Tips Menyembuhkan Patah Hati
Perasaan patah hati tidak perlu diratapi hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Meskipun tidak mudah, bangkit dari depresi akibat patah hati bukan berarti sesuatu yang mustahil.

JAKARTA, KOMPAS — Patah hati tidak selamanya harus dikonotasikan negatif. Tidak semua orang punya kesempatan melatih diri menghadapi kehilangan akibat patah hati. Tak perlu jampi-jampi, memaafkan pasangan bisa menjadi obat yang baik untuk menyembuhkan patah hati.
Pertengahan tahun 2017, Fauzi (26) pernah merasa terpuruk. Karyawan swasta asal Bekasi, Jawa Barat ini harus merelakan kekasihnya menikah dengan pria lain. Yang lebih menyakitkan, Kabar itu bukan dia dengar dari mulut sang pacar, melainkan dari salah satu kawan.
”Kebetulan teman ngabarin kalau mantan gue ngajuin cuti menikah. Malam itu juga gue langsung keluar rumah tanpa arah. Pulang-pulang jam 03.00 pagi. Kacau rasanya,” ungkapnya saat dihubungi Sabtu (27/2/2021) siang.
Selama sekitar enam bulan berpacaran, hubungan keduanya berjalan baik-baik saja. Walaupun keduanya tinggal berjauhan. Fauzi tinggal di Bekasi, sementara sang mantan berada di Jepara, Jawa Tengah. Meski begitu, sejak awal keduanya berikrar untuk menjalin hubungan yang serius.

Tiga bulan sebelum pisah, komunikasi mereka mulai tak beraturan. Si mantan saat itu sering menghilang tanpa pesan. Beberapa kali telepon Fauzi juga tidak diangkat. Perasaan curiga waktu itu pernah mendorong Fauzi untuk mendatangi rumah mantannya. Sialnya, Fauzi tidak mengetahui alamatnya.
”Aku sempat ajak orangtua buat silaturahmi ke rumahnya. Tapi pas kami di perjalanan dia tidak bisa dihubungi. Akhirnya kami cuma sampai Semarang, Jawa Tengah, terus pulang lagi. Orangtua udah firasat buruk waktu itu,” ungkapnya.
Baca juga: Sakitnya Patah Hati
Alih-alih permintaan maaf, Fauzi bahkan belum pernah mendengar penjelasan apa pun dari sang mantan. Kabar terakhir yang dia dengar, si mantan sudah memiliki momongan.
”Seenggaknya penjelasan dari dia sudah gue anggap sebagai permintaan maaf. Sayangnya enggak ada sampai sekarang,” ungkapnya.
Kebetulan teman ngabarin kalau mantan gue ngajuin cuti menikah. Malam itu juga gue langsung keluar rumah tanpa arah. Pulang-pulang jam 03.00 pagi. Kacau rasanya.
Setelah ditinggal menikah, hari demi hari dijalani Fauzi dengan sunyi. Pikirannya sering kali kosong, termasuk ketika bekerja. Atasannya bahkan kerap menegurnya karena kesalahan-kesalahan administrasi yang dia lakukan.
Pada titik tertentu, Fauzi juga sempat mengutuk dirinya sendiri. Dia menganggap kandasnya hubungan percintaan itu adalah karena dia tidak mampu membahagiakan pasangannya.
”Sering waktu itu di kamar gue teriak-teriak sendiri, banting-banting pintu sampai mukul-mukul guling,” kenangnya.
Butuh waktu setidaknya satu tahun bagi Fauzi untuk bangkit dari keterpurukan. Meski, menurut dia, tidak mudah, toh bukan sesuatu yang mustahil. Fauzi kini sudah kembali membuka diri dengan perempuan lain, meskipun belum sampai jenjang yang lebih serius.

Gita, mahasiswa di Yogyakarta dengan Sertifikat Kesehatan Hati dan Pikiran di tangan yang menandai dia sudah bisa move on dari patah hati. Ia hadir di Festival Melupakan Mantan 2020. Acara diadakan di Yogyakarta, Kamis (13/2/2020).
Menurut Fauzi, waktu tidak cukup untuk menyembuhkan patah hati. Butuh banyak hal untuk bisa bangkit lebih cepat. Salah satu cara yang dilakukan Fauzi adalah dengan lebih mendekatkan diri pada ilahi. Beberapa kali Fauzi juga meminta ceramah-ceramah dari ustaz agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Pada saat yang bersamaan, Fauzi juga kerap mencurahkan perasaan kepada beberapa teman dekatnya. Tujuannya agar beban yang dia rasakan bisa berkurang secara perlahan. Cara lain yang dilakukan Fauzi adalah dengan menyibukkan diri bersama teman-temannya. Dengan begitu dia tidak melulu merasa kesepian.
”Barang-barang dari dia kayak jaket atau jam tangan gue kasih ke teman-teman. Foto juga pada gue hapus,” katanya.
Baca juga: Pandai Mengelola Patah Hati
Empat tahun terakhir, Rosa (27), bukan nama sebenarnya, sudah merasakan dua kali rasanya patah hati. Patah hati pertama dia alami dengan pasangannya karena masalah prinsip. Butuh tiga bulan bagi Rosa untuk bangkit dari rasa patah hatinya tersebut.
”Hampir setiap hari nangis waktu itu. Pacarku waktu itu baik banget jadi sulit dilupakan,” kata karyawati swasta asal Jakarta Pusat ini.
Salah satu cara yang dilakukan Rosa untuk bangkit saat itu adalah dengan bercerita kepada teman-temannya. Dari situ, lama-kelamaan Rosa bisa melupakan sang mantan dengan mantap setelah memahami keduanya tidak mungkin bersama. Terlebih saat sang mantan memutuskan untuk menikah, satu tahun setelah hubungan mereka kandas.

Pengunjung di Festival Melupakan Mantan 2020 yang digelar di Yogyakarta, Kamis (13/2/2020) sore hingga malam. Di festival itu pengunjung diajak bergembira dan melupakan kesedihan karena putus cinta.
Kini, Rosa kembali merasakan sakit hati dengan kekasih barunya. Bedanya, mereka saat ini masih bersama. Sakit hati yang dipicu Rosa karena kesalahan yang diperbuat oleh sang pacar. Meski begitu, Rosa memilih bungkam dan berharap ada jalan keluar terbaik.
”Saya enggak suka konflik, makanya saya pendam. Sudah hampir setengah tahun ini,” ungkapnya.
Tak selalu negatif
Psikolog Klinis sekaligus Pendiri dari Soul Society Indonesia, I Dewa Gede Udayana, mengatakan, patah hati adalah keadaan seseorang kehilangan secara emosional yang menghancurkan. Patah hati terjadi ketika seseorang atau sesuatu yang dicintai hilang.
”Orang-orang yang kehilangan pacarnya tidak hanya kehilangan orangnya. Tapi juga kebiasaan yang pernah dilakukan,” ungkapnya dalam Webinar How to Heal a Broken Heart When Relationship Ends yang diselenggarakan Ruang Berproses, Jumat (26/2/2021) malam.
Orang-orang yang kehilangan pacarnya tidak hanya kehilangan orangnya. Tapi juga kebiasaan yang pernah dilakukan.
Menurut dia, hal ini dapat menimbulkan rasa stres yang mendalam hingga berpengaruh pada perasaan emosional dan fisik. Setiap orang punya waktu yang berbeda-beda untuk menyembuhkan patah hatinya. Bisa hitungan hari hingga tahun.
Selain hal-hal negatif yang menyertai perasaan sakit hati, ada hal positif yang bisa diperoleh saat seseorang merasakan patah hati. Pertama, dia memiliki kesempatan untuk belajar merelakan.
”Dari kecil kita tidak pernah dididik untuk merelakan. Ketika patah hati seseorang jadi bisa belajar tentang itu,” kata pria yang akrab dipanggil Ude ini.
Selanjutnya, orang yang mengalami patah hati juga akan menyadari bahwa semua hal tidak harus sesuai dengan keinginan dirinya. Di samping itu, seseorang juga bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam hubungan selanjutnya.
Dengan patah hati, seseorang juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendamping yang jauh lebih baik. Di sisi lain, patah hati juga bisa membuat seseorang belajar untuk lebih mencintai dirinya sendiri.
”Ketika pacaran, orang kadang sering lupa dengan apa yang dia gemari. Dengan patah hati mungkin seseorang bisa lebih menemukan dirinya yang sebenarnya,” tambahnya.

Pesan-pesan untuk sang mantan di tempel di sebuah papan di acara Festival Melupakan Mantan 2020 yang digelar di Yogyakarta, Kamis (13/2/2020) sore hingga malam. Di festival itu pengunjung diajak bergembira dan melupakan kesedihan karena putus cinta.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan pada tahap awal patah hati. Pertama, mengalihkan pikiran terhadap hal-hal yang mampu mengingatkan pada kenangan masa lalu. Kedua, hentikan komunikasi ke pasangan, baik langsung maupun tidak langsung.
”Komunikasi tidak langsung, misalnya saat kita menyukai foto pasangan di Instagram atau ada dalam satu room webinar bersama,” katanya.
Terakhir, menghapus semua foto, teks atau hal-hal lain yang berkaitan dengan pasangan. Jika tidak, hal ini sangat berpotensi mengingatkan kenangan masa lalu dengan pasangan.
Pada level selanjutnya, seseorang yang mengalami patah hati harus segera menerima kenyataan bahwa hubungannya telah berakhir. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan bercerita kepada orang yang dipercaya perihal masalah yang dialami. Habiskan juga waktu bersama orang-orang yang positif dan suportif agar bisa cepat bangkit.
”Coba juga untuk memaafkan orang yang telah menyakiti kita supaya lega. Maafkan juga diri sendiri yang mungkin melakukan masalah di masa lalu,” ujar Ude.