”Digital Twin” Dapat Efektifkan Penanganan Bencana Alam
Dengan mereplikasi kotanya menjadi dalam bentuk digital, sebuah kota kecil langganan topan di Filipina, dapat mempersingkat waktu respons darurat kebencanaannya.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Caiyan City, sebuah kota kecil di Filipina Utara, memiliki kembarannya dalam bentuk digital sejak Mei 2020. Ketika Topan Vamco atau Ulysses, dalam sebutan lokal, menerjang pada November 2020 dan menyebabkan banjir terparah selama 40 tahun terakhir, pemerintahnya dapat lebih cepat mengkaji dampak kerusakan infrastruktur dan besaran bantuan kepada masyarakat secara lebih efektif.
Wali Kota Cauayan City Bernard Faustino Dy mengatakan, kembaran digital ini sederhananya adalah sebuah peta digital tiga dimensi yang secara detail menggambarkan kondisi alam kota yang berpenduduk sekitar 160.000 jiwa tersebut.
Ketika topan Ulysses menerjang daerah Filipina Utara pada November tahun lalu, dampak kerusakan yang diakibatkan oleh topan keempat dalam jangka waktu beberapa pekan tersebut, dikatakan Bernard Faustino Dy, hampir mencapai angka 600 juta peso atau sekitar Rp 180 miliar.
Dengan teknologi digital twin, pihaknya dengan cepat dapat menentukan dengan akurat wilayah mana saja yang paling terdampak. ”Teknologi ini tidak hanya dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi respons dari pemerintah, tetapi juga menyelamatkan nyawa. Ini akan menjadi kian penting. Dengan adanya perubahan iklim, bencana alam akan semakin dahsyat,” kata Bernard Faustino Dy dalam webinar yang digelar oleh platform komputasi awan Amazon Web Services (AWS) pada Senin (19/4/2021) sore.
Implementasi di Cauayan City ini, disebut Bernard Faustino Dy, sebagai digital twin pertama oleh sebuah pemerintah di Filipina. Seperti namanya, digital twin, teknologi ini merekam dan merekonstruksikan kondisi kota Cauayan City secara tiga dimensi di internet. Kembaran ini disusun dari perekaman citra melalui drone yang telah diatur untuk bermanuver secara khusus merekam seluruh area kota.
Dari kembaran digital tersebut, otoritas dapat mendapatkan secara akurat informasi desa atau barangay mana yang terendam banjir paling parah, jembatan dan jalan mana saja yang hancur, hingga jumlah bantuan yang harus disiapkan untuk warga yang paling terdampak. Bantuan pun dapat disiapkan dengan lebih terarah.
Asesmen dampak bencana itu pun dapat dilakukan dengan cepat tanpa harus menunggu berbulan-bulan pascabencana.
”Kalau menunggu pengkajian Department of Public Works and Highway (Kementerian Umum dan Jalan Tol), mungkin butuh berbulan-bulan. Namun, dengan ini, kami bisa langsung dapat angka-angkanya secara langsung,” kata Bernard Faustino Dy.
Teknologi Integrated Digital Twin System ini dibuat oleh Graffiquo, sebuah perusahaan start up atau rintisan asal Singapura. Melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR)-nya, mulai Mei 2020 Graffiquo menerbangkan drone untuk merekam sekitar 15 kilometer persegi area Cauayan City.
CEO Graffiquo Goh Seok Mei mengatakan, pihaknya tertarik untuk membantu Cauayan City. Sebab, kota tersebut dilanda topan sebanyak tujuh hingga sembilan kali dalam setahun.
”Dengan membuat digital twin ini, kami ingin membantu mereka dalam aspek kesiapsiagaan bencana. Jadi, kami memberikan secara gratis bisnis perekaman citra kami ke otoritas Cauayan City dan melatih petugas lokal di sana,” kata Mei.
Sejauh ini, Graffiquo telah membuat digital twin untuk sejumlah kota di kawasan Asia Tenggara dengan total 636 kilometer persegi; umumnya berada di Singapura, Vietnam, dan Filipina. Mei mengatakan, pihaknya sedang mulai mengkaji ekspansi ke pasar Indonesia.
Teknologi digital twin yang dikembangkan oleh Graffiquo berjalan di atas platform komputasi awan AWS.
Dengan berada di atas platform komputasi awan, Bernard Faustino Dy mengatakan, hal ini meningkatkan aksesibilitas data bagi petugas; terlebih di masa pandemi di mana kegiatan perkantoran dikurangi.
Menurut dia, keberadaan data yang dihasilkan dengan cepat akan sangat membantu pemerintah daerah di kota mana pun di seluruh dunia untuk mengambil keputusan dengan lebih cepat dan akurat.
”Keberadaan dan aksesibiltias data yang baik akan membantu pemerintah untuk menggunakan resources yang tersedia dengan lebih efisien dan efektif,” kata Bernard Faustino Dy.
Bernard Faustino Dy mengatakan, kini bahkan pemerintah kota Cauayan City telah menandatangani nota kerja sama dengan sebuah kota tetangga untuk membantu pembuatan sistem digital twin.
Managing Director for ASEAN, Worldwide Public Sector, AWS Tan Lee Chew mengatakan, inovasi komputasi awan yang dilakukan oleh Graffiquo dan langkah kolaborasi yang dilakukan oleh Cauayan City menunjukkan potensi besar komputasi awan dalam memberikan solusi inovatif untuk masyarakat.
”Komputasi awan yang diaplikasikan dengan baik akan memberikan dampak sosial ekonomi yang luas,” kata Lee Chew.