Insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau PPnBM dari pemerintah yang diberlakukan sejak 1 Maret 2021 mulai memberi dampak pada penjualan mobil Suzuki. Peningkatan langsung terlihat empat hari terakhir ini.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau PPnBM dari pemerintah yang diberlakukan sejak 1 Maret 2021 mulai memberi dampak pada penjualan mobil. Suzuki, yang menyertakan dua jenis mobil penumpangnya dalam program ini, melihat tren penjualan produk mereka sudah meningkat.
”Data (penjualan) di empat hari bulan Maret ini memperlihatkan ada kenaikan 40 persen dibandingkan bulan Februari. Kami memproyeksikan hingga Desember peningkatannya sebesar 20 persen. Secara volume berkisar di angka 6.250 unit per bulan,” kata Dony Ismi Saputra, Direktur Pemasaran Roda Empat PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Kamis (4/3/2021).
Diskon PPnBM sebesar 100 persen berlaku selama tiga bulan sejak 1 Maret hingga 31 Mei 2021. Berikutnya, diskon dikenakan sebesar 50 persen pada periode Juni-Agustus 2021 dan 25 persen pada September-November 2021 (Kompas.id, 2/3/2021).
Potongan pajak ini berlaku bagi mobil dengan mesin berkapasitas di bawah 1.500 cc, berpenggerak roda 4x2, dan memiliki kandungan lokal minimum 70 persen. Dari kriteria itu, pemerintah telah menetapkan ada 21 jenis mobil baru dari enam perusahaan yang mendapat insentif ini. Suzuki menyertakan seri XL7 dan New Ertiga. Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Perindustrian, kandungan lokal XL7 adalah 71,5 persen dan New Ertiga 70,5 persen.
Menurut Dony, potongan pajak ini akan dimanfaatkan oleh calon konsumen yang sebelumnya mengurungkan niat membeli mobil terkait pandemi. ”First car buyer ini yang sebelumnya menunda membeli mobil karena banyak yang terdampak pandemi. Insentif (PPnBM) diharapkan memicu mereka memutuskan membeli mobil pertamanya. Harapannya, terjadi efek bola salju, ada pembelian sehingga industri bisa berjalan dan perekonomian membaik,” lanjutnya.
Di sisi lain, insentif PPnBM untuk pembelian mobil baru ini dipercaya belum memengaruhi penjualan mobil bekas. Hendro Kaligis, Head of Business Development PT SIS, mengatakan, mobil bekas dan mobil baru punya segmen pasar masing-masing. ”Apalagi sekarang ini sudah mulai mendekati Idul Fitri. Biasanya penjualan mobil bekas akan naik,” kata Hendro.
Berdasarkan pantauan Hendro di tiga cabang Auto Value (layanan jual beli mobil bekas Suzuki Indonesia) di Jakarta, permintaan konsumen menukar mobil bekasnya dengan mobil baru naik hingga 100 persen dalam tiga hari terakhir. ”Dari sisi penjualan mobil bekasnya belum terlihat penurunan,” ujarnya.
Dengan dorongan insentif pajak tersebut, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memproyeksikan sebanyak 750.000 mobil baru akan terjual pada tahun ini. Proyeksi itu lebih tinggi dibandingkan pencapaian pada 2020 yang sebanyak 532.027 unit di tingkat wholesales (dari pabrik ke dealer) dan 578.327 unit di tingkat ritel.
Suzuki optimistis menyumbang 13 persen dari target Gaikindo itu atau setara dengan 97.500 kendaraan. Angka itu lebih tinggi dibandingkan penjualan sepanjang 2020. Tahun lalu, Suzuki menjual 66.130 mobil di tingkat wholesales dan 72.389 unit di tingkat ritel. Tiga mobil dengan penjualan tertinggi adalah New Carry Pick Up, XL7, dan New Ertiga.
Strategi berbeda
”Memasuki 2021, kami menerapkan strategi yang agak berbeda. Di semester pertama, kami menyegarkan tampilan kendaraan niaga yang sudah dilakukan pada New Carry di akhir Januari lalu. Di semester kedua, kami akan menyegarkan lini produk kendaraan penumpang,” lanjut Dony tanpa menyebutkan jenis-jenis kendaraan yang dimaksud.
Dia menegaskan, Suzuki akan fokus menjual produk mobil yang diproduksi di Indonesia. Suzuki memiliki empat pabrik di Indonesia: dua di Tambun, Bekasi; satu di Cikarang, Bekasi; dan satu lagi di Cakung, Jakarta Utara. Kapasitas produksi mobil mereka mencapai 240.000 unit per tahun.
Selain memenuhi pasar dalam negeri, PT SIS juga menargetkan meningkatkan ekspor mobil mereka. Pada 2020, Suzuki Indonesia mengekspor 45.188 mobil baik rakitan maupun utuh ke 53 negara, mayoritas di Asia. Mobil yang paling banyak diekspor adalah All New Ertiga sebesar 43,3 persen.
”Target 2021 cukup optimistis. Kenaikan ekspor sekitar 30 persen, yang berarti di kisaran 66.500 mobil. Kami juga mencoba memenetrasi pasar di negara baru, yaitu Paraguay, Yaman, Irak, dan Sudan,” kata Apriyanto, Assistant to Production Planning Control Department Head PT SIS.
Produk sepeda motor Suzuki, lanjut Apriyanto, juga akan diekspor ke 35 negara. Suzuki mengisyaratkan akan mengembangkan sepeda motor listrik untuk kebutuhan pasar domestik dan luar negeri. Namun, sebelum rencana itu terungkap ke publik, pabrikan ini akan menyegarkan seri GSX terlebih dulu.
”Kemenangan tim Suzuki Ecstar di ajang MotoGP juga ikut mengangkat antusiasme publik. Kami telah mengeluarkan seri terbaru GSX-R. Nanti akan ada gimmick baru lagi di model GSX,” kata Yohan Yahya, Assistant to Two Wheels Sales and Marketing Department Head.