Selamat Hari Film Nasional, Semoga Kita Bisa Segera ke Bioskop Lagi
Hari Film Nasional diharapkan jadi momentum kebangkitan kembali industri film yang terdampak pandemi. Kerja sama dengan semua pemangku kepentingan perlu dilakukan sehingga masyarakat pun bisa kembali di bioskop lagi.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana studio bioskop yang kosong di Jakarta, Rabu (24/3/2021). Kendati bioskop sudah mulai beroperasi, sebagian masyarakat masih ragu datang karena khawatir dengan Covid-19.
JAKARTA, KOMPAS — Insan film optimistis akan pemulihan industri film setelah lebih dari setahun terdampak pandemi Covid-19. Koordinasi dengan pemerintah dilakukan agar masyarakat kembali mengunjungi bioskop dengan protokol kesehatan. Ini penting karena bioskop jadi kunci distribusi film di Indonesia.
Ketua Asosiasi Produser Film Indonesia (Apofi) Edwin Nazir mengatakan, produksi sejumlah judul film sudah berjalan. Namun, produser masih ragu merilis film di bioskop karena sebagian masyarakat gamang datang ke sana. Padahal, sekitar 90 persen pendapatan industri film berasal dari penjualan tiket bioskop.
”Kami berharap agar Hari Film Nasional jadi momentum kebangkitan kembali film Indonesia. Kami harap orag-orang kembali menonton di bioskop agar ekosistem film berjalan lagi,” kata Edwin saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (30/3/2021).
Selain minim penonton, operasi bioskop juga menghadapi tantangan lain. Operasi bioskop belum optimal karena jumlah penonton dibatasi. Jumlah film dan jam tayang pun terbatas karena aturan jam malam membuat bioskop tutup lebih cepat. Produser memilih menahan film yang akan tayang di bioskop untuk menghindari kerugian.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Kursi-kursi penonton di salah satu bioskop di Jakarta, Rabu (24/3/2021), dibuat berjarak untuk mengantisipasi Covid-19. Selain mengimbau penonton menjaga jarak satu sama lain, penonton juga diminta untuk tidak membuka masker selama berada di dalam studio.
Sejumlah film kemudian ditayangkan di layanan streaming atau over the top (OTT). Kehadiran layanan OTT dinilai baik karena melengkapi ekosistem film, menjangkau lebih banyak penonton, dan memperpanjang usia film. Namun, menurut Edwin, layanan OTT belum bisa menggantikan pendapatan film di bioskop.
Kami berharap agar Hari Film Nasional jadi momentum kebangkitan kembali film Indonesia. Kami harap orag-orang kembali menonton di bioskop agar ekosistem film berjalan lagi.
”Asal semua menerapkan protokol kesehatan yang baik, insya Allah bioskop aman. Hingga kini pun belum ada kluster bioskop. Ini yang kami coba kampanyekan bersama agar warga mulai kembali ke bioskop,” kata Edwin.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana salah satu bioskop di Jakarta, Rabu (24/3/2021) malam. Bioskop kembali dibuka beberapa bulan lalu dengan menerapkan protokol kesehatan.
Hal ini sesuai dengan surat terbuka yang disampaikan insan film kepada Presiden Joko Widodo pada 5 Maret 2021 lewat media sosial. Mereka mengajukan lima permintaan di surat itu. Pertama, stimulus distribusi film dengan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Kedua, kampanye ”Kembali Menonton di Bioskop” yang berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan. Ketiga, keringanan pajak. Keempat, upaya memberantas pembajakan film. Kelima, percepatan vaksinasi bagi pekerja industri film.
Surat ini disampaikan dua pekan setelah insan film mengobrol tentang masa depan industri film di Clubhouse, Sabtu (20/2/2021). Obrolan itu membuahkan hasil. Insan film telah berdiskusi dengan pemerintah untuk membantu industri film.
Vaksinasi juga akan diberikan kepada pelaku industri film. Persatuan Karyawan Film dan Televisi (KFT) telah mendata 2.500 calon penerima vaksin.
Kompas/Priyombodo
Muhammad Yazid (kanan) berlatih gerak bela diri untuk film laga di Studio Piranha Stunt Indonesia, di Depok, Jawa Barat, Jumat (26/3/2021). Muhammad Yazid adalah salah seorang pendiri Piranha Stunt Indonesia. Pandemi Covid-19 yang memukul industri film di Tanah Air berdampak pada para aktor pemeran figuran dan pengganti.
Menurut Ketua Bidang Organisasi dan Jaringan Badan Perfilman Indonesia (BPI) Gunawan Paggaru, Hari Film Nasional jadi momen mengulas kembali capaian industri film selama ini. Tantangan dan rencana masa depan perfilman pun perlu didiskusikan. Untuk itu, insan film berencana mengadakan rapat koordinasi nasional pada April 2021.
”Pandemi memberi kita kesempatan untuk duduk bareng dan memikirkan bagaimana industri film ke depan. Ini butuh keterlibatan semua pemangku kepentingan dan kehadiran negara,” ujarnya.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana studio bioskop yang kosong di Jakarta, Rabu (24/3/2021). Kendati bioskop sudah mulai beroperasi, sebagian masyarakat masih ragu datang karena khawatir dengan Covid-19.
Ketua Asosiasi Editor Film Indonesia (Inafed) Cesa David Luckmansyah mengatakan, industri film di segala zaman selalu menghadapi tantangan. Namun, industri film tetap mampu beradaptasi.
”Saya ingin memaknai Hari Film Nasional sebagai waktu yang tepat untuk bersama-sama melihat lagi film Indonesia. Bukan hanya sebagai industri, tetapi juga media edukasi,” kata Cesa.