Warga Antisipasi Penularan dengan Mengenakan Masker Rangkap Dua
Warga makin terbiasa memakai paduan masker medis dan masker kain saat aktivitas sehari-hari. Cara itu dasadari untuk meningkatkan proteksi diri di tengah penularan virus yang kian meluas.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pandemi Covid-19 menambah kewaspadaan sebagian orang, sehingga mereka mengenakan masker rangkap dua saat berkegiatan di luar rumah. Penggunaan masker seperti ini diyakini dapat meningkatkan proteksi diri di tengah penularan virus korona yang makin meluas.
Sebagian orang di Jakarta mulai mengombinasikan penggunaan masker medis dengan masker kain untuk kegiatan sehari-hari. Mereka merujuk pada berbagai referensi yang menyebut pemakaian masker dobel itu bisa lebih efektif mencegah penularan Covid-19.
Kartika Adya (31), pekerja di Menteng, Jakarta Pusat, mengenakan masker medis yang dilapis lagi dengan masker kain setelah sempat menelusuri topik terkait pengaplikasian masker dobel di media sosial Twitter. Dia membaca utas dari seorang dokter soal publikasi terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Utas tersebut membahas paduan masker medis dan masker kain dapat meningkatkan proteksi penularan Covid-19.
"Setelah saya baca, masuk akal juga sih. Saya pakai masker dobel untuk lokasi tertentu saja yang kira-kira berisiko penularan," ujar Kartika, Rabu (24/2/2021).
Kartika merujuk bacaan dari CDC AS yang dipublikasikan pada 13 Februari 2021. Laporan yang berjudul "Improve How Your Mask Protect You" itu menyebut sejumlah prasyarat penting tentang efektivitas kerja masker. Ada dua poin penting yang mesti terpenuhi, yakni masker terpasang dengan baik dan ketat di wajah, serta lapisan masker yang mampu mencegah droplets atau percikan dari mulut.
Laporan tersebut merinci cara menambah proteksi itu dengan penggunaan masker bedah dan masker kain secara bersamaan. Berdasarkan hasil simulasi, paduan kedua macam masker itu meningkatkan kemampuan filtrasi dari droplets hingga lebih dari 90 persen.
Direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular AS, Anthony Fauci, mendorong agar publik mengaplikasikan kombinasi masker medis dan masker kain tersebut. Menurut dia, riset dari CDC AS menjadi laporan resmi pertama yang menggunakan masker secara dobel.
"Tidak ada yang salah dengan penggunaan masker dobel. Saya sendiri sering pakai masker dobel," ujar Fauci seperti dilaporkan The Guardian, 10 Februari.
Sebagian orang juga kian terbiasa mengenakan masker medis yang dilapis dengan masker kain. Lilik Rahayu (46), pegawai Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ini rutin mengenakan dua lapis masker serta pelindung wajah sejak akhir tahun 2020.
Dia menyadari penggunaan masker berlapis-lapis itu sebagai langkah kewaspadaan. "Yang satu, kan, masker scuba satu lapis, terus lapis kedua ditambah dengan masker 3 ply (tiga lapis), lalu pakai face shield (pelindung wajah), juga untuk menghindari paparan droplets ke wajah," ucapnya.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, pengaplikasian masker dobel hanya efektif untuk penggunaan masker medis yang dilapis lagi dengan masker kain. Meski begitu, dia menekankan, pemakaian masker medis dengan benar masih lebih baik daripada tidak pakai masker sama sekali.
"Sebaiknya memakai masker di semua tempat umum, ketika bersama dengan siapapun yang tidak tinggal bersama, termasuk di rumah sendiri. Apalagi saat merawat orang yang terkena Covid-19, proteksi masker harus benar-benar pasti," ugkapnya.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban pun memandang, penggunaan masker dobel sebagai bentuk kewaspadaan publik. Menurut dia, kondisi itu menandakan warga meyakini masker sebagai sarana perlindungan yang substansial.
Penggunaan masker dobel mungkin ideal untuk lokasi yang berisiko tinggi terhadap penularan Covid-19. "Namun, tidak harus memakai dua masker setiap saat. Kuncinya adalah memakai masker yang pas untuk menutup area hidung dan mulut sepenuhnya," ujar Zubairi.
Kewaspadaan serupa juga terjadi di Amerika Serikat. Tara Parker-Pope, kolumnis The New York Times, melihat penggunaan masker berlapis juga menjadi kecenderungan warga di sana baru-baru ini. Manfaat pakai masker berlapis adalah untuk menguatkan kerapatan masker di mulut. Tara sendiri juga kerap pakai masker berlapis saat di angkutan umum.
Lindsey Marr, ahli teknik sipil dan lingkungan Institut Politeknik Universitas Negeri Virginia, Amerika Serikat, bersama tim turut meneliti 11 jenis bahan-bahan untuk masker. Hasil penelitiannya itu menyatakan masker kain tiga lapis cukup efektif untuk mencegah masuknya partikel virus yang mungkin dapat menyebabkan paparan Covid-19.
Marr juga membagikan sejumlah tips agar masker bisa melindungi lebih baik. Pertama, beri lapisan tambahan masker dengan tisu atau bahan tipis serupa. Pada jenis masker bedah, misalnya, dia menyarankan lapisan tambahan seperti kertas filter untuk kopi, atau bahan serupa yang sekiranya cukup nyaman untuk pernapasan.
Dia pun menganjurkan penggunaan masker yang talinya dilingkarkan di kepala atau head loop. Masker tersebut dinilai lebih nyaman dibandingkan masker ear loop yang talinya dikaitkan di telinga.
"Masker berjenis ear loop bakal lebih melelahkan telinga jika dipakai berjam-jam. Hal itu juga menyebabkan posisi masker banyak goyang, sehingga kurang memproteksi secara efektif," ujarnya seperti dilaporkan The New York Times.