Kekuatan dari Rumah
Apakah rumah itu sebentuk tempat, setitik lokasi, atau suatu kumpulan dari ingatan dan kenangan?

Koleksi musim gugur/musim dingin 2021 karya Toton.
Berkutat terus-menerus di rumah selama pandemi membuat desainer Toton Januar melayangkan tanya: apakah sebenarnya rumah? Jawabannya tertuang dalam koleksi musim gugur/musim dingin 2021 yang lekat dengan kenangan akan rumah.
Apakah rumah itu sebentuk tempat, setitik lokasi, atau suatu kumpulan dari ingatan dan kenangan? ”Pertanyaan itu semakin mengental selama setahun lebih saat pandemi ini. Buatku, yang terakhir itulah jawabannya. Aku pun mencoba menyatukan apa saja yang membuat aku merasa aman dan nyaman, layaknya di rumah,” papar Toton, Selasa (6/4/2021).
Toton melabuhkan ingatan pada koleksi keramik biru putih yang sering dia lihat di rumahnya dulu. Keramik itu telah ada sejak zaman neneknya, lalu ibunya. Ketika melihat keramik biru putih itulah dia teringat pada rumah, orangtua, dan keluarga.

Koleksi musim gugur/musim dingin 2021 karya Toton.
Dari kenangan itu, dia menggali seluk-beluk keramik biru putih yang identik dari China dan Belanda. ”Di Indonesia pun estetika biru putih ini diadopsi dalam budaya, misalnya pada batik biron, yang memakai warna biru dan putih yang dominan,” ungkapnya.
Elemen biru putih berikut motif batik yang khas, terutama flora, diolah Toton menjadi versinya sendiri dan diaplikasikan dalam koleksi musim gugur/musim dingin 2021. Koleksi ini diluncurkan akhir Maret 2021 lewat video peragaan busana.
Kreasi Toton mewujud pada beragam tampilan atasan dan terusan. Misalnya, atasan turtle neck dengan dasar putih dari material lembut seperti organza yang dihiasi bordir biru pada bagian lengan bervolume dan pada sisi depan. Bordir biru ini ditingkahi aneka ragam corak bunga warna kuning dan merah muda, memperlihatkan kesan mewah. Tampilannya sekilas mengingatkan pada model kebaya encim khas peranakan.

Koleksi musim gugur/musim dingin 2021 karya Toton.
Corak serupa ditampilkan pada atasan lengan panjang, dengan bordir senada yang dominan di bagian bawah. Sebagai pemanis, atasan dilengkapi dengan kerah bordir biru yang bisa dipasang-lepas bertali pita.
Kerah yang bisa dipasang-lepas ini digunakan Toton untuk memberi aksen pada tampilan atasan atau terusan yang dominan berwarna putih. Kreasi lain dari bentuk kerah bordir ini mirip celemek dada dengan motif batik pada tepian berwarna biru dan isian motif bunga warna-warni. Kerah juga dimodifikasi menjadi semacam mantel pendek yang membalut bahu hingga ke lengan dengan warna putih polos dan tepian bordir biru dari bahan lembut transparan.
Aksen lain pada atasan yang terinspirasi keramik biru putih berupa pelat pada bagian dada yang memberi bentuk tubuh pada atasan yang longgar.
”Ini mirip dengan perisai. Pada koleksi musim semi/musim panas 2021 lalu, kami juga membuat semacam perisai itu, tetapi bentuknya seperti pada arca dan keras. Untuk koleksi ini, kami bikin lebih halus dan dipulas lagi agar mengilat. Harapannya menggambarkan rumah itu memberi kekuatan,” ujar Toton.

Koleksi musim gugur/musim dingin 2021 karya Toton.
Tak berhenti di situ, eksplorasi elemen biru putih pada keramik lawas juga diaplikasikan pada aksesori pendukung busana. Potongan keramik yang tak beraturan dibuat menjadi cincin dan bros. Adapun motif batik biron dimunculkan dalam stoking dan alas kaki sehingga serasi saat dipadukan dengan atasan bermotif senada.
Denim cacah
Eksplorasi terhadap rasa ”rumah” ini ditarik ke tataran yang lebih luas, yakni Bumi yang menjadi rumah kita. Toton masih setia dengan upaya menerapkan mode berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Upaya itu terlihat pada tampilan bawahan dan luaran pada koleksi ini yang serupa rumbai-rumbai berwarna gelap. Celana panjang, rok, dan jaket dengan aksen berumbai itu dipadupadankan atasan motif biru-putih. ”Itu limbah denim,” tutur Toton.

Koleksi musim gugur/musim dingin 2021 karya Toton.
Dia telah mengolah limbah denim sejak tahun 2019. Awalnya Toton berpartisipasi dalam ajang Dewi Fashion Knight 2017 yang mengusung tema ”Modernism”. ”Waktu itu aku berpikir, apa yang paling relevan untuk modernitas pada saat ini. Menurutku, itu artinya kita lebih sadar pada lingkungan karena isunya sangat penting,” kenangnya.
Toton lalu mencoba membuat koleksi dari sampah mode, yakni baju-baju yang tidak terpakai lagi, untuk diolah lagi menjadi baju baru. Bahan utamanya sisa-sisa denim yang berasal dari berbagai pabrik di Jakarta dan Bandung. Biasanya pabrik-pabrik itu membuat celana atau jaket denim yang menyisakan banyak potongan tak terpakai.
Misalnya bahan selebar 10 meter hanya terpakai 7 meter. Namun, sisanya berupa potongan-potongan kecil yang akhirnya hanya dibuang atau ditampung untuk dibuat keset.
”Padahal, bahan ini bagus, hanya bentuknya memang kecil-kecil dan tidak karuan. Akhirnya kami coba olah lagi. Caranya dengan teknik cacah tindas. Kami buat strip-strip panjang, lalu ditindas ke atas bahan katun utuh. Itulah yang kami jadikan pakaian,” kata Toton.

Koleksi musim gugur/musim dingin 2021 karya Toton.
Berhubung bahannya tebal, denim cacah-tindas itu dijadikan bawahan dan luaran. Tampilannya jadi terlihat unik dan menarik berkat ”napas” kreasi baru yang diembuskan sang perancang. Meski kurang populer dibandingkan pengolahan limbah denim dengan teknik patchwork, denim cacah-tindas ini rupanya semakin diminati pecinta mode.
Walaupun pengerjaannya menerapkan prinsip keberlanjutan, Toton tak hendak mengedepankan cerita upcycle atau recycle pakaian yang dilakukannya. ”Tujuanku biar orang jatuh cinta dulu dengan produknya, baru setelah itu aku ceritakan, mungkin akan makin jatuh cinta,” lanjutnya.
Renda kawung
Selain bahan denim, tampilan bawahan dan luaran untuk koleksi musim gugur/musim dingin 2021 ini juga menggunakan material renda tebal. Bahan renda tebal ini juga merupakan sebentuk cara menerapkan mode berkelanjutan karena memanfaatkan bahan-bahan yang sudah ada di studio.

Koleksi musim gugur/musim dingin 2021 karya Toton.
Semasa pandemi ini, Toton sedikit ”puasa” beli bahan. ”Situasinya menuntut kita lebih prihatin. Kami juga ingin membuktikan bahwa kita bisa membuat sesuatu yang menarik dan kreatif dengan apa yang kita punya,” ucapnya.
Renda tebal itu dikembangkan beberapa tahun lalu dan pernah ditampilkan dalam koleksi musim semi/musim panas 2017. Motif renda mengambil motif batik kawung. Ketika itu warna yang ada hanya putih sehingga pemakaiannya terbatas dan menyisakan banyak bahan tak terolah.
Akhirnya untuk koleksi terbaru ini, renda tebal itu dicelup sehingga menghasilkan warna hitam dan nude. Sesuai dengan inspirasi keramik biru-putih, mantel hitam panjang dari renda tebal ini diberi aksen bros keramik pada bagian dada. Kerah bordir pasang-lepas disematkan untuk mempercantik tampilan.

Koleksi musim gugur/musim dingin 2021 karya Toton.
Adapun mantel nude membalut gaun berbahan halus warna senada dengan pemanis kerah mantel pendek, juga dalam warna senada. Kesan hangat dan nyaman layaknya dalam dekapan ibu di rumah langsung terasa.
Lewat koleksi ini, Toton menggarisbawahi sudut pandang baru yang ditemukannya di balik keterkungkungan bangunan rumah bagi dunia kreatif. Dia bisa menggali lebih dalam, mengeksplorasi lebih luas, dan menemukan arti sesungguhnya sebuah rumah.