Meski Popularitas Clubhouse Menurun, Platform Audio Tetap Menjanjikan
Jika tidak dianggap menjanjikan, Facebook, Twitter, dan Reddit tidak akan mengeluarkan fitur serupa Clubhouse. Penurunan popularitas Clubhouse menggarisbawahi bahwa konten adalah raja.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mungkin agak sulit menguantifikasikan ketertarikan masyarakat terhadap sebuah aplikasi. Namun, jika harus dilakukan, peringkat popularitas di platform perdagangan aplikasi mungkin dapat menjadi tolok ukur.
Dengan parameter ini, mungkin bisa dianggap animo warganet terhadap aplikasi media sosial sensional Clubhouse telah turun drastis.
Sempat selama sepekan menjadi aplikasi nomor satu di Apple App Store pada 15-21 Februari di Indonesia, Clubhouse telah merosot ke posisi 386 pada Kamis (22/4/2021) berdasarkan data firma riset pasar SensorTower.
Sejumlah analis menilai bahwa hype atau sensasi kebaruan Clubhouse telah pudar dan konten yang tersedia saat ini belum menarik bagi banyak orang.
Dengan parameter ini, mungkin bisa dianggap animo warganet terhadap aplikasi media sosial sensional Clubhouse telah turun drastis.
Meski ada tantangan ini, para raksasa media sosial sepertinya sudah yakin akan potensi bisnis platform jejaring berbasis suara; karena mereka sudah ramai-ramai meniru Clubhouse.
Twitter meluncurkan Spaces ke publik pada awal Maret ini. Host dapat mengundang hingga sepuluh orang untuk menjadi pembicara.
Berbeda dengan Clubhouse yang membatasi audiens maksimal 5.000 orang, Spaces tidak memiliki limit. Jutaan pendengar, kata chief design officer Twitter, Dantley Davis, pada awal Maret lalu.
Kemudian, platform VoIP (voice over internet protocol) dan pesan instan Discord pun menjajaki fitur serupa Clubhouse. Discord yang selama ini lebih dikenal sebagai platform voice chat untuk para gamers mengumumkan telah mengembangkan fitur yang bernama Stages.
Microsoft bahkan dikabarkan sedang menjajaki upaya akuisisi Discord dengan valuasi 10 miliar dollar AS.
Lalu disusul dengan Facebook, yang meluncurkan Live Audio Rooms pada Senin (19/4/2021) beserta satu set fitur layanan berbasis audio lainnya yang akan hadir.
Segala fitur audio
Head of Facebook App Fidji Simo mengumumkan, Facebook akan mulai menguji Live Audio Rooms dan diyakini akan siap dirilis ke publik pada musim panas 2021 ini. Setiap Facebook Group akan dilengkapi fitur ini. Para figur publik juga akan dimungkinkan untuk menggelar Live Audio Rooms.
”Kami percaya bahwa audio adalah cara sempurna bagi komunitas untuk berbicara di topik yang mereka senangi,” kata Fidji.
Facebook juga akan segera menuntaskan pengembangan fitur Soundbites, yang memungkinkan pengguna Facebook membagikan rekaman suara pendek.
Tidak berhenti di situ, Facebook juga melengkapi platform sosial medianya dengan podcast. Para kreator podcast bisa memublikasikan karyanya di Facebook dan pengguna bisa mendengarkan tanpa harus membuka jendela aktif aplikasi Facebook seperti lazimnya aplikasi podcast.
Langkah Facebook membuat Clubhouse agak sedikit menarik. Sebab, Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Facebook, juga berkontribusi pada popularitas jejaring sosial berbasis audio tersebut.
Pada Februari lalu, Zuckerberg dan pendiri SpaceX sekaligus CEO Tesla, Elon Musk, tampil dalam sejumlah perbincangan di Clubhouse. Pada Desember 2020 pengguna Facebook hanya sekitar 600.000, pada akhir Februari 2021 telah lebih dari 8 juta pengguna.
Sehari setelah pengumuman dari Facebook, veteran media sosial lainnya, Reddit, juga telah mengumumkan pengembangan fitur yang bernama Reddit Talk.
Setiap subreddit—komunitas di dalam Reddit—akan dimungkinkan untuk menggelar ruangan Reddit Talk. Hal ini dinilai akan melengkapi pengalaman di Reddit.
Konten menarik
Hingga saat ini, Clubhouse cuma tersedia di platform iOS dan masih menggunakan skema undangan. Dikabarkan, baru pada Februari lalu Clubhouse merekrut pengembang untuk versi Android.
Hal ini yang mungkin telah mengurangi bahan bakar Clubhouse untuk terus digandrungi oleh warganet. Clubhouse seakan membatasi diri dari kehadiran pengguna potensial sekaligus berbagai macam kreator dan figur publik yang dapat menarik pengguna masuk ke dalam platform tersebut.
Analis media sosial, Matt Navarra, menilai, Clubhouse menghadapi persoalan klasik bagaimana menghadirkan konten menarik ke platform tersebut pasca- hype awal dan gimmick eksklusivitas telah pudar.
”Tantangannya sekarang adalah bagaimana ketika membuka aplikasi, pengguna mendapat tawaran berbagai rooms sekaligus pembicara yang menarik,” kata Navarra kepada CNBC.
Kurasi konten dan bagaimana menyodorkannya ke publik adalah kunci. Hal ini juga yang membuat Tiktok meledak dan tak berhenti tumbuh. Hingga pertengahan April 2021, Clubhouse baru diunduh 14,2 juta kali. Sebagai perbandingan, Tiktok telah diunduh 500 juta kali selama Desember hingga April 2020.
Algoritma yang mengatur rekomendasi konten untuk laman ”For You” dianggap sebagai resep rahasia kesuksesan platform berbagi video tersebut, kata peneliti Queensland University of Technology Australia, Bondy Valdovinos Kaye.
”Tiktok bukanlah Tiktok tanpa algoritmanya,” kata Kaye kepada Insider.
Dengan rekomendasi konten yang menarik bagi si pengguna, ia tidak akan bosan membuka aplikasi tersebut. Bagaimanapun, content is king.