Ragam tampilan dalam koleksi kali ini diakui Chiuri terinspirasi dari beberapa seniman pop art seperti Andy Warhol, Richard Hamilton, dan Marco Lodola yang juga penuh warna. Bahkan, Chiuri juga terpengaruh dengan K-Pop
Oleh
Riana A Ibrahim
·5 menit baca
Dunia mode memang tetap bergulir dengan caranya sendiri di tengah pandemi. Namun, perlahan landas peraga kembali bergeliat setelah lebih dari setahun menyesuaikan diri dengan pagelaran virtual yang menguji kreativitas. Menjajaki lagi lembaran baru dengan energi dan spirit yang tetap menggebu.
Shanghai Fashion Week yang berlangsung sejak 3 April hingga 17 April 2021 menawarkan harapan lahirnya kembali jagat mode dengan peragaan busana secara langsung. Para desainer dan rumah mode yang terlibat diberi ruang untuk menggelar pertunjukan langsung, meski tamu yang hadir dibatasi harus menjalani rangkaian tes untuk keamanan kesehatan.
Rumah mode Dior memperoleh kesempatan memamerkan karyanya pada 12 April 2021. Bahkan, melalui akun resmi media sosialnya, tim dari Dior memperlihatkan sistem kerja yang diterapkan agar tetap sukses menghelat pertunjukan langsung dalam ajang Shanghai Fashion Week kali ini.
Mengusung tema ”Pop Estetik” pada koleksi musim gugur 2021 ini, Creative Director Maria Grazia Chiuri menghadirkan 75 tampilan yang gemerlap dengan pemilihan warna terang layaknya lampu disko yang mengalirkan energi untuk terus semangat bergerak. Senada dengan tata ruang di Long Museum West Bund yang disulap menjadi lantai disko, warna koleksi kali ini membawa keceriaan.
Beberapa tampilan pun sengaja dibuat sama, hanya dibedakan dengan warna, misalnya, atasan lengan panjang dengan kerah turtleneck bermotif garis dipadu rok mini berbahan sequin berpayet yang motifnya dimodifikasi menyerupai ornamen lampu disko. Tampilan ini hadir dalam tiga warna, yakni monokrom, kuning, dan merah.
Begitu pula gaun tanpa lengan berpotongan di pinggang dengan siluet rok mengembang berbahan tulle muncul dalam empat warna, yakni merah, hijau, biru, dan coklat. Ada juga tube dress yang mengingatkan gaun pesta dansa milik Olivia Newton-John di film Grease pada era 1970-an dibuat dalam dua seri warna yakni hijau neon dan pink raspberry.
Gaya preppy school yang diwujudkan lewat setelan bermotif tartan nyatanya juga mampu menyatu tema pop estetik di lantai disko ini. Lagi, permainan warna menjadi andalan dari monokrom, abu-abu, biru muda, pink, hingga kuning muda pada gaya ini.
Jumpsuit hingga gaun mini yang dibuat lurus tanpa lekuk dengan menonjolkan warna perak yang mengilat juga mewarnai landas peraga. Yang tak ketinggalan, tentu saja gaun, mantel. dan berbagai tampilan dengan warna hitam serta juga bermotif macan tutul yang menjadi salah satu ciri khas Dior.
Bagi Chiuri, permainan warna-warna terang menyala ini bukan keahliannya. ”Tak mudah bagi saya, karena saya punya selera yang sangat spesifik terhadap warna. Tapi jujur, saya butuh untuk berani bermain warna. Ini penting bagi saya,” jelas Chiuri.
Pandemi yang menghantam pada 2020 diakuinya meluluhlantakkan suasana hatinya dan berpengaruh pada semangatnya berkarya. Ternyata berani bermain warna justru menjadi pelepasan emosi baginya dan menjadi energi baru untuk kembali berkarya. ”Bukan merupakan hal yang buruk bagi seorang pekerja keras yang selama ini selalu berkutat dengan warna navy,” ujarnya.
Ragam tampilan dalam koleksi kali ini diakui Chiuri terinspirasi dari beberapa seniman pop art seperti Andy Warhol, Richard Hamilton, dan Marco Lodola yang juga penuh warna. Bahkan, Chiuri juga terpengaruh dengan menggemanya K-pop dan melirik mode yang dianut girlband Blackpink. ”Saat semua ini usai, kami akan muncul dengan pakaian warna-warni dan mengadakan pesta besar nanti. Mimpi kami, dapat menari bersama lagi,” ungkap Chiuri.
Adaptasi lain
Kembalinya pergelaran secara langsung ini disyukuri, tetapi sekaligus membutuhkan adaptasi lagi. Penyelenggaraan di Shanghai jelas tak memungkinkan Chiuri dan tim dari Paris untuk terbang ke lokasi. Strategi pun dilakukan agar pertunjukan tetap berjalan sesuai dengan pakem yang diterapkan Dior.
Untuk hal ini, ada dua tim yang bekerja dari Paris dan Shanghai. Mereka berkoordinasi sangat intens dalam berbagai hal. Di sepanjang arena peragaan busana, tim di Shanghai memasang 16 kamera di berbagai sudut sehingga tim dari Paris dapat melihat semua yang berlangsung di tiap ruangan.
Selanjutnya, disediakan tiga kabin untuk para model berganti baju yang akan diperagakan. Setelah mengenakan padu padan baju dan aksesorinya, tiap model harus berdiri di depan kamera. Kemudian, tim dari Paris akan memberi arahan, dari pengenaan bajunya, letak aksesorinya, hingga cara membawa tas yang akan dipamerkan.
Dari rekaman di media sosial resmi Dior, para pengarah gaya dari Paris sangat detail memberikan instruksi kepada tim yang berada di Shanghai. Bahkan, untuk pemakaian ikat pinggang saja tidak boleh meleset satu sentimeter pun dari arahan. Begitu pula dengan tata rambut dan tata rias yang harus sesuai gaya dan warnanya.
Setelah disetujui semuanya oleh pengarah gaya dari Paris, para model akan dibawa ke ruangan lain. Di sana para model kembali berjalan ke arah kamera seperti layaknya di landas peraga. Namun, kali ini, Chiuri yang langsung menilai penampilan dari para model tersebut. Selanjutnya, para model akan masuk ruang tunggu untuk menantikan giliran berlenggak-lenggok di landas peraga.
Untuk tata ruang, tim dari Paris juga mengontrol tiap detail. Bahkan, segi pengambilan gambar, mengingat tamu dari luar Shanghai tetap menyaksikan virtual, harus mengikuti pedoman dari tim dari Paris. Semua diatur seakurat mungkin. Meski membutuhkan banyak tenaga dan koordinasi berlapis, pertunjukan langsung kali ini dapat berjalan dengan sukses.
Chiuri pun meminta maaf karena tidak bisa hadir langsung di lokasi, juga dengan tim dari Paris yang tak dapat ikut merasakan gempitanya lantai disko di Shanghai kali itu. ”Walau saya tak bersama kalian saat ini, tetapi saya merasakan energi dan semangat kalian di sana,” ujar Chiuri.
Ketika dunia mode kembali melantai dengan segala adaptasi yang mengedepankan kehati-hatian, pertanda setelah pandemi kelak, wajah dunia justru akan segemerlap lampu disko.