Harga Sewa Gedung Perkantoran Diprediksi Tetap Tertekan Tahun Ini
Harga sewa perkantoran diprediksi akan tetap tertekan tahun ini dengan perkiraan penurunan mirip dengan apa yang terjadi pada 2020. Namun, hal itu tak menyurutkan pengembang untuk tetap membangun gedung perkantoran baru.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga sewa perkantoran diprediksi akan tetap tertekan tahun ini dengan perkiraan penurunan mirip dengan apa yang terjadi pada 2020. Permintaan ruang perkantoran yang lemah terjadi karena sebagian perusahaan masih menjalani strategi penghematan selama pandemi Covid-19 sehingga mereka menunda dan mempertimbangkan kembali ekspansi.
Berdasarkan pemaparan JLL Indonesia, tahun lalu terjadi penurunan permintaan gedung perkantoran di distrik bisnis pusat (central business district/CBD) ataupun perkantoran non-CBD. Total penyerapan ruang perkantoran di kawasan CBD hanya 33.000 meter persegi tahun 2020. Angka ini anjlok sekitar 83,5 persen dibandingkan dengan penyerapan tahun sebelumnya yang mencapai 200.000 persegi.
Hal ini juga menyebabkan tingkat hunian turun 2 persen dari tahun 2019 menjadi 74 persen. Kondisi ini memengaruhi harga sewa perkantoran kawasan CBD. Untuk kantor Grade A, misalnya, mengalami penurunan 1,7 persen sepanjang 2020. Kini, rata-rata harga sewa gedung Grade A menjadi Rp 264.636 per meter persegi setiap bulannya.
Head of Markets JLL Angela Wibawa mengatakan, kondisi serupa akan terjadi sepanjang tahun ini. ”Hal ini terjadi karena perusahaan masih menjalankan strategi penghematan sehingga menunda dan mempertimbangkan kembali ekspansi,” katanya, di Jakarta, Rabu (31/3/20201).
Ia juga menyebutkan, banyaknya pasokan yang akan selesai dibangun pada tahun 2021 ini membuat para pemilik gedung dengan okupansi yang masih rendah akan menawarkan harga kompetitif untuk dapat menarik tenant.
Menurut Angela, pada dasarnya para pekerja tetap membutuhkan ruang perkantoran meski saat ini bekerja dari rumah dapat menjadi alternatif. ”Setelah pandemi ditangani dengan baik, tentunya diharapkan para pekerja akan kembali lagi mengisi ruang perkantoran sehingga prospek perkantoran akan menjadi lebih baik,” kata Angela.
Tetap dibangun
Meskipun menghadapi tantangan pandemi, pembangunan sejumlah proyek perkantoran tetap dijalankan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Pembangunan gedung kantor Grade A, Trinity Tower, yang berlokasi di Kuningan, Jaksel, misalnya, sudah selesai dibangun. Kemarin, diselenggarakan serah terima resmi dari Shimizu Total Joint Operation selaku kontraktor utama kepada PT Windas Development selaku pemilik Trinity Tower.
Pengembangan bernilai lebih dari Rp 3 triliun yang dimulai pembangunannya sejak kuartal pertama tahun 2018 ini dilakukan gabungan perusahaan joint venture antara The Gesit Companies, Mitsubishi Estate Asia, Santini Group, dan Shimizu Corporation yang berkomitmen mengembangkan gedung perkantoran berskala internasional, tahan gempa, dengan desain modern dan kompak yang menerapkan konsep ”Green Building”.
Angela mengatakan, pembangunan gedung perkantoran beberapa tahun terakhir ini memiliki grade yang lebih baik karena mengikuti perkembangan zaman dan mengaplikasikan teknologi yang lebih canggih dan standar gedung internasional. ”Hal ini dapat membuat Jakarta setara dengan kota-kota global lainnya, mengingat banyak perusahaan multinasional yang berada di Ibu Kota,” katanya.
Trinity Tower dibangun di atas lahan 1,6 hektar. Gedung perkantoran ini terdiri dari 50 lantai, 3 lantai ritel, 13 lantai parkir, serta 1 ruang bawah tanah (basement). Tempat ini merupakan gedung kantor yang siap untuk disewakan dan menjadi satu-satunya gedung baru di CBD yang siap beroperasi pada kuartal II-2021.
Pemasaran Trinity Tower ini ditangani oleh Cushman and Wakefield yang telah terkemuka secara global. Trinity Tower mengusung desain konsep bergaya Jepang dan Indonesia dengan lantai yang luas disertai dengan pembagian ruangan yang fleksibel yang dapat disewakan lebih dari luas 100 meter persegi.
Menurut manajemen PT Windas Development, Trinity Tower menawarkan lantai khusus yang bernama Sakura Floor di mana pada lantai ini penyewa tidak perlu lagi repot untuk membuat dan mendesain ruang rapat karena telah tersedia area rapat yang dapat dipakai bersama oleh para penyewa.
Mengambil konsep dari salah satu gedung kantor milik Mitsubishi Estate di CBD Tokyo, Jepang, Sakura Floor dengan desain yang mewah dipercaya akan menjadi solusi dan alternatif bagi perusahaan-perusahaan yang mengedepankan efisiensi. (*/DNA)