Karya Seni Digital Laku Rp 1 Triliun di Balai Lelang Christie’s
Sebuah ”file” gambar digital berformat jpg karya seniman Beeple ditawar hingga Rp 1 triliun. Pembayarannya pun pakai uang kripto Ether.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebuah karya seni digital—sebuah file jpg—terjual dengan nilai hampir mencapai Rp 1 triliun pada Kamis (11/3/2021) tengah malam waktu Indonesia di balai lelang ternama Christie’s. Ini menandai pertama kalinya sebuah balai lelang besar menjual karya seni yang hanya eksis dalam bentuk digital.
Karya yang diberi judul ”Everydays – The First 5000 Days” adalah sebuah file jpg beresolusi 21.069 piksel x 21.069 piksel, kolase dari 5.000 ilustrasi yang dibuat oleh seniman grafis asal Amerika Serikat berusia 39 tahun, Mike Winkelmann. Bleeper, pseudonim dari Winkelmann, mulai membuat dan mengunggah satu karya grafis digitalnya sejak 1 Mei 2007 dan terus berjalan hingga saat ini.
Jika hanya sekadar file jpg, bukankah mudah untuk menggandakannya dan mendapatkan hasil yang identik? File jpg dari karya Beeple tersebut telah ditokenisasi menjadi sebuah aset kripto, menjadi sesuatu yang disebut NFT atau non-fungible token.
Dengan menjadi NFT, sebuah jaringan blockchain akan saling memastikan keberadaan kepemilikan tersebut. Dengan demikian, keaslian dan kepemilikan suatu aset digital dapat dipastikan.
Jaringan blockchain pada prinsipnya adalah jaringan buku kas atau ledger yang tersebar. Setiap ada transaksi di satu titik jaringan, semua komputer lain juga akan melakukan pencatatan dan verifikasi. Prinsip ini yang dijadikan dasar keberadaan aset kripto, seperti Bitcoin ataupun Ether. Setiap ”keping” tercatat kepemilikannya.
Terjualnya karya Beeple ini memecahkan dua rekor sekaligus dalam dunia lelang seni: Christie’s menjadi balai lelang pertama yang melelang karya seni NFT dan menerima mata uang kripto—dalam hal ini Ether—sebagai pembayaran.
Christie’s menyebut karya Beeple sebagai sebuah karya unik dalam sejarah seni digital. ”Christie’s belum pernah menawarkan sebuah karya seni media baru yang sepenting ini. Membeli seni karya Beeple adalah sebuah kesempatan unik untuk memiliki sebuah ’catatan’ karya seniman digital terdepan dunia,” kata Noah Davis, spesialis Christie’s di bidang post-war & contemporary art.
Menanggapi karyanya yang mendapat tawaran mencapai 69.346.250 dollar AS tersebut, Beeple mengaku tidak bisa berkata-kata. ”Entahlah, saya tidak tahu harus berkata apa. Mungkin Anda harus pakai emoji (untuk menjelaskan perasaan). Ini gila,” kata Beeple.
Christie’s belum pernah menawarkan sebuah karya seni media baru yang sepenting ini. Membeli seni karya Beeple adalah sebuah kesempatan unik untuk memiliki sebuah ’catatan’ karya seniman digital terdepan dunia.
Dengan NFT ini, royalti seniman telah terkunci di dalam kontrak digital tersebut. Beeple akan menerima 10 persen setiap karyanya berpindah tangan setelah penjualan perdana. ”Kelak, momen ini akan dilihat sebagai sebuah bab baru dalam sejarah seni,” kata Beeple.
”Everydays” bukan karya pertama Beeple yang dijadikan NFT. Pada 25 Februari lalu, Beeple juga sukses melelang sebuah karyanya yang berbentuk video berjudul ”Crossroad” dengan nilai 6,6 juta dollar AS (Rp 94,7 miliar) di situs lelang Nifty Gateway.
Sebelum namanya kian meledak akibat nilai karya seninya yang fantastis ini—The New York Times mencatat, nilainya melampaui karya pelukis top seperti Turner dan Goya—Beeple sebetulnya sudah cukup populer di jagat digital dan budaya pop.
Akun Instagram Beeple diikuti lebih dari 1,9 juta orang. Ia juga telah membuat materi visual untuk konser sejumlah pesohor, seperti Justin Bieber, One Direction, dan Katy Perry. Beeple juga pernah berkolaborasi dengan rumah mode Louis Vuitton untuk koleksi musim semi 2019.
Karya NFT semacam ini juga mulai masuk ke arus utama budaya populer. Mulai Selasa (9/3/2021), pendiri Twitter, Jack Dorsey, menokenisasi cuitan pertamanya dan melelangnya. Sejauh ini, penawaran tertinggi mencapai 2,5 juta dollar AS atau sektiar Rp 35,9 miliar.
Penawar tertinggi akan mendapatkan sebuah sertifikat khusus. Cuitan tersebut akan tetap ada di internet dan akan tetap dapat dilihat oleh warganet lain sejauh Dorsey tidak menghapusnya.
Pakar hukum mata uang kripto di Dilendorf Law Firm, New York, AS, Max Dilendorf, mengatakan, setiap pembeli NFT harus memperhatikan ketentuan kontrak yang ada dalam NFT tersebut.
Keberadaan NFT juga kelak akan menambah kompleksitas persoalan asuransi, pajak, dan kekayaan intelektual. Dilendorf meyakini, semua pasar karya seni fisik akan mengalami proses digitalisasi menjadi NFT dalam lima tahun mendatang.