raize juga akan diekspor ke 50 negara di seluruh dunia,” ujar Miyazaki.
Hal senada diungkapkan Presiden Direktur Daihatsu Motor Company Ltd Soichiro Okudaira. Lebih dari 40 tahun, Daihatsu sesungguhnya sudah berkontribusi bagi industri otomotif di Indonesia. Bagi Daihatsu, Indonesia adalah negara penting sehingga Daihatsu akan terus berinvestasi serta berkontribusi untuk masyarakat Indonesia.
Dalam kolaborasi kali ini, Daihatsu membuat produk mobil Daihatsu Rocky. Secara teknologi, Toyota Raize dan Daihatsu Rocky sebagai model kompak SUV yang sama-sama dibekali mesin 1.000cc turbo. Baru kali inilah produk kolaborasi Toyota-Daihatsu menggunakan teknologi turbo.
Jika dirunut, tepatnya 19 tahun lalu, kolaborasi Toyota dan Daihatsu dimulai dengan produk MPV Avanza dan Xenia. Kemudian, dilanjutkan SUV Rush-Terios, LCGC hatchback Agya-Ayla, dan LCGC MPV Calya-Sigra. Kehadiran Raize-Rocky menandai momentum perayaan 50 tahun Toyota di Indonesia dan keberadaan Daihatsu yang telah berkontribusi lebih dari 40 tahun di Indonesia.
”Inilah model kolaborasi antara Toyota dan Daihatsu. Secara keseluruhan, kami menggunakan pusat riset dan pengembangan di PT Astra Daihatsu Motor yang terbesar di Indonesia. Untuk model kolaborasi terbaru ini, kami mengevaluasi fitur keamanan preventif terbaru dari Daihatsu Rocky yang diperkenalkan di Indonesia dengan harga terjangkau,” jelas Okudaira.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro mengatakan, untuk mendukung produk yang sesuai kebutuhan masyarakat, Daihatsu memang memiliki pusat riset dan pengembangan yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Hal ini menunjukkan komitmen jangka panjang yang dibangun antara Toyota dan Daihatsu dalam investasi dan kontribusi untuk memajukan industri otomotif nasional.
”Saat ini, Toyota dan Daihatsu telah memiliki berbagai line up otomotif yang sebagian besar telah diproduksi di Indonesia. Tingkat komponen dalam negeri pun mencapai 95 persen pada produk tertentu,” kata Jhony.
Menurut Jhony, Toyota dan Daihatsu masih menjadi kontributor terbesar untuk ekspor roda empat dari Indonesia. Kontribusinya mencapai lebih dari 60 persen total ekspor kendaraan nasional. Tidak hanya pasar domestik.
Kontribusi besar
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi kolaborasi yang tumbuh di tengah merosotnya penjualan otomotif tahun 2020 akibat penyebaran Covid-19. Industri otomotif, menurut dia, menjadi salah satu andalan yang berkontribusi pada perekonomian nasional.
Sektor ini menyumbang nilai investasi sebesar Rp 71,35 triliun dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun. Penyerapan tenaga kerja langsung mencapai 38.000 orang, ditambah lagi sebanyak 1,5 juta orang bekerja di rantai nilai industri otomotif.
Dari catatan Kementerian Perindustrian, kendaraan bermotor yang diproduksi di dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Hingga tahun 2020, ekspor kendaraan secara utuh (completely built up) sebanyak 232.170 unit atau senilai Rp 41,86 triliun. Ekspor kendaraan rakitan (completely knock down) sebanyak 53.030 unit atau senilai Rp 1,23 triliun.
Sektor industri otomotif ditargetkan pada tahun 2030 akan menjadi pemain global dan exporthub kendaraan bermotor, baik berbahan bakar minyak maupun listrik. (Agus Gumiwang Kartasasmita)
”Industri otomotif mempunyai peran penting dan strategis sehingga dimasukkan ke dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Sektor industri otomotif ditargetkan pada tahun 2030 akan menjadi pemain global dan exporthub kendaraan bermotor, baik berbahan bakar minyak maupun listrik,” kata Agus.
Tentu, menurut Agus, hal itu akan memperkuat posisi Indonesia di tengah persaingan global serta menjadi ”jembatan” bagi sektor industri kecil menengah untuk bisa masuk dalam persaingan industri otomotif global.
Terkait dengan kehadiran Raize dan Rocky, mobil dengan kapasitas mesin 1.000 cc memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia, yakni mencapai 34,1 persen (Januari-Februari 2021).
Kedua produk kolaborasi ini tentu akan memperkuat Indonesia sebagai basis produksi sehingga dapat memperbesar peluang ekspor, terutama ke negara-negara yang telah memiliki FTA dengan Indonesia. Dari target produksi hingga Desember 2021 yang mencapai 34.300 unit, sebanyak 8.800 unit akan diperuntukkan bagi pasar ekspor.