New BMW Seri 5 Hadir dengan Citra Eksekutif dan Berbagai Pembaruan
Setelah empat tahun hadir di Indonesia, BMW Seri 5 generasi G30 mendapatkan pembaruan di berbagai sektor. Selain sentuhan baru di desain interior, juga ada peningkatan di berbagai fitur.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·6 menit baca
Sejak 1972, sedan BMW Seri 5 dicitrakan sebagai mobil para eksekutif muda. Meski wajahnya berganti-ganti, citra itu diteruskan hingga generasi ketujuh dengan kode bodi G30, yang pertama kali masuk Indonesia pada 2017. Empat tahun berselang, G30 tampil lebih segar dengan rupa eksterior yang mengesankan.
Empat tahun lalu, BMW Group Indonesia mendatangkan Seri 5 dalam dua varian, yaitu 520i dan 530i. Ketika itu, versi 520i menggunakan trim Luxury Line, sedangkan 530i berbalut M Sport. Kini, dalam bentuk terbarunya, nuansa itu cenderung berbalik. New BMW 520i berbungkus M Sport, sedangkan New BMW 530i berpotongan Opulence yang lebih berkesan elegan. Keduanya telah dirakit di BMW Production Network 2, Gaya Motor, Jakarta.
Kedua mobil itu diluncurkan secara virtual melalui kanal Youtube BMW Indonesia pada Jumat (9/4/2021). Dalam tampilan video, BMW mengajak lima eksekutif berjiwa muda menceritakan kesan mereka terhadap dua jenis Seri 5 terbaru ini. Selain itu, mereka juga menyampaikan kiat menjalankan profesinya di masa pandemi ini.
Kelima orang tersebut adalah Cicilia King, Country Director Dior Couture Indonesia; Brian Indradjaja, Risk Advisory Country Leader di salah satu firma terbesar di Indonesia; Reisa Broto Asmoro, pakar kesehatan dan figur publik; Gaery Undarsa, Co-founder dan CMO Tiket.com; serta Ramesh Divyanathan, President Director BMW Group Indonesia. Mereka dianggap sebagai pemimpin masa depan di bidangnya masing-masing.
”Dunia terus berkembang, bisnis berubah, kepemimpinan berubah. Saat ini ada generasi baru para pemimpin dengan kebutuhan yang berbeda. Para pemimpin ini membutuhkan mitra yang kuat di dunia yang terus berubah. Hal ini jugalah yang menjadi inti dari BMW Seri 5 terbaru,” kata Ramesh Divyanathan.
Brian Indradjaja menuturkan bahwa menjadi pemimpin di masa pandemi ini perlu kemampuan menentukan target jangka menengah dan jangka panjang. Sementara Reisa Broto Asmoro menekankan perlunya kesadaran pemimpin pada kesehatan mental. Keduanya mengaku sebagai pengguna BMW. Reisa bahkan belajar menyetir mobil menggunakan BMW Seri 5 milik ibunya dulu.
Pendekatan bertutur itu diselaraskan dengan pesan yang hendak disampaikan wajah baru BMW Seri 5 ini. Jodie O’Tania, Director of Communications BMW Group Indonesia, mengatakan, kampanye ini hendak memberi semangat kepada audiens agar lebih optimistis di masa pandemi ini.
”Audiens jadi lebih optimistis keluar dari jeratan pandemi, terutama dalam hal bisnis dan menjalankan perusahaan. Ini sejalan dengan target market Seri 5 yang lebih dewasa. Tampilan Seri 5 ini mewakili kecepatan dan kegesitan berkelit di masa pandemi,” kata Jodie.
Sedap dipandang
Tampilan dan kecepatan menjadi kata kuncinya. Secara kasatmata, tampilan BMW Seri 5 terbaru ini sedap dipandang. Versi 520i terlihat seperti petarung dengan balutan aksesori M Sport. Keberadaan duck tail tipis di bagian buritan menguatkan kesan itu. Bagian bemper depan dan belakang juga punya sudut-sudut tegas. Kesan sporty di bagian belakang diperkuat dengan dua moncong knalpot (muffler) berbentuk trapesium. Itu adalah muffler sungguhan, bukan aksen belaka.
Warna unggulan versi ini adalah biru metalik bernama Phytonic Blue yang pertama kali melumuri BMW X3 keluaran 2019. Di kelas Seri 5, warna ini hanya ada di versi 520i M Sport ini. Pilihan warna eksklusif lainnya adalah Bernina Grey yang sebelumnya dipakai di BMW 730i tahun 2019. Kelir abu-abu ini menyiratkan nuansa ungu jika terpantul cahaya.
Lampu utama Seri 5 terbaru ini memakai teknologi mutakhir BMW Laser Light yang sorotannya sampai setengah kilometer itu. Sebelum facelift, 520i memakai lampu LED saja. Lampu utama itu berbentuk dua abjad L di setiap sisi. Kedua lampu depan mengapit gril yang bisa membuka dan menutup secara otomatis menyesuaikan kebutuhan pendinginan. Warna gril di 520i dominan abu-abu doff, sedangkan di 530i cenderung berkilapan krom. Nuansa krom adalah pembeda tegas antara 520i dan 530i.
Dari samping, kedua mobil ini terlihat pakai velg berdiameter sama, yaitu 19 inci. Versi 520i pakai velg aloy ringan Style 845 dua warna dengan formasi bilah Y. Sementara versi 530i pakai velg berbahan sama, tetapi formasi bilah W dengan kode Style 663 yang lebih elegan. Dua mobil ini memakai ban belakang bertapak lebih lebar (ukuran 275) dibandingkan ban depan (245).
Di bagian dalam, panel kontrol yang dipakai berukuran lebih lebar dari versi sebelumnya, yaitu 12,3 inci berlayar sentuh. Pengoperasian layar itu dijalankan melalui BMW Operating System 7 sebagai peranti standar. Dampaknya, beberapa fungsi bisa dijalankan dengan perintah suara ”Hello, BMW”. Konektivitas dengan ponsel, baik Apple CarPlay maupun Android Auto, bisa tersambung tanpa kabel.
Beda tenaga
Perbedaan menganga antara versi 520i dan 530i terdapat di performa mesin. Meski sama-sama pakai mesin B48 berkapasitas 1.998 cc dengan turbo, tenaga di versi 530i lebih kuat, yaitu 252 hp dengan torsi maksimum 350 Nm. Sementara keluaran tenaga maksimal di 520i sebesar 184 hp dengan torsi puncak 290 Nm.
”Meski spesifikasi teknis mesin sama persis, output tenaganya berbeda (antara 520i dan 530i). Teknologi sekarang dengan sistem modular memungkinkan output mesin bisa dimodifikasi dengan pemrograman komputer,” kata Ismail Ashlan, Corporate Communication Manager BMW Group Indonesia.
Menilik produksi tenaga itu, rasanya agak janggal mendapati versi 520i berbalut kostum petarung, tetapi tenaganya lebih kecil. Sementara versi 530i yang tampilannya lebih necis justru mendapat setting tenaga yang lebih besar.
Bayu Riyanto, Vice President Sales BMW Indonesia, mengatakan, penentuan gaya pada 520i dan 530i menyesuaikan dengan masukan dari pelanggan. ”Salah satu yang diinginkan segmen pengguna 520i adalah tampilan yang sporty. Sementara pengguna 530i lebih menginginkan kenyamanan menyetir ataupun duduk di belakang. Makanya, 530i lebih banyak fitur,” katanya.
Dari segi penjualan, Bayu mengatakan, sedan Seri 5 terbilang laris meski masih di bawah Seri 3. Penjualan sedan Seri 5 di kuartal pertama tahun 2021 meningkat 106 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Seperti yang disinggung Bayu, keunggulan versi 530i—selain lebih bertenaga—adalah kelengkapan fitur berkendara. Mobil seharga Rp 1,279 miliar (off the road) ini punya kamera 360 derajat yang tampilannya di layar bisa diputar dengan gestur tangan. Sensor mobil bisa memperingatkan pengemudi jika jaraknya terlalu dekat dengan kendaraan di depan dan mengintervensi pengereman. Peringatan serupa juga diaplikasikan jika mobil keluar lajur tanpa mengaktifkan lampu belok.
Fitur tersebut tidak tersemat pada versi 520i yang harga jualnya Rp 1,109 miliar (off the road) ini. Namun, pengguna 520i bisa menikmati bantuan mundur (reversing assistant) dan parkir (park assistant). Baik BMW 520i M Sport maupun BMW 530i Opulence akan hadir di pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta, pada 15-25 April.
Sehari setelah peluncuran, awak media diajak merasakan langsung BMW 520i ini di sirkuit drifting yang baru akan dibuka di kawasan Maxx Box, Karawaci, Tangerang, Banten. Secara bergiliran, mobil diuji coba jarak pengeremannya, pengendalian dalam lintasan melingkar untuk menguji fitur DSC guna mengurangi gejala oversteer dan understeer, dan terakhir BMW warna biru ini diajak melintasi sirkuit kecil dan tikungan-tikungan tajam guna menguji coba pengendalian mobil (handling).