Gempita mobil berbasis baterai tak hanya menjangkiti kendaraan pribadi atau angkutan umum saja. DFSK di Indonesia mulai membuka pemesanan Gelora E, minibus bertenaga listrik pengangkut manusia dan logistik.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·4 menit baca
Gempita mobil berbasis baterai tak hanya menjangkiti kendaraan pribadi atau angkutan umum saja. DFSK di Indonesia mulai membuka pemesanan Gelora E, minibus bertenaga listrik pengangkut manusia dan logistik. Perusahaan komersial jadi target utamanya.
Mobil berbentuk van berwarna putih ini terlihat di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021. Dalam peluncurannya pada pembukaan pameran Kamis (15/4/2021), PT Sokonindo Automobile sebagai agen pemegang merek DFSK di Tanah Air mengundang 30 perwakilan perusahaan, di antaranya perusahaan logistik dan marketplace.
Tetamu itu diundang untuk menyimak presentasi keunggulan mobil ini sekaligus menyaksikan langsung wujudnya. Ada dua tipe mobil bernama Gelora E ini, yaitu tipe minibus untuk mengangkut manusia dan tipe blind van untuk mengangkut barang.
Alexander Barus, CEO PT Sokonindo Automobile, mengatakan, peluncuran Gelora E merupakan momen bersejarah bagi segmen kendaraan niaga bertenaga listrik. ”Kami ikut serta mengisi pasar kendaraan listrik untuk industri di Indonesia. Sebagai langkah awal, kami sengaja memakai nama dalam bahasa Indonesia, yaitu Gelora, mirip dengan Glory,” kata Alexander.
Glory adalah produk DFSK berjenis SUV yang telah hadir dalam tiga varian, yaitu Glory 560, Glory 580, dan Glory i-Auto, sebagai kendaraan pribadi. Sementara Gelora berjenis minibus dengan moncong pendek untuk kebutuhan perniagaan. Sebelum Gelora, DFSK juga pernah meluncurkan mobil niaga berjenis pick up bernama Supercab.
Alexander menambahkan, mobil listrik telah dikembangkan sejak empat tahun silam oleh tenaga ahli DFSK di China dan Amerika Serikat. Hasilnya, DFSK telah memiliki mobil listrik berjenis SUV dan sedan premium untuk pasar China.
”Secara bertahap akan masuk ke Indonesia kalau ekosistem pasarnya sudah terbentuk. Kalau sudah terbentuk, kami merencanakan memproduksi kendaraan listrik di pabrik kami di Cikande (Serang, Banten),” kata Alexander. Pabrik yang dimaksud telah memproduksi DFSK Glory 580 berbahan bakar bensin, tetapi produk Gelora E masih diimpor secara utuh.
DFSK Gelora E sepenuhnya ditenagai oleh listrik dari baterai berjenis lithium iron phosphate dengan kapasitas 42 kWh. Ada dua soket pengisian listrik pada mobil ini. Soket di balik logo di gril depan untuk mode pengisian standar. Sementarasoket di bawah pintu pengemudi untuk mengisi listrik dengan mode fast charging.
DFSK mengklaim pengisian dengan mode cepat hanya membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam dari kondisi baterai kosong hingga penuh. Sementara mode pengisian standar dengan daya listrik rumahan (220 volt, 16 A) membutuhkan waktu 8 jam. Jika diisi penuh, baterai itu cukup menempuh jarak 300 kilometer berdasarkan penghitungan standar NEDC (New European Driving Cycle).
Daya listrik itu menggerakkan motor bertipe permanent magnet synchronous motor yang menghasilkan tenaga puncak 60 kW (sekitar 80 HP) dengan torsi maksimum 200 Nm. Penggunaan listrik, disebutkan DFSK, bisa menghemat ongkos energi sebesar Rp 200 per kilometer dibandingkan kendaraan bermesin konvensional.
Selain lebih hemat biaya bahan bakar, mobil listrik juga lebih hemat biaya perawatan. ”Komponen mobil listrik ini tidak lebih dari 8.000 unit, sedangkan komponen mobil konvensional bisa lebih dari 20.000 unit. Diperkirakan, biaya operasional mobil listrik lebih hemat 60 persen,” kata Alexander.
Fitur lengkap
Tenaga dari motor listrik ini dirasa cukup untuk menghela mobil berdimensi panjang 4,5 meter dengan lebar 1,6 meter dan tinggi 2 meter ini. Tipe minivan muat untuk satu pengemudi dan enam penumpang. Sementara tipe blind van memiliki ruang kargo seluas 4,8 meter kubik. Mobil berkonstruksi ladder frame ini menggunakan pintu geser di sisi kiri dan kanan.
Di kelas kendaraan niaga, Gelora E memberikan kenyamanan bagi penumpangnya. Mobil ini dilengkapi AC dan juga sarana multimedia berlayar sentuh delapan inci. Pengaturan transmisinya menggunakan kenop putar. Mobil ini juga disematkan kamera mundur yang terproyeksikan ke layar multimedia.
Sistem pengeremannya telah mengadopsi teknologi ABS dan EBD untuk menjaga kestabilan berkendara menyesuaikan beban dan kecepatan kendaraan. Sementara sistem kelistrikan mobil ini diklaim sesuai standar IP 67 yang tahan air, debu, dan lumpur. Baterainya akan otomatis menghentikan pasokan daya jika terdeteksi kebocoran tegangan.
Rifin Tanuwijaya, Sales and Marketing Director PT Sokonindo Automobile, menjamin karakteristik Gelora E cocok sebagai kendaraan perusahaan. ”Target konsumen kami adalah perusahaan yang membutuhkan mobil operasional dengan rute pasti, misalnya untuk mengantar barang di kawasan tertentu, atau sebagai mobil antar jemput karyawan. Pengisian baterai bisa dilakukan di pool (garasi) kantor,” kata Rifin.
Gelora E sudah bisa dipesan di perhelatan IIMS Hybrid dengan kisaran harga Rp 510 juta hingga Rp 520 juta untuk model minivan dan Rp 480 juta hingga Rp 490 juta untuk model blind van. ”Pemesanan Gelora E selama IIMS akan didistribusikan sekitar Agustus 2021,” kata Achmad Rofiqi, PR & Media Manager PT Sokonindo Automobile, ketika dihubungi, Rabu (21/4/2021). (OSA)