Geliat Pengembang Poperti Menangkap Peluang di Ibu Kota Negara Baru
Sejumlah pengembang properti di Kota Balikpapan melihat titik cerah untuk menangkap peluang pengembangan calon ibu kota negara baru di Kalimantan Timur.
Dua tahun lalu, sejumlah pengembang properti di Kota Balikpapan melihat titik cerah meski terselip bayang-bayang kecemasan. Mereka berharap rencana besar pembangunan Ibu Kota Negara baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur jangan hanya hangat-hangat kuku, hangat di awal tetapi berakhir adem-adem saja.
Tentu, kepindahan ibu kota negara (IKN) bakal berdampak pada pertambahan jumlah penduduk setempat. Mereka dipastikan membutuhkan hunian yang layak. IKN membuat efek turunan ke berbagai lini, antara lain, pengembangan properti hunian, rumah toko hingga pusat perbelanjaan.
Lokasi IKN yang bakal menjadi pengganti Jakarta itu terletak di dekat dua kota besar, yakni Balikpapan dan Samarinda. Namun, sejauh ini respons terkuat yang diberikan terhadap rencana IKN baru ini baru ditunjukkan di Balikpapan oleh beberapa pengembang besar, salah satunya PT Agung Podomoro Land Tbk (APL).
Begitu Presiden Joko Widodo mengumumkan lokasi IKN baru di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019), APL sebagai pionir properti di Balikpapan dengan sigap memamerkan pembangunan Borneo Bay City, hunian yang terletak di kawasan pantai Balikpapan. Dengan percaya diri, APL menunjukkan lahan yang sudah adaseluas 10 hektar dan memiliki konsesi lahan reklamasi seluas 32 hektar. APL juga melanjutkan pembangunan mal baru di tepi laut, Podomoro Bay Mall, yang ditargetkan selesai akhir 2022.
Tak mau ketinggalan menangkap peluang terkait rencana pembangunan IKN, APL juga memiliki proyek perumahan di Pusat Kota Samarinda, yakni Bukit Mediterania Samarinda, seluas 24 hektar. Hingga kini, proyek hunian yang sudah digarap di lokasi tersebut terdiri dari lima kluster, club house, taman, dan sport center. Sisa lahan seluas 14 hektar yang masih dalam tahap pengembangan akan berisi total 609 unit hunian, termasuk 65 kavling yang sudah terjual habis.
General Manager Marketing APL Yoga Gunawan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (2/4/2021), mengatakan, awal tahun 2021 APL telah memasarkan proyek terbaru. Selain apartemen siap huni Borneo Bay City, yang menjadi pilihan utama bagi para pekerja asing di Balikpapan, ada juga hunian hybrid—berfungsi sebagai hunian sekaligus ruang komersial—yang dinamakan Small Office Home Office (SOHO) at Borneo Bay City. Di Balikpapan memang ada ratusan pekerja yang berasal dari sekitar 20 negara.
SOHO ini merupakan ruko modern tepi laut pertama dan berada tepat di pusat Kota Balikpapan. Posisinya tepat di depan Podomoro Bay Mall yang terintegrasi dengan dua mal lainnya, Balikpapan Trade Centre dan Plaza Balikpapan.
”Kami melihat kebutuhan konsumen, khususnya di masa pandemi. Karena itu, taman Bay Park dengan fasilitas umum dan tanaman-tanaman yang menyehatkan menjadi keuntungan tersendiri, terutama saat pandemi sekarang ini, kita sangat membutuhkan udara sehat,” kata Yoga.
Secara kuantitas, APL hanya menyediakan SOHO di area ini sebanyak 46 unit. Tentunya, ada keuntungan ganda bagi investor berupa pemandangan pantai dan juga captive market yang besar. Harganya pun sudah mencapai Rp 3,4 miliar untuk bangunan tiga lantai, yang dapat dimaksimalkan menjadi empat lantai.
”Dengan pemindahan IKN, tentu membawa dampak besar bagi usaha properti di Balikpapan. Penjualan properti jauh meningkat karena kota Balikpapan merupakan penopang utama untuk pembangunan ibu kota baru,” kata Yoga.
Menggairahkan pengembang
Limjan Tambunan, Kepala Divisi Kalimantan dan Sulawesi PT Sinar Mas Wisesa, anak perusahaan Sinar Mas Land, secara terpisah, berpendapat isu pembangunan IKN sangat menggairahkan minat pengembang. Diharapkan gaung pembangunan IKN terus berlanjut menuju realisasinya. Walau pembangunan IKN masih dalam proses persiapan, para pengembang tetap menangkap peluang positif ini.
Buktinya, menurut Limjan, begitu lokasi IKN ditetapkan, sebagian lahan perumahan Grand City Balikpapan, yang dikembangkan Sinar Mas Wisesa, sudah dijadikan bagian dari jalan tembus yang bakal memudahkan lalu lintas dari dan ke IKN, termasuk ke Samarinda.
Grand City Balikpapan saat ini telah membangun infrastruktur akses jalan tembus Jalan MT Haryono-Jalan Soekarno Hatta Km 7 dengan lebar 32 meter dan panjang 2,8 kilometer. Sebelum pandemi Covid-19 merebak, proyek jalan tembus ini telah diresmikan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi pada 24 Februari 2020.
”Tentunya, pemanfaatan akses jalan tembus ini sangat berarti bagi perkembangan Kota Balikpapan dalam mempersiapkan diri sebagai kota penyangga IKN. Bahkan, kami juga telah mempersiapkan sebuah fasilitas berupa food center seluas satu hektar,” ujar Limjan.
Grand City Balikpapan tadinya lebih fokus pada pengembangan konsep residensial dan komersial. Lahan seluas 224 hektar itu telah dikembangkan sejak tahun 2014. Namun, begitu lokasi baru IKN ditetapkan, pengembangan Grand City lebih gencar dilakukan. Kini pengembang tidak hanya fokus pada pembangunan hunian dan kawasan komersial, tetapi juga melengkapi dengan berbagai fasilitas maupun infrastruktur penunjang.
Untuk hunian rumah tapak, Grand City Balikpapan telah memiliki sejumlah klaster, antara lain, kluster Forestville berisi 442 unit hunian (di lahan seluas 12 hektar), kluster Pineville 307 unit (10 hektar), kluster HyLand 243 unit (3 hektar), dan kluster Hayfield 420 unit (7 hektar), serta dua kawasan ruko, yakni Palladium dan Golden Boulevard. Kuartal ketiga 2021 direncanakan kembali dibuka satu kluster hunian lagi.
Saat Kompas menelusuri pengembangan Grand City Balikpapan pada Desember 2019, harga hunian rumah tapak kluster Hyland dipatok sekitar Rp 600 juta. Kini, seiring mulainya serah terima unit kepada konsumen, harga jualnya naik di atas 35 persen.
”IKN memang menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi, kami sudah menyiapkan infrastruktur jalan pintas menuju ibu kota yang baru. Dan, sekarang ini harga jual rumah ready stock di kluster Hayfield sudah berkisar Rp 800 juta hingga Rp 1,6 miliar,” kata Limjan.
Menurut dia, jalan tembus yang dibangun Grand City sangat menjadi daya tarik konsumen. Sebab, jalan tembus tersebut menjadi salah satu faktor untuk memastikan tingkat nilai kenaikan investasi yang akan menguntungkan konsumen.
Dari area Grand City, jalan tembus ini nantinya diperkirakan hanya berjarak 30 kilometer menuju pintu tol menuju IKN. Kemudian, jalan darat menuju IKN masih harus ditempuh sekitar 1-1,5 jam. Hingga saat ini, tol menuju IKN masih dalam tahap land clearing atau pematangan lahan. Sementara tol yang sudah beroperasi adalah tol Balikpapan-Samarinda.
Dengan jalan tembus di Kilometer 7 dan Km 8 itu, warga dari Samarinda yang melalui Jalan Soekarno-Hatta dapat menuju ke Jalan MT Haryono dengan lebih cepat. Jalan itu juga melalui perumahan Grand City Balikpapan, proyek ketiga Sinar Mas Land di Balikpapan dan dibangun di sisi utara kota pelabuhan itu.
Sinar Mas Land memang ingin mewujudkan pemerataan perumahan di Balikpapan karena selama ini kawasan utara dianggap sebagai daerah pinggiran. Masyarakatnya disebut sebagai ”orang kilo” atau orang pinggiran.
Jalan tembus juga memudahkan warga dari arah Samarinda menuju ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, di sisi tenggara Balikpapan dan Pelabuhan Semayang di sisi barat daya Balikpapan.
Dengan akses terbuka, Grand City dapat dikembangkan menjadi kawasan campuran. Bukan hanya perumahan, melainkan juga perdagangan, jasa, dan perkantoran. Jika semua terwujud sesuai rencana, kawasan itu menjadi pusat pertumbuhan baru di Balikpapan.
Melihat keseriusan pemerintah dalam pembangunan IKN, Grand City pun mengklaim sebagai proyek properti di Balikpapan yang masih eksis dan bahkan ofensif dalam penjualan dan pembangunan dibandingkan proyek pengembang lainnya di masa pandemi ini. Tidak hanya membangun, proyek ini juga menawarkan berbagai bentuk kreativitas kemudahan kepemilikan rumah.
Baca juga: Harap-harap Cemas Menyongsong Perubahan di Calon Ibu Kota Baru
Salah satunya, program ”Wish for Home” yang diklaim memberikan keuntungan besar bagi konsumen. Mulai dari subsidi uang muka sampai sebesar 15 persen, insentif huni/bangun hingga 10 persen, keringanan pembayaran diberikan baik untuk pembelian tunai maupun KPR ekspres mencakup diskon sampai dengan 15 persen, subsidi cicilan KPR, gratis biaya pengalihan, gratis biaya KPR/KPA, hingga khusus rumah ready stock ada tambahan gratis biaya BPHTB dan diskon tambahan untuk beberapa produk. Program ini berlaku mulai 6 Maret hingga 31 Desember 2021.
Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia Paulus Totok Lusida mengatakan, ”Inilah saatnya pemerintah mulai mengajak kembali REI untuk duduk bersama. Secara prinsip, pengembang besar siap menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan kawasan IKN.”
Setelah proses vaksin berjalan, pembangunan IKN tak bisa sekadar dijadikan proyek pemerintah. Ini perlu kerja sama antara pemerintah dan pengembang sehingga tata ruang dan infrastruktur yang diharapkan bersama terealisasi dengan baik. ”Jangan semua semata-mata dianggap proyek. Bergerak sendiri-sendiri. Lokasi yang sedemikian besar, haruslah ditetapkan supaya hasilnya lebih terintegrasi dan membanggakan negeri ini,” ujar Totok. (Stefanus Osa)