Lonjakan Permintaan Barang Elektronik Selama Pandemi Covid-19 Picu Krisis Cip
Belajar jarak jauh dan bekerja dari rumah menyebabkan permintaan yang besar terhadap gawai. Namun, hasilnya kini dunia menghadapi krisis cip.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lonjakan permintaan konsumen global terhadap barang elektronik di masa pandemi menjadi salah satu pendorong utama terjadinya krisis semikonduktor atau cip elektronik dunia. Berkurangnya pasokan cip ini menyebabkan gangguan produksi dari konsol gim hingga mobil.
Pada Februari lalu, Chief Financial Officer (CFO) Sony Corp Hiroki Totoki meyakini bahwa peningkatan produksi konsol gim PlayStation 5 yang diminati masyarakat terhambat oleh krisis cip dunia.
”Sulit bagi kami untuk meningkatkan produksi PS5 di tengah kelangkaan semikonduktor dan komponen lainnya,” kata Totoki.
Head of Xbox Phil Spencer juga menyatakan bahwa pihaknya telah berusaha memproduksi konsol gim secepat dan sebanyak mungkin untuk memenuhi permintaan masyarakat, tetapi dibatasi suplai cip dari AMD yang terbatas.
”Saya baru berbicara dengan Lisa Su (CEO AMD) dan terus memintanya bagaimana kami bisa mendapatkan cip lebih banyak,” kata Spencer, dalam sebuah podcast.
CEO Apple Tim Cook juga menyampaikan hal senada. ”Penjualan Mac, iPad, dan iPhone 12 mendapat hambatan pasokan komponen. Semikonduktor sedang langka,” kata Cook akhir Januari lalu.
Meski demikian, dampak terbesar dialami para produsen mobil. General Motors (GM), produsen mobil salah satunya merek Chevrolet, mengumumkan penghentian produksi mobil pada sejumlah pabriknya hingga selama satu bulan hingga pertengahan Maret ini.
Hal ini disebabkan cip yang dibutuhkan sistem elektronik pada mobil—untuk power-steering misalnya—tidak tersedia. GM meyakini bahwa kelangkaan ini akan mengurangi profit tahunan GM hingga 2 miliar dollar AS (Rp 28,7 triliun).
Rival GM, Ford, juga menyatakan bahwa hal ini akan mengurangi kemampuan produksinya hingga 10-20 persen. Produsen Jepang, Honda dan Nissan, menyatakan akan mengurangi target penjualannya pada 2021 sebesar 100.000 dan 150.000 kendaraan.
CEO AMD Lisa Su, yang prosesornya digunakan oleh Sony dan Microsoft untuk konsol gim masing-masing, mengakui bahwa kelangkaan setidaknya akan terjadi hingga pertengahan 2021. ”Industri kami memang tampaknya harus meningkatkan kapasitas produksi secara keseluruhan,” kata Su.
Produksi cip dunia memang sangat terbatas. Perusahaan semikonduktor, seperti Qualcomm dan AMD, hanya mendesain cip dan tidak memproduksinya sendiri, produksinya dilakukan oleh perusahaan foundries, seperti TSMC Taiwan ataupun Samsung.
Akar persoalannya diyakini karena pandemi Covid-19. Di awal pandemi, banyak produsen mobil yang mengurangi pesanan cip.
Di sisi lain, perusahaan teknologi membutuhkan cip lebih banyak akibat melonjaknya kebutuhan akan komputer dan gawai di masa pandemi. Ketika permintaan mobil mulai meningkat, para produsen mobil pun harus rela menunggu ketersediaan.
”Ketika peningkatan permintaan mobil muncul lebih cepat dibandingkan yang diperkirakan, para produsen mobil ini harus antre,” kata Gaurav Gupta, analis pasar semikonduktor Gartner kepada CNBC.
Produksi cip dunia memang sangat terbatas. Perusahaan semikonduktor, seperti Qualcomm dan AMD, hanya mendesain cip dan tidak memproduksinya sendiri, produksinya dilakukan oleh perusahaan foundries, seperti TSMC Taiwan ataupun Samsung.
Penjualan komputer meningkat 4,8 persen pada 2020 menjadi 275 juta unit. Consumer Tech Association, asosiasi industri gawai di AS, menyatakan bahwa 2020 adalah tahun terbesar bagi mereka; penjualan gawai mencapai 442 miliar AS.
Terjadinya kelangkaan cip dunia ini bahkan membuat Presiden AS Joe Biden untuk mendesak Kongres untuk menyediakan dana 37 miliar dollar AS (Rp 531,7 triliun) untuk meningkatkan proses produksi cip di AS.
”Kami akan bekerja sama dengan para pemimpin industri semikonduktor untuk menyelesaikan kelangkaan ini. Kongres telah mengesahkan undang-undang untuk meningkatkan produksi chip dalam negeri, tetapi tetap butuh dana sebesar 37 miliar dollar AS untuk menerapkannya. Saya akan mendorong hal ini,” kata Biden akhir Februari lalu.
Produk baru
Meski demikian, krisis ini tidak membuat sejumlah perusahaan untuk menahan mengeluarkan produk baru. Qualcomm Indonesia, misalnya, pada Senin (8/3/2021), memperkenalkan chipset flaghsip terbarunya, Snapdragon 888.
Senior Manager Business Development Qualcomm Dominikus Susanto mengatakan, chipset terbaru ini akan 25 persen lebih kencang dibandingkan pendahulunya, yakni Snapdragon 865.
Seperti yang diketahui, ponsel kelas atas, seperti Asus ROG Phone 3, Xiaomi Mi 10, dan Samsung Galaxy S20 versi global, menggunakan chipset ini.
Cip CPU (central processing unit atau prosesor) Snapdragon 888 diyakini akan 25 persen lebih cepat dibandingkan Snapdragon 865 sekaligus 25 persen lebih irit konsumsi dayanya.
Hal ini disebut Susanto karena Qualcomm sudah menggunakan teknologi fabrikasi 5 nanometer (nm). ”Ini bisa membuat performa yang tinggi, tetapi dari sisi penggunaan daya itu lebih hemat,” kata Susanto.
Adapun cip GPU Adreno 660 (graphic processing unit) pada Snapdragon 888 dijanjikan akan 35 persen lebih cepat mengolah gambar ketimbang Adreno 650 yang ada pada Snapdragon 865. Cip GPU ini juga akan lebih irit hingga 35 persen dibandingkan pendahulunya tersebut.
Produsen prosesor dan GPU asal AS, AMD, pun pada pekan lalu mengumumkan kartu grafis terbarunya, Radeon RX6700XT. AMD merilis kartu grafis di tengah tingginya permintaan konsumen terhadap produk baru.
Saking tingginya permintaan ini, Nvidia dikabarkan akan memperkenalkan kembali produk generasi lama. PCWorld mengonfirmasi bahwa Nvidia akan kembali merilis GeForce RTX 2060 dan GTX 1050Ti. RTX 2060 diperkenalkan pada Januari 2019, sedangkan GTX 1050ti diluncurkan pada Oktober 2016. (REUTERS)