New Honda CR-V, Tampil Baru dengan Fitur Cerdas
SUV kebanggaan Honda, CR-V, baru menjalani pembaruan. Bukan hanya perubahan minor pada pernik eksterior yang dilakukan Honda, melainkan juga penyematan teknologi keselamatan Honda Sensing. Seperti apa fungsinya?
Perubahan pada New Honda CR-V Prestige tak sekadar pada desain pernik-pernik eksterior saja, tetapi juga memberi sensasi pengalaman baru dalam berkendara. Dengan mobil ini, kini Anda bisa mengendarai mobil tanpa menginjak pedal gas, bahkan menginjak pedal rem, saat dibutuhkan di kondisi tertentu.
Itulah salah satu kandungan teknologi Honda Sensing. Di negara asalnya, Jepang, teknologi ini mungkin sudah familiar bagi pencinta otomotif. Tidaklah demikian di Indonesia. Adrenalin terasa diuji saat mengaktifkan fitur adaptive cruise control ini.
Serasa tak percaya bagaimana mobil akan secara otomatis menyesuaikan kecepatan dengan kendaraan di depannya, meski kecepatan mobil sudah kita set untuk melaju konstan sebelumnya. Saat mobil di depan melambat, mobil otomatis mengerem. Saat mobil di depan berakselerasi kembali, mobil pun ngegas sendiri untuk menyesuaikan kecepatan dalam jarak aman.
Saat ini, New Honda CR-V Prestige menjadi satu-satunya model sport utility vehicle (SUV)Honda yang memiliki teknologi keselamatan Honda Sensing ini. Selain di All New Accord dan New CR-V, fitur ini juga sudah disematkan pada model premium multi-purpose vehicle (MPV)New Honda Odyssey.
”Ya, boleh dibilang, ini semi-autonomous. Rasakan sendiri teknologinya. Jalan jauh enggak terasa lelah,” kata Yusak Billy, Business Innovation and Sales-Marketing Director PT Honda Prospect Motor, seusai sesi pemotretan New Honda CR-V di Jakarta, Jumat (18/2/2021).
Belum sampai satu bulan sejak diluncurkan, Kompas mendapat kesempatan menguji New Honda CR-V generasi terbaru ini. Selain mengitari tol dalam kota, pengujian dilakukan di tol Jagorawi, Jumat (12/3/2021).
Sebagian fitur Honda Sensing memang lebih terasa manfaatnya di jalan tol. Fitur ini pun begitu mudah dibuka dengan menekan tombol ”Main” di roda kemudi. Semua informasi kemudian tertera pada layar MID (multi-information display).
Selain adaptive cruise control, Honda Sensing juga memiliki fitur Lane Keeping Assist System (LKAS). Ini membantu kemudi untuk menjaga kendaraan tetap berada pada jalur yang terdeteksi. Otomatis, fitur ini memberi sedikit getaran pada roda kemudi dan sinyal visual saat kendaraan terdeteksi keluar dari jalur, yakni saat memotong marka jalan tanpa menyalakan lampu sein.
Untuk merasakan LKAS, menurut pihak Honda, mobil harus melaju di atas 72 km per jam. Saat roda kemudi sedikit demi sedikit menyimpang dari marka jalan, terasa getaran yang memberi sinyal bagi pengemudi. Syaratnya, tentu saja, sensor LKAS mampu mendeteksi marka dan penerangan jalan yang jelas. Masalahnya, garis marka jalan di Indonesia acap kali hilang, misalnya seusai badan jalan diperbaiki atau dilapisi kembali dengan aspal.
Selain LKAS, mobil ini juga dilengkapi fitur Road Departure Mitigation (RDM). RDM secara otomatis aktif saat mobil dinyalakan tanpa perlu menekan tombol tertentu. Fitur ini melengkapi LKAS dengan memberi tindakan koreksi otomatis pada roda kemudi saat terdeteksi mobil keluar dari jalur.
Saat itu, kami memang sengaja berbelok sedikit untuk menginjak marka jalan tanpa menyalakan lampu sein. Otomatis, roda kemudi bergerak sedikit mengarahkan mobil kembali ke jalur yang benar.
Meski bersifat intervensi, semua kontrol masih tetap berada pada pengemudi, karena baik LKAS maupun RDM tidak terasa ”memaksa” mengunci posisi roda kemudi. Fitur ini secara otomatis batal saat lampu sein diaktifkan ke arah perpindahan jalur yang diinginkan pengemudi.
Selanjutnya, seperti digambarkan di atas, kami tergelitik untuk merasakan fitur Adaptive Cruise Control (ACC). Fitur ini mirip dengan cruise control biasa, tetapi memiliki kelebihan karena bersifat adaptif dengan kendaraan di depannya.
Saat berada di tol, kami mengaktifkan cruise control dengan kecepatan konstan 100 km per jam. Mobil terasa berakselerasi menuju kecepatan tersebut. Namun, begitu ada kendaraan di depan, kecepatan kendaraan berkurang dengan sendirinya mulai dari jarak sekitar 20 meter. Disebut adaptif karena kecepatan mobil kemudian menyesuaikan kecepatan mobil di depan.
Awalnya, memang ada sedikit kekhawatiran apabila teknologi ini error sehingga Kompas tetap menjaga posisi kaki di pedal rem, bersiap mengerem manual. Padahal, Honda Sensing ini sudah cukup cerdas untuk benar-benar mengerem bahkan hingga berhenti total, seperti saat kami bertemu kemacetan di tol JORR.
Memang, kewaspadaan tetap harus dijaga saat mengaktifkan fitur ACC, terutama saat ada kendaraan lain berpindah jalur secara mendadak dari kiri atau kanan masuk ke jalur mobil. Honda Sensing terasa perlu waktu mendeteksi manuver mobil lain tersebut untuk kemudian mengurangi sedikit kecepatannya.
Pengalaman ini mengingatkan Kompas saat menguji sedan All New Honda Legend berteknologi swakemudi (autonomous) di Utsunomiya, Jepang, beberapa tahun lalu. Seluruh perjalanan waktu itu sepenuhnya dilakukan dengan fitur swakemudi ini saat diuji di trek khusus milik Honda.
Pemegang kendali
Dengan teknologi masih semi-swakemudi, pengemudi tetap pegang kendali utama. Apalagi, tenaga mesin 1.5 liter dengan turbo pada New Honda CR-V ini cukup besar, yakni 190 PS pada putaran mesin 5.600 rpm dan torsi puncak 240 Nm pada rentang 2.000-5.000 rpm.
Namun, ada satu fitur Honda Sensing yang tidak diperkenankan diuji di jalanan umum, yakni Collision Mitigation Brake System (CMBS). Walau secara otomatis bekerja saat mesin diaktifkan, pihak Honda memperingatkan untuk tidak menguji fitur ini di jalan umum.
CMBS pada dasarnya adalah sistem rem otomatis saat sensor mobil mendeteksi kemungkinan tabrakan dengan obyek di depan mobil, misalnya orang atau kendaraan lain yang menyeberang jalan mendadak.
CMBS didesain untuk setidaknya membantu mengurangi kecepatan kendaraan guna mengurangi dampak benturan yang tak terhindarkan. Memang, CMBS dapat dinonaktifkan dengan menahan tombol pada sisi kanan bawah dasbor. Namun, sayang saja jika tidak diaktifkan, karena sifatnya untuk menjaga keselamatan.
”Teknologi ini bukan untuk semata-mata mencegah kecelakaan, melainkan meminimalkan kecelakaan. Dalam berkendara, tidak boleh bergantung sepenuhnya pada teknologi ini,” kata Billy.
Sistem ini memang tidak mencegah tabrakan atau menghentikan kendaraan secara otomatis. Pengemudi tetap wajib mengoperasikan pedal rem dan roda kemudi secara benar. Kompas sebelumnya pernah menguji CMBS ini pada All New Honda Accord, hampir dua tahun silam, di lintasan tertutup sirkuit pengujian milik Bridgestone di Karawang, Jawa Barat.
Saat itu pengereman otomatis terjadi ketika mobil dibiarkan berjalan tanpa direm mendekati dummy berbentuk mobil di depannya. Jarak yang tersisa antara moncong depan mobil dan dummy tersebut hanya sekitar 7 sentimeter saat mobil berhenti. Setelah hitungan 3 detik, mobil kembali berjalan perlahan sehingga pedal rem harus lekas diinjak pengemudi. Itulah cara kerja CMBS.
Dari tiga varian CR-V saat ini, hanya varian Prestige yang memiliki fitur Honda Sensing. Dengan fitur secerdas ini, harga yang dipasang adalah Rp 577 juta (on the road, Jakarta), atau lebih mahal sekitar Rp 54,5 juta dibandingkan varian New Honda CR-V 1.5 Turbo standar.
Selain Honda Sensing, varian tertinggi Honda CR-V ini juga sudah dilengkapi fitur Remote Engine Start, seperti yang selama ini terdapat pada Honda Civic Hatchback. Berbekal keyless remote, mesin kendaraan dan AC dapat dihidupkan secara otomatis dari jarak sekitar 30 meter.
Ada pula fitur Walk Away Auto Lock yang akan mengunci pintu secara otomatis ketika pengendara berjalan sejauh minimal 1,5 meter dari kendaraan dan wiper depan dengan sensor hujan. Tampilan lebih premium terlihat dari desain bumper dan gril hitam bagian depan dan lampu sein sekuensial.
Sementara di belakang, perubahan terlihat pada desain bumper, kluster lampu belakang yang diberi lapisan gelap (smoked), dan desain dua pipa knalpot. Mobil juga sudah dilengkapi Hands-Free Access Power Tailgate sehingga membuka dan menutup pintu bagasi dapat dilakukan dengan hanya ayunan kaki di bawah bumper belakang. Dari samping, desain velg dengan diameter 18 inci juga berbeda dari generasi sebelumnya.
Bagian interior, dasbor dihiasi desain panel kayu. Head unit model terbaru dengan layar sentuh 7 inci dan dilengkapi berbagai fungsi, termasuk koneksi dengan telepon pintar. Roda kemudi berbalut kulit dilengkapi dengan tombol pengatur audio dan tombol untuk menerima panggilan telepon.