Sinkronisasi Perca-Fotografi
Purana selalu berupaya memanfaatkan sisa-sisa kain sebagai bagian dari busana rancangannya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan dan dukungan pada mode berkelanjutan.
Harapan tak putus, kreasi jalan terus. Dari berkarung-karung kain perca, lahir kolaborasi mode dan fotografi sebagai representasi ketangguhan tangan-tangan yang tak menyerah pada situasi.
Nuansa itulah yang terangkum dalam koleksi terbaru musim semi/musim panas keluaran jenama Purana Indonesia. Bertajuk ”Synchonized”, Purana menggandeng fotografer Hakim Satriyo untuk mengetengahkan konsep kolaborasi lintas bidang untuk diaplikasikan di atas kain.
Di samping hasilnya yang menawan, proses menghasilkan corak pada koleksi Synchronized juga terbilang menarik. ”Ini meneruskan tradisi Purana untuk bekerja sama dengan seniman. Saya dan Hakim sudah lama bersahabat dan mengadakan pemotretan bersama sejak tahun 2016. Kali ini saya beri dia tantangan,” ungkap Direktur Kreatif Purana Indonesia Nonita Respati saat peluncuran koleksi tersebut secara virtual, Senin (1/3/2021), di Jakarta Fashion Hub.
Hakim pada dasarnya fotografer potret dan mode yang gemar mengolah foto bergaya hitam putih. Tantangan pertama yang dia hadapi adalah membuat foto berwarna, sesuai dengan ciri khas rancangan Purana yang penuh warna dan jenaka. Berikutnya dia diberi berkarung-karung kain perca yang tersimpan di tempat kerja Purana.
Semula Nonita berpikir untuk menjadikan potongan kain itu sebagai motif kain baru. Namun, cara itu tidak akan menghasilkan cukup banyak kain untuk dijadikan sebuah koleksi utuh.
Dalam koleksi-koleksi sebelumnya, Purana selalu memanfaatkan sisa-sisa kain sebagai bagian dari busana rancangannya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan dan dukungan pada mode berkelanjutan. Agar tidak terlalu banyak membuang sisa kain yang menyumbang pada sampah mode, perca juga dimanfaatkan untuk masker dan bungkus hampers atau hantaran.
Hakim lalu merangkai kain perca itu menjadi komposisi untuk difoto. Hasilnya dipakai sebagai motif kain. ”Saya mengembangkan lagi ide itu dengan mengolah kain-kain itu lebih jauh. Misalnya dengan membekukan kain di lemari es, menyiram dengan minyak, menggoreng, merebus, menciprati dengan cat, menambahkan tanah, bahkan menyobeknya,” tutur Hakim.
Hal-hal kecil yang tidak disengaja ikut terekam dalam pemrosesan kain justru memperkaya motifnya. Contohnya jepitan jemuran yang saat pemotretan digunakan untuk menyambung kain dan ikut terfoto. Ada pula jahitan dalam kain yang terlihat alur benangnya.
Menurut Nonita, bagian dari ”keisengan” Hakim itu menjadi favoritnya. ”Ini semacam menyuarakan kebebasan karya seni dalam mode yang biasanya tampil rapi, serba tertata, dan glamor,” katanya.
Elemen alam
Berbekal keunikan motif itu, Nonita lalu mendesain busana musim semi/musim panas 2021 yang masih bernapaskan busana santai atau leisure wear di atas material rayon viscose yang adem. Ada empat elemen warna yang dihasilkan dari komposisi motif itu, mewakili empat elemen alam, yakni tanah (hijau), angin (putih), api (merah), dan air (biru). Ada dua palet warna tambahan yang memperkaya koleksi ini, yakni neon dan pastel.
Busana santai masih relevan, bahkan menjadi favorit gaya berbusana semasa pandemi Covid-19 ini. Masih mengusung konsep multigaya, beragam potongan yang dirancang dalam koleksi Synchronized mudah dipadupadankan, termasuk dengan koleksi pakaian yang sudah dimiliki sendiri.
Misalnya shirt dress bermotif dasar garis dengan aksen pola-pola foto perca pada saku besar dan bahu hingga lengan dipadukan bahan denim yang berkesan kasual. Shirt dress ini bisa berfungsi menjadi atasan yang dipadukan dengan celana bermotif senada.
Beragam jumpsuit tetap menjadi andalan Purana karena tampilannya yang lebih kasual, untuk pelesir di alam sejenak atau pesta kebun bersama kerabat dekat. Jumpsuit off-shoulder berwarna merah ungu dengan motif penuh memberi kesan yang lebih cerah, sementara jumpsuit berlengan panjang dengan warna hijau zaitun mengesankan tampilan yang lebih lembut. Jumpsuit ini dipermanis dengan tali pada bagian pinggang yang bisa disesuaikan untuk tampilan ketat atau longgar.
Terusan semacam wrap dress yang santai ditampilkan dalam paduan warna dasar putih dengan aksen warna yang lebih tegas agar terlihat dinamis. Dengan bagian bawah yang longgar, tampilannya terlihat sangat santai tetapi modern.
Purana juga mengusung luaran, seperti kimono dress dan summer coat dress yang bisa dipadukan dengan tampilan lain, misalnya dengan jumpsuit atau wrap dress, agar bernuansa lebih formal. Luaran ini mengambil palet warna biru dan putih dengan sedikit aksen kuning pada beberapa bagian sehingga terlihat cerah.
”Kami memilih warna-warna feminin, tetapi tidak girly. Elemen fun tetap dijaga, tetapi tetap ada pilihan untuk penyuka warna kalem,” ujar Nonita.
Tekstur material yang lembut dan flowy atau mengalir jatuh membuat pemakai merasa nyaman dan leluasa bergerak dalam beragam kesempatan. Katun berserat yang ramah lingkungan menjadi pilihan Purana untuk menjaga kenyamanan sekaligus kelestarian.
Persiapan
Busana dengan keterpakaian tinggi menjadi pilihan karya-karya rancangan Purana Indonesia yang diluncurkan semasa pandemi. Sebenarnya ada kerinduan untuk merancang busana yang lebih bergaya, detail, potongan agak rumit, dan fashionable. Namun, pertimbangan keterpakaian saat ini masih menjadi yang utama.
Konsumen akan kesulitan mengenakan pakaian yang rancangannya rumit. Mau dipakai kapan atau mau dipakai ke mana adalah pertanyaan mendasar yang mesti dijawab perancang mode saat ini.
”Pengalaman pada masa awal pandemi mengajarkan kami lebih fokus pada gaya apa yang dibutuhkan, tetapi sekaligus keluar dari tren pajama look yang sudah terlalu marak. Pamor leisure wear belum pudar, terlebih setelah melihat prediksi tren global yang mengindikasikan jenis pakaian ini masih akan bertahan selama beberapa musim ke depan,” ujar Nonita.
Meski masih akan menjadi primadona mode, tak urung mode yang dikreasikan pada musim-musim ini tetap dipersiapkan untuk menyambut berakhirnya pandemi nanti. Sudah ada secercah cahaya di ujung terowongan saat vaksin sudah mulai diinjeksikan untuk menolak virus.
”Kami ingin koleksi ini juga mengambil napas harapan itu. Mari bersiap untuk kembali ke aktivitas seperti sediakala,” katanya.