Masyarakat Tergoda Membeli Mobil karena Diskon Pajak
Membeli mobil bagi sebagian masyarakat bukan kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Namun, stimulus dari pemerintah berupa diskon pajak barang mewah mulai menggoda masyarakat untuk membeli mobil dengan harga terjangkau.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Papan reklame promo penjualan mobil dengan latar beberapa mobil baru di salah satu dealer di Jakarta Selatan, Selasa (2/3/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Membeli mobil bagi sebagian masyarakat sebenarnya bukan kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Namun, stimulus dari pemerintah berupa diskon pajak barang mewah untuk mobil baru mulai menggoda masyarakat untuk mewujudkan keinginan membeli kendaraan roda empat.
Pemerintah resmi memberikan diskon 100 persen atau meniadakan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mulai 1 Maret hingga 31 Mei 2021. Selanjutnya, menerapkan diskon 50 persen pada periode Juni-Agustus 2021, dan 25 persen pada periode September-November 2021.
Relaksasi pajak ini berlaku bagi mobil berkapasitas di bawah 1.500 cc, sedan, penggerak roda 4 x 2, dan memiliki kandungan lokal minimal 70 persen. Mobil yang mendapatkan diskon pajak ini meliputi 21 tipe mobil baru dari berbagai varian, seperti Avanza keluaran Toyota, Mobilio milik Honda, hingga Mitsubishi Expander.
Mengetahui relaksasi tersebut, pekerja lepas di Tangerang, Sebian Adi, mulai mempertimbangkan untuk membeli mobil baru kendati tidak mendesak. Walau ia menginginkan mobil berkapasitas 2.500 cc yang nyaman dipakai sekalipun dalam kecepatan tinggi seperti mobilnya sekarang, diskon pajak kali ini dinilai sayang untuk dilewatkan.
”Awalnya, saya tidak tertarik karena saya pikir mobil-mobil mini. Ternyata ada Mitsubishi Xpander dan sedan Toyota Vios juga. Ini membuat saya tertarik,” katanya saat dihubungi Kompas, Selasa (2/3/2021).
Dengan tidak adanya pajak, Sebian bisa membeli harga mobil sedan Vios seri terbaru dan tertinggi senilai sekitar Rp 280 juta setelah diskon sekitar Rp 65 juta.
Guru sekolah swasta di Papua seperti Refalina juga tertarik membeli mobil untuk keluarganya di Jawa dengan adanya diskon pajak tersebut. Namun, ia masih menimbang-nimbang untuk membeli mobil baru atau bekas. Pasalnya, ketika harga mobil baru turun, mobil bekas juga akan turun.
”Sebenarnya enggak butuh cepat juga. Tetapi, kalau ternyata harga sekarang bisa jauh lebih murah, baik baru atau bekas, kenapa enggak beli sekarang, toh?” ujarnya saat dihubungi secara terpisah.
Antusiasme masyarakat untuk mencari tahu harga mobil baru setelah dikenakan pajak nol persen juga ditangkap dealer mobil Toyota terbesar, Auto2000, di bawah PT Astra international-Toyota Sales Operation.
Cahaya Fitri Tantriani, CSD and Marketing Communication Head Auto2000, kepada Kompas mengatakan, animo masyarakat yang tinggi terlihat dari banyaknya pertanyaan yang masuk, baik ke cabang Auto2000 maupun call center, media sosial, dan laman Auto2000 digiroom.
Kompas/Priyombodo
Deretan mobil bekas yang ditawarkan di Mobil 88 Bintaro, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (2/3/2021).
”Melalui call center saja dalam waktu satu hari kemarin kami menerima lebih dari seratus telepon untuk menanyakan harga kendaraan yang mendapat insentif penurunan tarif PPnBM,” katanya.
Untuk merek Toyota, setidaknya ada lima model mobil yang banyak dicari, yaitu Avanza sebagai favorit masyarakat untuk MPV, lalu Rush, Yaris, Sienta, dan sedan Toyota Vios.
Mereka juga memfasilitasi pelanggan dengan sistem terintegrasi secara nasional yang sudah terdigitalisasi. Pelanggan bisa membeli mobil secara langsung di showroom atau daring melalui sistem digital dan menggunakan metode pembayaran tunai atau kredit, sesuai kondisi finansial.
”Kami juga memberikan beragam promo dan kemudahan pembelian agar masyarakat segera memanfaatkan momentum ini. Harapannya, apa yang menjadi tujuan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian dengan mendongkrak konsumsi masyarakat dapat tercapai,” tuturnya.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto memastikan kebijakan diskon pajak tersebut sudah berjalan di seluruh Indonesia. Dengan demikian, harga mobil-mobil tertentu dapat turun sehingga lebih terjangkau oleh masyarakat.
Tahun ini, Gaikindo memproyeksikan 750.000 unit mobil baru akan terjual. Proyeksi ini lebih tinggi dari capaian di 2020 yang sebanyak 532.027 unit untuk penjualan mobil wholesale (dari pabrik ke dealer) dan sebanyak 578.327 unit untuk penjualan mobil ritel dari dealer ke konsumen.
”Jika penjualan dapat meningkat, produksi mobil, pabrik-pabrik komponen, dan bisnis pembiayaan, serta asuransi dapat bekerja normal kembali,” ujarnya.